Islamedia - "Di
dunia ini kita tidak akan bertemu dengan orang yang netral. Bahkan ketika
seseorang mengatakan dirinya adalah seorang yang netral, maka sesungguhnya hal
tersebut menunjukkan bahwa dirinya tidak netral". Kata-kata ini menjadi
pembuka pertemuan ketiga Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta angkatan ke-7
yang dinarasumberi oleh
Dr. Wido Supraha M.Si. pada Rabu (20/12/17) lalu di Aula INSISTS, Jakarta.
Dosen
Pascasarjana di Universitas Ibn
Khaldun (UIKA) Bogor ini menuturkan bahwa setiap kelompok memiliki pandangan
yang berbeda tentang worldview. “Orang Barat mendasarinya pada
spekulasi belaka, sementara
dalam Islam,
worldview
bersumber dari wahyu yang disampaikan dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad,” ujarnya.
Ketika peradaban Islam
berjumpa dengan filsafat Barat, para cendekiawan Muslim tidak menerimanya
begitu saja. Mereka mempelajari ilmu-ilmu dari Barat sembari memperdalam ilmu
yang didapatnya dari Islam. “Dari sini lahirlah struktur konsep
keilmuan, lalu
ilmu itu tersebar dalam kegiatan ilmiyah komunitas keilmuan, sehingga
terklarifikasilah konsep-konsep abstrak yang berasal dari Barat yang mereka
bangga-banggakan. Selanjutnya,
ilmu pengetahuan tersebut akan tersebar dan melahirkan worldview ilmiyah Islami,” ungkapnya lagi.
Peneliti di Institute for the
Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) ini kemudian menjelaskan
bahwa Islamic worldview
bukanlah ajaran yang baru di dalam Islam. “Islam adalah agama yang sudah
sempurna sejak awal. Konsep tajdid atau pembaruan dalam Islam bukanlah
membuat-buat hal yang baru, namun merupakan upaya untuk mengembalikan kemurnian
Islam sebagai satu-satunya agama langit atau agama samawi,” pungkasnya.
Salah
seorang peserta yang bernama
Kenia
memiliki pandangan positif terhadap kondisi umat Islam di Indonesia
akhir-akhir ini. “Mayoritas
Umat Islam di Indonesia saat ini sudah mulai menuju kepada pemahaman worldview Islam yang lebih baik.
Beberapa indikator yang
dapat dilihat adalah bertambah
ramainya majelis ilmu, munculnya orang-orang soleh yang menjadi panutan di tengah
masyarakat serta kesadaran terhadap kondisi yang menimpa umat Islam, misalnya Timur Tengah sana,” tuturnya. [islamedia/abe/ade]