Islamedia - “Ruh-ruh itu seperti tentara yang berbaris padu. Apabila mereka saling mengenal maka akan saling bersatu, dan apabila saling berbeda maka akan tercerai-berai.” (HR Muslim)
Mungkin saya salah, tapi rasanya baru akhir-akhir ini PKS dan FPI begitu dekat. Sebelumnya, saya pikir ormas yang didirikan oleh Habib Rizieq itu akan menjaga jarak dengan partai dakwah. Karena lingkup dan cara perjuangan yang berbeda, bahkan kultur yang tak sama.
Saya rasa FPI tak melihat soal under/over capacity pemimpin PKS saat ini. Yang mereka temukan adalah ketulusan. Kesamaan arah perjalanan. Semoga benar begitu.
Kader mereka bertemu di tempat-tempat bencana. Sama-sama hadir, berlomba menjadi yang pertama, berlomba dalam kebaikan memberi bantuan kepada para korban. Mereka juga bertemu di aksi-aksi bela Islam. Di media maya, mereka saling bahu membahu membendung fitnah pemikiran sepilis. Witing tresno jalaran soko kulino.
Ini hanya ilustrasi. Coba amati bentuk kerucut. Ada penyempitan bagian atas hingga di satu titik puncak. Sementara bagian bawah lebih luas berbentuk lingkaran.
Seperti itu lah orang-orang yang berjalan menuju Allah. Mereka bisa beranjak dari mana saja. Tapi arah yang mereka tuju satu di atas sana: keridhoan Allah. Maka makin di atas mereka akan saling berdekatan bahkan bertemu di satu titik.
Bukan cuma FPI atau GNPF, orang-orang yang dulu sempat kecewa pun kini ingin dekat kembali dengan PKS. Juga komponen umat Islam lain, merasa partai berwarna dasar putih itu adalah kelompok yang cocok untuk bersinergi.
Mengapa baru sekarang? Ada banyak variable. Karena penistaan kepada Islam makin marak. Karena dirasa ada sebuah ancaman bersama yang sedang bangkit atau bergeliat. Atau bisa jadi karena PKS (dan juga masing-masing pihak) makin mengoreksi perilaku sehingga tampak lah ketulusan itu dan Allah dekatkan mereka semua. Mungkin perjalanan di puncak kerucut “keridhoan Allah” sudah semakin dekat. Yang jelas, kerinduan untuk bersatu sesama muslim adalah konsekuensi iman.
Semoga kebersamaan itu Allah jaga selalu. Agar serigala hilang nyali untuk memangsa.
Dan kedekatan ini menjadi hujjah bagi mereka yang ragu dan ingin berpisah. Pikirlah kembali, apakah ketika Allah persatukan orang-orang yang berjuang untuk-Nya, kalian malah ingin memisahkan diri?
Dua tangan - kultural dan struktural - saling berjabat. Ke hadapan, mereka merengsek menghadang musuh Islam.
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersiapsiagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) secara berkelompok, atau majulah bersama-sama (serentak)." (QS An-Nisa': 71)
Zico Alviandri
Fb.com/zico.alviandri
[islamedia]
Mungkin saya salah, tapi rasanya baru akhir-akhir ini PKS dan FPI begitu dekat. Sebelumnya, saya pikir ormas yang didirikan oleh Habib Rizieq itu akan menjaga jarak dengan partai dakwah. Karena lingkup dan cara perjuangan yang berbeda, bahkan kultur yang tak sama.
Saya rasa FPI tak melihat soal under/over capacity pemimpin PKS saat ini. Yang mereka temukan adalah ketulusan. Kesamaan arah perjalanan. Semoga benar begitu.
Kader mereka bertemu di tempat-tempat bencana. Sama-sama hadir, berlomba menjadi yang pertama, berlomba dalam kebaikan memberi bantuan kepada para korban. Mereka juga bertemu di aksi-aksi bela Islam. Di media maya, mereka saling bahu membahu membendung fitnah pemikiran sepilis. Witing tresno jalaran soko kulino.
Ini hanya ilustrasi. Coba amati bentuk kerucut. Ada penyempitan bagian atas hingga di satu titik puncak. Sementara bagian bawah lebih luas berbentuk lingkaran.
Seperti itu lah orang-orang yang berjalan menuju Allah. Mereka bisa beranjak dari mana saja. Tapi arah yang mereka tuju satu di atas sana: keridhoan Allah. Maka makin di atas mereka akan saling berdekatan bahkan bertemu di satu titik.
Bukan cuma FPI atau GNPF, orang-orang yang dulu sempat kecewa pun kini ingin dekat kembali dengan PKS. Juga komponen umat Islam lain, merasa partai berwarna dasar putih itu adalah kelompok yang cocok untuk bersinergi.
Mengapa baru sekarang? Ada banyak variable. Karena penistaan kepada Islam makin marak. Karena dirasa ada sebuah ancaman bersama yang sedang bangkit atau bergeliat. Atau bisa jadi karena PKS (dan juga masing-masing pihak) makin mengoreksi perilaku sehingga tampak lah ketulusan itu dan Allah dekatkan mereka semua. Mungkin perjalanan di puncak kerucut “keridhoan Allah” sudah semakin dekat. Yang jelas, kerinduan untuk bersatu sesama muslim adalah konsekuensi iman.
Semoga kebersamaan itu Allah jaga selalu. Agar serigala hilang nyali untuk memangsa.
Dan kedekatan ini menjadi hujjah bagi mereka yang ragu dan ingin berpisah. Pikirlah kembali, apakah ketika Allah persatukan orang-orang yang berjuang untuk-Nya, kalian malah ingin memisahkan diri?
Dua tangan - kultural dan struktural - saling berjabat. Ke hadapan, mereka merengsek menghadang musuh Islam.
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersiapsiagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) secara berkelompok, atau majulah bersama-sama (serentak)." (QS An-Nisa': 71)
Zico Alviandri
Fb.com/zico.alviandri
[islamedia]