Islamedia - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid mengungkapkan bahwa salah besar jika ada pihak yang menganggap bahwa salah satu bibit terorisme itu berasal dari solidaritas terhadap Palestina.
"Saya pikir itu cara pandang yang salah. Solidaritas terhadap Palestina pastilah harus didudukkan pada proporsi yang sebenarnya," Ujar Hidayat Nur Wahid di Jakarta, seperti dilansir republika, Selasa (5/6/2018).
Hidayat mengingatkan bahwa Bung Karno adalah tokoh pertama yang mengajarkan solidaritas terhadap Palestina karena pada saat Konferensi Asia Afrika, Bung Karno menolak untuk mengundang Israel, sedangkan yang diundang justru Imam Besar Masjid Al-Aqsa.
"Bung Karno menegaskan selama Israel menjajah bangsa Palestina maka Indonesia tidak akan membuka hubungan Israel," tegas Hidayat.
Politisi PKS ini menyatakan bab solidaritas terhadap Palestina tidak bisa dijadikan indikasi munculnya terorisme. Ia berpendapat bahwa harus dipahamkan ke keluarga bahwa solidaritas terhadap Palestina bukan bibit radikalisme, tapi menjadi bagian ekspresi mencintai Indonesia.
"Karena Indonesia menentang segala bentuk penjajahan. Sikap kita melawan penjajahan Israel karena kita Indonesia," jelas Hidayat.[islamedia].
"Saya pikir itu cara pandang yang salah. Solidaritas terhadap Palestina pastilah harus didudukkan pada proporsi yang sebenarnya," Ujar Hidayat Nur Wahid di Jakarta, seperti dilansir republika, Selasa (5/6/2018).
Hidayat mengingatkan bahwa Bung Karno adalah tokoh pertama yang mengajarkan solidaritas terhadap Palestina karena pada saat Konferensi Asia Afrika, Bung Karno menolak untuk mengundang Israel, sedangkan yang diundang justru Imam Besar Masjid Al-Aqsa.
"Bung Karno menegaskan selama Israel menjajah bangsa Palestina maka Indonesia tidak akan membuka hubungan Israel," tegas Hidayat.
Politisi PKS ini menyatakan bab solidaritas terhadap Palestina tidak bisa dijadikan indikasi munculnya terorisme. Ia berpendapat bahwa harus dipahamkan ke keluarga bahwa solidaritas terhadap Palestina bukan bibit radikalisme, tapi menjadi bagian ekspresi mencintai Indonesia.
"Karena Indonesia menentang segala bentuk penjajahan. Sikap kita melawan penjajahan Israel karena kita Indonesia," jelas Hidayat.[islamedia].