Hadapi Fitnah Kubro, Kejayaan Muslim Generasi Pertama Tidaklah Terpengaruh -->

Hadapi Fitnah Kubro, Kejayaan Muslim Generasi Pertama Tidaklah Terpengaruh

Jumat, 30 Maret 2018
Islamedia Rabu Malam (14/03), perkuliahan Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta untuk Angkatan ke-7 telah memasuki pekan ketiga belas. Ahmad Rofiqi, pengajar di Muhammadiyah Islamic College Singapura, hadir membawakan materi dengan tema Fitnah Kubro. Sebagai pembuka, Rofiqi menjelaskan secara singkat apa itu Fitnah Kubro.

Fitnah Kubro merupakan istilah untuk menggambarkan satu fase sejarah Islam penting, yang peristiwanya memberikan pengaruh yang cukup besar dan juga menjadi ujian bagi umat di masa itu,” jelasnya.

Lebih lanjut, narasumber yang juga merupakan Direktur Forum Dai Nusantara menceritakan bagaimana generasi pertama, yaitu generasi sahabat dan tabi’in dalam menghadapi fitnah kubro.

Awal mula fitnah kubro ini adalah terbunuhnya Umar bin Khattab yang merupakan khalifah kedua sepeninggal Rasulullah saw. Umar memberi perubahan besar dalam peta demografi wilayah Islam. Pada era khalifah Umar bin Khattab, terjadi perluasan terbesar, yaitu terbukanya pintu gerbang wilayah Syam, Iran, Persia dan juga Afrika,” ujarnya.

Semua pencapaian itu menjadikan Sang Khalifah sebagai orang yang sangat disegani oleh rakyat. Akan tetapi, tragedi pembunuhan Umar saat sedang shalat menyebabkan muncul keberanian orang jahat untuk melawan khalifah. “Fitnah kubro pertama terjadi pada kekhalifahan Utsman bin Affan yang menyebabkan terbunuhnya beliau di rumahnya,ungkap Rofiqi.

Meski demikian, Rofiqi menggarisbawahi, fitnah kubro yang terjadi tidak mengurangi kualitas, mencenderai ataupun memperburuk kredibilitas generasi sahabat. Generasi sahabat dan tabi’in merupakan generasi fondasi umat Islam. Penyakit yang muncul pada era tersebut adalah penyakit politik untuk merebut pemerintahan, bukan penyakit aqidah.

Contohnya saat terjadi peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan, tidak ada konflik yang membuat pemerintahan menjadi lemah. Juga seperti pada era pemerintahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Bani Saljuk, ekspansi wilayah maupun peperangan yang terjadi tidak mempengaruhi pembangunan negara, kejayaan umat dan tetap melahirkan ulama-ulama terbaik,” papar Rofiqi.

Pendiri Sekolah Alam Jatinangor ini memberikan pengandaian bahwa generasi pertama dibuat seperti etalase bagi umat muslim oleh Allah. “Generasi pertama dijadikan contoh, serta peristiwa sejarah di sekitarnya dapat menjadi ilmu, hikmah, nilai yang dapat dikaji oleh umat sesudahnya, ungkapnya.

Salah seorang peserta SPI, Aulia Melandhita, menyampaikan pendapatnya tentang materi fitnah kubro yang mengungkap peristiwa yang memutarbalikkan peristiwa atau makna yang sesungguhnya terjadi. “Aku sangat terkesan, terutama dalam hal sejarah. Yang selama ini aku ketahui, Utsman bin Affan melakukan KKN, Muawiyah itu licik karena mengambil alih kepemimpinan Ali. Ternyata sejarah tersebut diputarbalikkan. Sedemikian jahatnya fitnah dibuat demi merusak citra umat Islam,tandasnya. [islamedia/eva/abe]