Islamedia - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam "kemustahilan" resolusi UNESCO (Baca: UNESCO: Masjid Al-Aqsho Tidak Memiliki Kaitan Sama Sekali Dengan Yahudi).
"Mengatakan bahwa Israel tidak memiliki keterkaitan dengn kuil Solomon dan Tembok Barat (pent, Ratapan) adalah sama dengan mengatakan Mesir tidak memiliki kaitan dengan Piramid atau China tidak memiliki kaitan dengan Tembok Besar China," ujarnya dalam sebuah pernyataan pada Kamis (13/10).
Presiden Israel Reuven Rivlin juga mengecam resolusi tersebut, mengatakan "tidak ada forum maupun orang di seluruh dunia" yang bisa menyanggah keterkaitam antata Yerusalem dan warga Yahudi.
"Kami pahami kritisme," katanya, "tapi tak satu pun dapat mengubah sejarah."
Bagi Muslim, Al-Aqsha merupakan representasi situs suci dunia ketiga. Yahudi, untuk bagian mereka, mengacu pada area yang disebut "Bukit Kuil", mengklaim itu merupakan situs dua buah kuil Yahudi pada zaman dulu.
Diberitakan Anadolu, pada September 2000, kunjungan kontroversial politisi Israel Ariel Sharon ke Al-Aqsha memicu "intifadhah kedua," kebangkitan populer melawan penjajahan Israel atas tanah Palestina dimana ribuan warga menjadi korbannya.
Israel menjajah Yerusalem timur saat perang Timur Tengah pada 1967.Secara resmi menganeksasi seluruh kota pada tahun 1980, mengklaim itu sebagai ibukotanya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Pada Jumat (14/10), Israel menyatakan menunda semua kerjasama dengan UNESCO, lapor media Israel.
Channel 7 Israel melaporkan, Menteri Pendidikan Naftali Bennet yang juga ketua komisi nasional negara Yahudi untuk UNESCO, telah menghentikan seluruh kegiatan dengan organisasi tersebut.
"Komisi akan menghentikan semua partisipasi (bersama UNESCO). Tidak akan ada lagi pertemuan dengan perwakilan UNESCO atau partisipasi dalam konferensi internasional (yang digelar UNESCO)," dalam pernyataan yang dirilis kantor Bennet.
Disebutkan juga: "tidak akan ada kerjasama profesional antara Israel dan organisasi yang mendukung teror". [islamedia/abe]
"Mengatakan bahwa Israel tidak memiliki keterkaitan dengn kuil Solomon dan Tembok Barat (pent, Ratapan) adalah sama dengan mengatakan Mesir tidak memiliki kaitan dengan Piramid atau China tidak memiliki kaitan dengan Tembok Besar China," ujarnya dalam sebuah pernyataan pada Kamis (13/10).
Presiden Israel Reuven Rivlin juga mengecam resolusi tersebut, mengatakan "tidak ada forum maupun orang di seluruh dunia" yang bisa menyanggah keterkaitam antata Yerusalem dan warga Yahudi.
"Kami pahami kritisme," katanya, "tapi tak satu pun dapat mengubah sejarah."
Bagi Muslim, Al-Aqsha merupakan representasi situs suci dunia ketiga. Yahudi, untuk bagian mereka, mengacu pada area yang disebut "Bukit Kuil", mengklaim itu merupakan situs dua buah kuil Yahudi pada zaman dulu.
Diberitakan Anadolu, pada September 2000, kunjungan kontroversial politisi Israel Ariel Sharon ke Al-Aqsha memicu "intifadhah kedua," kebangkitan populer melawan penjajahan Israel atas tanah Palestina dimana ribuan warga menjadi korbannya.
Israel menjajah Yerusalem timur saat perang Timur Tengah pada 1967.Secara resmi menganeksasi seluruh kota pada tahun 1980, mengklaim itu sebagai ibukotanya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Pada Jumat (14/10), Israel menyatakan menunda semua kerjasama dengan UNESCO, lapor media Israel.
Channel 7 Israel melaporkan, Menteri Pendidikan Naftali Bennet yang juga ketua komisi nasional negara Yahudi untuk UNESCO, telah menghentikan seluruh kegiatan dengan organisasi tersebut.
"Komisi akan menghentikan semua partisipasi (bersama UNESCO). Tidak akan ada lagi pertemuan dengan perwakilan UNESCO atau partisipasi dalam konferensi internasional (yang digelar UNESCO)," dalam pernyataan yang dirilis kantor Bennet.
Disebutkan juga: "tidak akan ada kerjasama profesional antara Israel dan organisasi yang mendukung teror". [islamedia/abe]