Islamedia - Dihadapan Warganya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memutar dan menunjukkan video aksi teroris yang menyerang Muslim di Masjid Al Noor, Christhcurch, Selandia Baru. Aksi Erdogan ini berbeda dengan sejumlah negara yang melarang pemutaran video tersebut.
Erdogan mengancam akan mengirimkan peti mati kepada siapa pun yang berani melakukan serangan teror serupa di Turki.
Selain memutar rekaman video, Erdogan juga menampilkan beberapa bagian manifesto yang dibuat oleh pelaku Teror yang ingin mengeluarkan Turki dari wilayah Eropa. Adapun separuh dari Istanbul di sisi barat masuk ke dalam wilayah Eropa.
"Kami telah berada di sini selama 1.000 tahun dan akan berada di sini sampai kiamat, Insya Allah," Tegas Erdogan seperti dilansir The Guardian, Selasa (19/3/2019).
Sementara pihak Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters menegur Erdogan karena telah memutar rekaman video penembakan dihadapan warganya. Menurut Peters, hal tersebut dapat membahayakan warga Selandia Baru yang tinggal di luar negeri.
Selandia Baru telah meminta Facebook dan platform media sosial lainnya untuk menghapus rekaman video penembakan yang terjadi di Masjid Al Noor. Pemerintah Selandia Baru menilai, Erdogan sebagai pemimpin dunia tidak pantas memutar video rekaman tersebut di hadapan warganya.
"Hal tersebut dapat menimbulkan persepsi yang salah bagi Selandia Baru, di mana pelaku penembakan bukan warga Selandia Baru. Ini dapat membahayakan keselamatan warga Selandia Baru yang tinggal di luar negeri, dan itu sama sekali tidak adil," ujar Peters seperti dilansir republika, selasa(18/3/2019)..
Peters mengatakan, Pemerintah Selandia Baru telah berdialog mengenai perlunya negara lain, khususnya Turki agar tidak membuat persepsi yang salah. Pelaku penembakan bukan warga negara Selandia Baru, namun warga Australia.[islamedia].
Erdogan mengancam akan mengirimkan peti mati kepada siapa pun yang berani melakukan serangan teror serupa di Turki.
Selain memutar rekaman video, Erdogan juga menampilkan beberapa bagian manifesto yang dibuat oleh pelaku Teror yang ingin mengeluarkan Turki dari wilayah Eropa. Adapun separuh dari Istanbul di sisi barat masuk ke dalam wilayah Eropa.
"Kami telah berada di sini selama 1.000 tahun dan akan berada di sini sampai kiamat, Insya Allah," Tegas Erdogan seperti dilansir The Guardian, Selasa (19/3/2019).
Sementara pihak Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters menegur Erdogan karena telah memutar rekaman video penembakan dihadapan warganya. Menurut Peters, hal tersebut dapat membahayakan warga Selandia Baru yang tinggal di luar negeri.
Selandia Baru telah meminta Facebook dan platform media sosial lainnya untuk menghapus rekaman video penembakan yang terjadi di Masjid Al Noor. Pemerintah Selandia Baru menilai, Erdogan sebagai pemimpin dunia tidak pantas memutar video rekaman tersebut di hadapan warganya.
"Hal tersebut dapat menimbulkan persepsi yang salah bagi Selandia Baru, di mana pelaku penembakan bukan warga Selandia Baru. Ini dapat membahayakan keselamatan warga Selandia Baru yang tinggal di luar negeri, dan itu sama sekali tidak adil," ujar Peters seperti dilansir republika, selasa(18/3/2019)..
Peters mengatakan, Pemerintah Selandia Baru telah berdialog mengenai perlunya negara lain, khususnya Turki agar tidak membuat persepsi yang salah. Pelaku penembakan bukan warga negara Selandia Baru, namun warga Australia.[islamedia].