Mengapa Perusahaan Teh Sariwangi Bisa Pailit? -->

Mengapa Perusahaan Teh Sariwangi Bisa Pailit?

admin
Jumat, 19 Oktober 2018
Mengapa Perusahaan Teh Sariwangi Bisa Pailit
Islamedia Setelah Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan permohonan pembatalan perjanjian perdamaian oleh PT Bank ICBC Indonesia, PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) adinyatakan pailit.Anak usaha Sariwangi Group PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung juga ikut dijatuhkan pailit.

Kondisi pailit Sariwangi mengagetkan publik Indonesia, dikarenakan perusahaan teh ini telah berdiri lama sudah berdiri sejak 1973.

Direktur Eksekutif Dewan Teh Indonesia (DTI) Suharyo Husen mengaku cukup mengenal dengan keluarga pemilik perusahaan tersebut. Menurutnya kondisi perusahaan mulai menurun ketika merek Sariwangi dibeli oleh Unilever. Meskipun dia mengaku tidak mengetahui secara detil.

"Sebelumnya mulai menurun yaitu pada saat dibeli Unilever. Waktu itu masih Pak Alex (Johan Alexander Supit) yang pegang. Jadi mereka kerja sama produksi tapi kan mereknya dijual," ujar Suharyo seperti dilansir detik.com, Kamis (18/10/2018).

Unilever sendiri hanya membeli merek Sariwangi bukan perusahaannya pada 1989. Meski sebagai pemegang merek Sariwangi, Unilever masih mengambil pasokan dari SAEA.

"Jadi produk-produk Sariwangi yang ada di toko-toko itu sudah punya Unilever," jelas Suharyo.

Semenjak saat itu, SAEA hanya menjual teh dalam bentuk bahan baku. Namun menurut Suharyo kinerja perusahaan mulai menurun.

Setelah Johan Alexander Supit meninggal pada 21 November 2015, kursi pucuk pimpinan diteruskan oleh anaknya Andrew Supit. Namun posisi tersebut tak lama diduduki oleh Andrew. 

Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan kedua perusahaan itu pailit karena dianggap telah melanggar perjanjian perdamaian soal utang piutang dengan PT Bank ICBC Indonesia.

Setelah tagihan kredit utang bermasalah Bank ICBC Indonesia sepakat dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Total utang Sariwangi kepada Bank ICBC Indonesia saat itu mencapai US$ 20.505.166 atau sekitar Rp 309,6 miliar.

Namun sejak perjanjian itu pihak Sariwangi tidak memenuhi perjanjian dengan membayar cicilan utang. Hingga akhirnya PT Bank ICBC Indonesia mengajukan pembatalan perjanjian perdamaian

Berbarengan dengan Sariwangi, Bank ICBC Indonesia juga meminta pembatalan perjanjian perdamaian kepada PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung. Total utang perusahaan ini mencapai $2.017.595 dan Rp. 4.907.082.191.

sumber : detik.com

 [islamedia].