Islamedia - Perkuliahan
kedua School of Islamic Education and Leadership (SHIELD) yang merupakan
program kerjasama antara Majelis Ta’lim Telkomsel (MTT) dengan Sekolah Pemikiran
Islam (SPI) Jakarta kembali digelar Selasa (13/03) silam di gedung Telkomsel Smart Office (TSO) ,
Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Perkuliahan kali ini mendiskusikan
tema “The Worldview of Islam” yang disampaikan oleh Dr. Wido Supraha, dosen pascasarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA)
Bogor, peneliti INSISTS dan sekaligus dosen SPI.
“Worldview atau pandangan
hidup berasal dari kata ‘Weltenschaaung’ yang mulai digunakan pada akhir abad ke-18 dan
berkembang ke seluruh Eropa pada abad ke-19. Adalah Immanuel Kant yang pertama
kali menggunakan istilah ‘weltenschauung’ dalam karyanya yang berjudul Critique of Judgement.
Dalam
pandangan Barat, worldview
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu agama,
kepercayaan, pendidikan, tradisi dan kebudayaan. Tentunya worldview yang
dikenal di Barat amat berbeda dengan worldview
Islam,” ungkap Wido Supraha saat
membuka perkuliahan.
“Worldview of
Islam atau pandangan hidup Islam ini berbeda dengan pandangan hidup Barat
atau yang
lainnya. Kalau worldview Barat cenderung bersumber
hanya pada sains dan spekulasi saja, sementara worldview Islam ini didasari oleh
konsep-konsep yang semua bersumber dari wahyu Allah SWT. Itulah sebabnya kenapa
saat ini dunia sains yang kebanyakan didominasi oleh Barat menjadi kering.
Karena ruhnya kering, dipisahkan antara ilmu sains dengan ilmu agama,” jelas
Wido yang juga merupakan Wakil Sekretaris Komisi Ukhuwah MUI Pusat ini.
Impresi positif
diungkapkan oleh salah satu peserta, Fahmi Hidayatullah setelah mengikuti
perkuliahan kedua. “Tiap materi yang diberikan membuka pikiran saya tentang kondisi
saat ini dan membuka wawasan saya bahwa tugas kita semakin berat. Semakin
banyak tahu, akan semakin paham kebodohan kita di mana. Selain itu, menambah
pengetahuan bagaimana harus menyusun langkah yang perlu dilakukan untuk kondisi umat saat ini,” ujarnya. [islamedia/dini/abe]