Islamedia - Yayasan Rumah Wakaf Indonesia bersama kitabisa.com menggalang aksi sosial untuk pembangunan masjid untuk warga suku Wana yang berada di pedalaman Sulawesi Tengah.
Salah seorang pembina suku Wana Ustadz Muhaimin mengungkapkan bahwa sejak proses ikrar syahadat yang dilakukan pada 16 Desember 2016, suku Wana belum memiliki masjid untuk Sholat berjamaah.
Jumlah mualaf suku Wana terus memperlihatkan kenaikan saat ini tercatat mencapai 350 orang, sebelumnya pada proses ikrar syahadat 16 Desember 2016 berjumlah 200 orang. (baca:200 Orang Suku Pedalaman Sulawesi Memeluk Agama Islam).
“Saya keluar masuk hutan, mengajarkan Islam bagi 350 mualaf suku Wana yang belum memiliki masjid.” ujar Ustadz Muhaimin yang merupakan Tim Pembina suku Wana dari Pos Da’i Hudayatullah.
Suku Wana merupakan suku tertua yang mendiami pegunungan Tokala, Desa Salubiro, Kecamatan Sato Wanando, Kab.Morowali Utara, Sulawesi Tengah, letaknya 200 KM dari Morowali Utara.Akses menuju lokasi suku Wana harus melewati hutan dan pendakian yang cukup terjal.
Sekarang, mayoritas suku Wana memeluk dan menjalankan ajaran Islam. Karena tak ada masjid, mereka melakukan shalat 5 waktu di rumah panggung yang dibuat dari material seadanya.
Tradisi hidup nomaden suku Wana dikhawatirkan membuat mereka melupakan kegiatan dan ajaran Islam. Kehadiran masjid dan pemukiman warga sangat dibutuhkan agar mereka menetap di satu tempat.
Pemerintah sempat membangun pemukiman bagi mereka di kaki gunung, sedangkan kehidupan mereka sekarang berada di atas gunung. Sehingga pemukiman tersebut tak ditempati.
Sulitnya medan dan keterbatasan sumber daya, tak menyurutkan warga suku Wana untuk membangun masjid. Bergotong royong mengangkut material batu dan pasir dari kaki gunung menuju pemukiman mereka, untuk membangun pondasi masjid di tanah wakaf.
"Saat ini semua aktivitas keagamaan dilakukan di rumah panggung berukuran 8x8m yang kami buat dari bahan seadanya” papar Ustadz Muhaimin.
Bagi pembaca Islamedia yang akan membantu pembangunan masjid suku Wana dapat dilakukan dengan cara
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit)
atau donasi langsung melalui
Bank Muamalat
Rekening 108 000 7672
A.n. Yayasan Rumah Wakaf Indonesia
[islamedia]
Salah seorang pembina suku Wana Ustadz Muhaimin mengungkapkan bahwa sejak proses ikrar syahadat yang dilakukan pada 16 Desember 2016, suku Wana belum memiliki masjid untuk Sholat berjamaah.
Jumlah mualaf suku Wana terus memperlihatkan kenaikan saat ini tercatat mencapai 350 orang, sebelumnya pada proses ikrar syahadat 16 Desember 2016 berjumlah 200 orang. (baca:200 Orang Suku Pedalaman Sulawesi Memeluk Agama Islam).
“Saya keluar masuk hutan, mengajarkan Islam bagi 350 mualaf suku Wana yang belum memiliki masjid.” ujar Ustadz Muhaimin yang merupakan Tim Pembina suku Wana dari Pos Da’i Hudayatullah.
Suku Wana merupakan suku tertua yang mendiami pegunungan Tokala, Desa Salubiro, Kecamatan Sato Wanando, Kab.Morowali Utara, Sulawesi Tengah, letaknya 200 KM dari Morowali Utara.Akses menuju lokasi suku Wana harus melewati hutan dan pendakian yang cukup terjal.
Sekarang, mayoritas suku Wana memeluk dan menjalankan ajaran Islam. Karena tak ada masjid, mereka melakukan shalat 5 waktu di rumah panggung yang dibuat dari material seadanya.
![]() |
(Proses mandi di sungai, menyucikan diri sebagai langkah awal pembinaan menjadi seorang muslim) |
Tradisi hidup nomaden suku Wana dikhawatirkan membuat mereka melupakan kegiatan dan ajaran Islam. Kehadiran masjid dan pemukiman warga sangat dibutuhkan agar mereka menetap di satu tempat.
Pemerintah sempat membangun pemukiman bagi mereka di kaki gunung, sedangkan kehidupan mereka sekarang berada di atas gunung. Sehingga pemukiman tersebut tak ditempati.
Sulitnya medan dan keterbatasan sumber daya, tak menyurutkan warga suku Wana untuk membangun masjid. Bergotong royong mengangkut material batu dan pasir dari kaki gunung menuju pemukiman mereka, untuk membangun pondasi masjid di tanah wakaf.
"Saat ini semua aktivitas keagamaan dilakukan di rumah panggung berukuran 8x8m yang kami buat dari bahan seadanya” papar Ustadz Muhaimin.
![]() |
(Rumah paggung yang di jadikan tempat kegiatan belajar agama dan shalat) |
![]() |
(Rumah sementara suku Wana) |
![]() |
(Rumah panggung yang di jadikan tempat kegiatan belajar agama dan shalat) |
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit)
atau donasi langsung melalui
Bank Muamalat
Rekening 108 000 7672
A.n. Yayasan Rumah Wakaf Indonesia
[islamedia]