Islamedia - Lembaga Kajian Politik Sosial (LKPS) merilis hasil survei terkait elektabilitas calon gubernur (Cagub) dan calon wakil gubernur (Cawagub) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2018.
Direktur Eksekutif LKPS Tubagus Alvin mengungkapkan bahwa survei elektabilitas ini dilaksanakan selama 10 hari, dari 12 hingga 21 Juni 2018. Dari hasil survei diperoleh hasil bahwa pasangan nomor urut 3 Sudrajat-Syaikhu unggul dan berpotensi memenangkan Pilgub Jabar 2018.
Pasangan nomor urut 1 RINDU memperoleh elektabilitas sebesar 28,81%. Pasangan nomor urut 2, HASANAH memperoleh tingkat elektabilitas sebesar 4,1%. Pasangan nomor urut 3, yaitu ASYIK memperoleh eletabilitas sebesar 34,64%. Sedangkan pasangan nomor 4 2DM memperoleh elektabilitas sebesar 29,77%. Yang tidak memilih sebesar 2,68%.
Menurut Tubagus Alvin unggulnya Elektabilitas pasangan ASYIK disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah faktor ketegasan pasangan ini dalam menyampaikan program saat kampanye.
"Besarnya persentase ASYIK dalam survei elektabillitas dikareakan 3 faktor utama. Faktor pertama yaitu ketegasan, responden menilai, dari seluruh paslon di Pilgub Jawa Barat, paslon ASYIK dinilai memiliki ketegasan yang dapat memimpin Jabar," ujar Tubagus Alvin seperti dilansir sindonews, Sabtu (23/6/2018).
Faktor lainya yang menyebabkan Sudrajat Syaikhu unggul adalah limpahan suara dari pendukung Prabowo yang banyak di Jabar. Hampir seluruh pendukung Prabowo di Jabar juga turut mendukung. Ketiga adalah mesin Partai Keadilan Sejahera (PKS) yang tidak dapat dipungkiri banyak di wilayah Jawa Barat.
"Sedangkan pesaing ketatnya adalah paslon 2DM. Tingginya elektabilitas dari paslon ini, tidak terlepas dari perawakan cagub dan cawagub yang terkenal santun. Selain itu elektabilitas dari paslon didukung oleh pandangan masyarakat yang melihat cagub dari paslon ini kerap dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang religius," ungkapnya.
"Posisi selanjutnya ditempati paslon RINDU. Sebagai seorang cagub, Ridwan Kamil dinilai sebagian responden pemilihnya telah mampu membrending bandung menjadi kota yang layak huni," tambahnya.
Sementara menurut banyak dari respoonden menuturkan bahwa paslon ini dinilai belum waktunya memimpin Jabar, dikarenakan banyak Pekerjaan Rumah Ridwan Kamil yang belum selesai di Bandung.
"Sedangkan elektabilitas yang rendah milik paslon HASANAH, banyak dilatarbelakangi sikap cawagubnya yang dinilai masyarakat Jabar cukup arogan saat menjadi Kapolda di Jabar. Seperti yang sempat mencuat di media, berita mengenai bentrokan massa FPI dengan Ormas binaan dari Anton Carliyan," pungkasnya.
Margin of error yang digunakan dalam survei ini sebesar 2,8% dengan tingkat kepercayaan 95%, dengan jumlah DPT di Jabar 31.735.133 pemilih, maka ditetapkan jumlah responden sebanyak 1.128 pemilih. Sedangkan tehnik pengumpulan data menggunakan purposive random sampling.[islamedia].
Direktur Eksekutif LKPS Tubagus Alvin mengungkapkan bahwa survei elektabilitas ini dilaksanakan selama 10 hari, dari 12 hingga 21 Juni 2018. Dari hasil survei diperoleh hasil bahwa pasangan nomor urut 3 Sudrajat-Syaikhu unggul dan berpotensi memenangkan Pilgub Jabar 2018.
Pasangan nomor urut 1 RINDU memperoleh elektabilitas sebesar 28,81%. Pasangan nomor urut 2, HASANAH memperoleh tingkat elektabilitas sebesar 4,1%. Pasangan nomor urut 3, yaitu ASYIK memperoleh eletabilitas sebesar 34,64%. Sedangkan pasangan nomor 4 2DM memperoleh elektabilitas sebesar 29,77%. Yang tidak memilih sebesar 2,68%.
Menurut Tubagus Alvin unggulnya Elektabilitas pasangan ASYIK disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah faktor ketegasan pasangan ini dalam menyampaikan program saat kampanye.
"Besarnya persentase ASYIK dalam survei elektabillitas dikareakan 3 faktor utama. Faktor pertama yaitu ketegasan, responden menilai, dari seluruh paslon di Pilgub Jawa Barat, paslon ASYIK dinilai memiliki ketegasan yang dapat memimpin Jabar," ujar Tubagus Alvin seperti dilansir sindonews, Sabtu (23/6/2018).
Faktor lainya yang menyebabkan Sudrajat Syaikhu unggul adalah limpahan suara dari pendukung Prabowo yang banyak di Jabar. Hampir seluruh pendukung Prabowo di Jabar juga turut mendukung. Ketiga adalah mesin Partai Keadilan Sejahera (PKS) yang tidak dapat dipungkiri banyak di wilayah Jawa Barat.
"Sedangkan pesaing ketatnya adalah paslon 2DM. Tingginya elektabilitas dari paslon ini, tidak terlepas dari perawakan cagub dan cawagub yang terkenal santun. Selain itu elektabilitas dari paslon didukung oleh pandangan masyarakat yang melihat cagub dari paslon ini kerap dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang religius," ungkapnya.
"Posisi selanjutnya ditempati paslon RINDU. Sebagai seorang cagub, Ridwan Kamil dinilai sebagian responden pemilihnya telah mampu membrending bandung menjadi kota yang layak huni," tambahnya.
Sementara menurut banyak dari respoonden menuturkan bahwa paslon ini dinilai belum waktunya memimpin Jabar, dikarenakan banyak Pekerjaan Rumah Ridwan Kamil yang belum selesai di Bandung.
"Sedangkan elektabilitas yang rendah milik paslon HASANAH, banyak dilatarbelakangi sikap cawagubnya yang dinilai masyarakat Jabar cukup arogan saat menjadi Kapolda di Jabar. Seperti yang sempat mencuat di media, berita mengenai bentrokan massa FPI dengan Ormas binaan dari Anton Carliyan," pungkasnya.
Margin of error yang digunakan dalam survei ini sebesar 2,8% dengan tingkat kepercayaan 95%, dengan jumlah DPT di Jabar 31.735.133 pemilih, maka ditetapkan jumlah responden sebanyak 1.128 pemilih. Sedangkan tehnik pengumpulan data menggunakan purposive random sampling.[islamedia].