Islamedia - Musuh-musuh Islam tak henti menyerang
sejak dahulu kala. Akan tetapi, penyerangan kepada umat Islam saat ini bukan
saja dalam bentuk perang fisik, melainkan ghazwul
fikri atau perang pemikiran.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Pusat
sekaligus penulis buku Islam Liberal: Ideologi Delusional, Akmal
Sjafril.
“Ghazwul
fikri secara sederhana dapat diartikan sebagai perang pemikiran. Tujuannya
adalah penaklukan dan pemanfaatan sumber daya melalui penguasaan pemikiran,”
ujar Akmal pada kuliah School of Education and Leadership (SHIELD) yang
bertempat di Telkomsel Smart Office, Selasa malam (06/03). “Ghazwul Fikri”
menjadi topik pada pertemuan yang dihadiri oleh 74 peserta in class dan
19 peserta jarak jauh yang menyimak lewat webinar dari seluruh Indonesia itu.
Program SHIELD ini adalah hasil kerja sama Majelis Ta’lim Telkomsel (MTT)
dengan SPI Jakarta.
Akmal juga menjelaskan bahwa ghazwul
fikri paling sering dilakukan melalui tiga cara. “Yang pertama adalah media
massa. Media massa dapat dengan mudah membentuk opini publik. Media dapat
berbicara tentang segala hal, sedangkan pembaca tidak menguasai segala hal,
sehingga pembaca terpaksa untuk mempercayai sebagian besar isi berita.
Propaganda sangat efektif jika dilakukan lewat media,” jelas Akmal.
“Lembaga pendidikan juga merupakan
cara yang paling sering digunakan dalam ghazwul
fikri. Contoh kasus ghazwul fikri tipe ini adalah seperti yang
terjadi di UIN Sunan Ampel Surabaya beberapa tahun silam ketika menggelar
orientasi mahasiswa dengan tema ‘Tuhan Membusuk’,” jelas Akmal lagi.
Setelah itu, Akmal mengungkapkan cara
terakhir yang paling sering digunakan dalam ghazwul fikri, yaitu melalui
kanal sosial budaya. “Waspadalah pada sinetron-sinetron berlabel Islam namun
isinya jauh dari keislaman. Misalnya, ada tokoh di dalamnya yang rajin ibadah
namun bersikap jauh dari yang diajarkan dalam agama Islam. Hal ini banyak
membuat umat ragu akan kebenaran Islam,” ungkap Akmal.
Akmal kemudian mengungkapkan langkah
yang perlu dilakukan umat Islam untuk memenangkan ghazwul fikri ini. “Ghazwul
fikri hanya bisa dimenangkan dengan ilmu,” pungkasnya.
Materi yang disampaikan oleh Akmal
Sjafril tersebut dinilai sangat bermanfaat oleh para peserta SHIELD. Seperti
diungkapkan oleh salah seorang peserta, Dini Nuzulia (29). “Kelas yang Masya Allah, luar biasa keren. Awalnya
saya mengira akan seperti kajian umum, ternyata ilmunya benar-benar mendalam
dan jadi makin melek dengan bahayanya ghazwul
fikri di dunia pendidikan,” ungkap Dini. [islamedia/putri/abe]