Liga Arab Dan Uni Eropa Desak Israel Akhiri Blokade Gaza -->

Liga Arab Dan Uni Eropa Desak Israel Akhiri Blokade Gaza

Admin
Jumat, 02 Maret 2012
Islamedia - Sekretariat jenderal Liga Arab, Kamis (1/3) menuntut komitmen Zionis untuk menghapuskan blokade terhadap Jalur Gaza.

Ia menegaskan, pentingnya penghapusan blokade Gaza dengan membuka seluruh perlintasan di sekitar Gaza yang hingga saat ini masih ditutup Zionis.


Dalam laporan yang dikeluarkan oleh badan PBB untuk Palestina, OCHA menyebutkan, blokade di Gaza tidak manusiawi dan merupakan pelanggaran terhadap masalah kemanusiaan dan undang-undang internasional serta kesepakatan Jenewa.

Israel telah bertindak sendiri, Ia meninggalkan Gaza dan menerapkan hukuman pada Gaza yang menyebabkan krisis kemanusiaan serta prikehidupan yang sangat mencekik. Israel yang bertanggung jawab atas semua ini, ungkapnya.

Sementara itu Kepala Misi Uni Eropa di timur al-Quds (Yerusalem) dan kota Ramallah, juga menyeru Israel untuk mengakhiri blokade atas Jalur Gaza.

Dalam kunjungan pertama mereka ke Gaza pada tahun 2012, misi Uni Eropa baru-baru ini bertemu dengan delegasi dari organisasi internasional, masyarakat sipil, perempuan, dan sektor swasta. Mereka juga bertemu dengan perwakilan dari komunitas nelayan Gaza di pelabuhan dan mengunjungi proyek yang didanai oleh Uni Eropa dan negara anggotanya.

Setelah kunjungan tersebut, mereka menyerukan upaya-upaya lebih lanjut dan tindakan untuk mencapai perubahan mendasar dalam kebijakan Israel yang memungkinkan untuk rekonstruksi dan pemulihan ekonomi di Jalur Gaza, termasuk menghidupkan kembali aktivitas ekspor.

"Uni Eropa menegaskan kembali seruannya untuk pembukaan langsung, berkelanjutan, dan tanpa syarat atas jalur penyeberangan bagi aliran bantuan kemanusiaan, barang komersial, dan warga ke dan dari Gaza", pernyataan tersebut menambahkan.

Denmark, Belgia dan Swedia menandatangani perjanjian untuk pengoperasian kantor konsuler bersama Uni Eropa di Gaza.

Israel memberlakukan blokade di Jalur Gaza pada Juni 2007 setelah gerakan Hamas yang terpilih secara demokratis, mengambil alih pemerintahan di wilayah itu. Tindakan brutal ini berdampak buruk pada situasi kemanusiaan dan ekonomi di Gaza dan telah mengubah kawasan itu menjadi penjara terbesar di dunia.[ifp/republika]