Islamedia - Israel sejak lama menegaskan bahwa ada 3 hal untuk menjadikan Israel Raya sebagai superpower di Timur Tengah, yaitu :
- Menjadikan Israel terdepan dalam keunggulan teknologi persenjataan dengan bujet tak terbatas.
- Memelihara penguasa-penguasa boneka di wilayah sekitar Israel. Targetnya melemahkan militer dan membuat lapar masyarakatnya.
- Menciptakan perang antar sekte, konflik antar faksi, antar golongan. Dengan perang ini, Israel menciptakan proxy war: alharbu bilwakalah.
Mari merenung sejenak, dalam survey yang dilakukan lembaga survey di Abu Dhabi, tingkat permusuhan bangsa Arab terhadap Israel saat ini menipis. Israel telah sukses menciptakan Syiah Iran dengan nuklirnya, kemudian sukses membesar-besarkan nama ISIS. Syiah Iran dan ISIS kini menjadi musuh bersama, bukan lagi Israel.
Sangat aneh pula. Jika Israel kini mendadak lebih "SUNNI" dan lebih "MASLAHAT". Semua melupakan kejahatan Israel yang tiada lain, ia adalah biangkerok masalah.
Maka jika Saudi ingin memenangkan perang melawan Syiah Iran, maka sebagiknya Arab Saudi melakukan 3 syarat berikut ini :
- Stop dukungan terhadap As-Sisi, junta kudeta di Mesir. Hentikan hubungan diplomatik dan dukungan dana. Suka atau tidak suka, kedudukan Mesir masih sangat strategis. Jika pengaruh Israel dilemahkan di Mesir, maka dengan sendirinya Israel akan kalang kabut menghadapi HAMAS. Faktanya: hanya HAMAS yang bisa membunuh tentara Israel.
- Hentikan ketergantungan Saudi terhadap Amerika Serikat atau Rusia sekalipun. Sebab Amerika merupakan mbahnya Israel. Jika Amerika dilemahkan, Israel-ISIS-Syiah Iran juga akan melemah.
- Fokuskan pada pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SD) Arab Saudi, untuk menguasai alih teknologi persenjataan canggih. Perbaharui ruhiyah keimanan militer dan keshalihan rakyat Saudi.
Jika ketiga syarat tersebut dilakukan, Insya Allah Saudi bersama Turki dapat menghentikan laju Iran dan dapat melemahkan Israel sekaligus. Namun jika tidak, sangat dikhawatirkan Saudi Arabia akan diluluhlantahkan. Dianggap, the end of history. 110 tahun!
Raja Salman merupakan sosok yang shalih, seyogyanya melakukan pembersihan dosa-dosa lama Raja Saudi, yang turut menyelamatkan mantan Presiden Yaman Abdullah Shalih yang kini memberontak. Pun menyelamatkan Mubarak, dengan mengkudeta Mursi.
Ditulis oleh Ustadz Nandang Burhanudin