Islamedia - Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roojiun, Ulama legendaris yang juga merupakan penulis Kitab Minhajul Mulim Syeikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi meninggal dunia pada rabu, 15 Agustus 2018 atau bertepatan dengan 3 Dzulhijah 1439 Hijriah.
Syeikh Abu Bakar wafat pada Usia usia 97 tahun saat berada di rumah sakit saat dirawat karena skit Pneumonia yang beliau alami.
Tokoh pendidikan kelahiran Al-Jazair ini mendedikasikan 50 tahun hidupnya untuk menjadi pengajar tetap di Masjid Nabawi.
Ribuan orang turut menyalatkan dan mengantar jenazah Abu Bakar Jabir Al-Jazairi pada Rabu siang. Jenazah ulama kelahiran Aljazair itu disalatkan di Masjid tempat dirinya mendedikasikan 50 tahun hidupnya dan dimakamkan di pemakaman Baqi, tak jauh dari masjid.
Semoga Allah menjadikan karya-karyanya sebagai amal jariyah dan mengumpulkannya bersama Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan orang-orang shalih di Jannah-Nya yang abadi. Wallahu a’lam bi shawab.
Berikut ini biografi lengkap Syeikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi
Nama lengkapnya adalah Jabir bin Musa bin Abdul Qadir bin Jabir. Namun, ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Al-Jazairi. Ayahnya bernama Musa bin Abdul Qadir. Ibunya adalah seorang yang solehah dan pandai dalam mendidik anak. Ayah dan ibunya berbangsa al-Jazair.
Sesuai dengan nisbahnya Al-Jazairi, Abu Bakar lahir kota Lira, Al-Jaza’ir bagian selatan, padatahun 1921 M. Kedua orang tuanya berasal dari dua keluarga yang sangat terkenal komitmen dengan keshalihannya dalam menghafal al-Qur’an al-Karim.Hal seperti itulah yang selalu diwariskan dan dijadikan semacam adat di tengah kehidupan keluarga al-Jazairi. Ketika Abu Bakar berumur satu tahun, ayahnya meninggal. Maka, pada saat itu orang yang paling berjasa atas pendidikannya adalah sang ibu yang tangguh dan kuat dibantu paman dari pihak ibu dan bapaknya.
Pendidikan Abu Bakar Al-Jazairi
Pendidikan pertama yang diterima oleh Abu Bakar adalah belajar tentang seluk beluk Al-Quran dan menghafalnya di dalam lingkungan keluarga. Setelah mempunyai bekal hafalan Al-Quran, ia pun mempelajari dan menghafal Al-Muqaddimah Al-Ajurrumiyyah dalam ilmu gramatika bahasa Arab dan Manzhumah Ibnu ‘Asyir dalam fiqih ala madzhab Maliki.
Jenjang selanjutnya, Abu Bakar pindah ke kota Bukrah dan berguru pada seorang ulama yang bernama Syaikh Nu’aem An-Nu’aemi. Tak berselang lama, ia mendengar kabar bahwa ada seorang ulama yang mengunjungi kota Lira. Ulama itu bernama syaikh Isa Ma’thuqi. Abu Bakar kembali ke kampung halamannya dan belajar pada syaikh itu beberapa ilmu tata bahasa arab, fiqh dan ushul fiqh, musthalah hadits dan sebagainya. Saat itu Abu Bakar mulai beranjak usia remaja.
Setelah di rasa cukup menuntuk ilmu di daerahnya sendiri, Abu Bakar pun memantapkan langkah ke ibu kota. Di lingkungan baru ini, Abu Bakar didaulat sebagai pengajar di sebuah sekolah swasta. Selain mengajar, kecintaannya terhadap ilmu tak menyurutkan semangatnya untuk menuntut ilmu. Ia belajar pada syaikh Ath-Thayyib Al-‘Uqbi hingga datangnya penjajah Prancis tahun 1952.
Tahun 1952 M, Abu Bakar beserta keluarga memutuskan untuk keluar Al-Jazair dan menetap di kota Nabi. Ulama penulis Minhajul Muslim ini kembali pada rutinitas awal belajar dan mengajar. Meskipun ia berstatus sebagai pengajar, hal itu tidak menghentikan hasratnya untuk menimba ilmu. Ia pun berguru dan menghadiri majelis-majelis para ulama seperti Syaikh ‘Umar Birri, Syaikh Muhammad Al-Hafizh, Syaikh Muhammad al-Khayal, dan Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Shalih, ketua para hakim kota Madinah dan khathib Masjid Nabawi.
Tak berselang lama sekitar satu tahun berjalan, Abu Bakar mendapatkan izin resmi mengajar di Masjid Nabawi dari Qadhi kehakiman Makkah Al-Mukarramah. Izin mengajar inilah yang kelak ia pegang hingga akhir hayatnya dan dikenal sebagai pengajar senior di Masjid Nabi. Selain di mengajar di salah satu tempat yang diberkahi Allah, Abu Bakar juga didaulat sebagai dosen pengajar di Universitas Islam Madinah sejak dibuka pada tahun 1380 H hingga masa pensiun tahun 1406 H. Abu Bakar termasuk dalam jajaran dosen-dosen generasi pertama di Universitas. Selain itu ia juga diberi kepercayaan mengajar di beberapa madrasah di bawah Departemen Pendidikan. Ia juga menjadi pengajar di Ma’had Darul Hadits di Madinah al-Munawwarah.
Beberapa Karya syaikh Abu Bakar Al-Jazairi
Bisa dibilang kehidupan Abu Bakar selalu bergulat dengan dunia pengajaran dan dakwah. Maka, selain ia mengajar dengan lisannya, dunia tulis menulis salah satu ladang dakwah yang ia garap. Berbekal ilmu yang selama ini ia tuntut, ia menyusun sebuah buku diktat yang mulai ia rintis sejak mengajar di Al-Jazair. Ia menyusunnya menjadi sebuah risalah dalam fiqh Maliki berjudul Adh-Dharuriyat Al-Fiqhiyyah dan Ad-Durus Al-Jughrafiyyah.
Ulama kelahiran Al-Jazair ini jugag menulis beberapa buku kecil yang terdiri dari 23 risalah yang membahas tentang Islam dan dakwah. Kitab-kitab hasil karyanya yang sudah dicetak antara lain adalah
- Kaifa Yatathahhar Al-Mu’min wa Yushalli
- Ittaqullah fi Hadzih Al-Ummah
- Ilal Al-Fatah As-Su’udiyyah
- Haula Al-Yahudi
- Nashihati Ila Kulli Akhkh Syi’i
- Al-Qadha’ wa Al-Qadar
- Ad-Daulah Al-Islamiyyah
- Kamal Al-Ummah fi Shalah ‘Aqidatiha
- Al-Mar’ah Al-Muslimah
- Haula Hum Al-Yahud
- Al-Hajj Al-Mabrur
- Al-Masjid wa Bait Al-Muslim
- Al-Inshaf fima Qila ‘an Al-Maulid min Al-Ghuluw wa Al-Ijhaf
- Hadzihi Nashihati ila Kulli Syi’i
- Al-Jannah Dar Al-Abrar wa Ath-Thariq Al-Mushil Ilaiha
- Minhajul Muslim
- Aisar At-Tafasir li Kalam Al-‘Aliyy Al-Kabir
- Hadza Al-Habib –shallallahu ‘alaihi wa sallam- Ya Muhibb.
sumber : kiblat.net
[islamedia].