Menteri Kesehatan Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan bahwa sebanyak 25 rumah sakit di Arab Saudi dengan jumlah total 5000 tempat tidur, telah siap memberi pelayanan bagi para jamaah haji di Mekah, Madinah, dan area ziarah lainnya.
Hal tersebut dikemukakan Menkes dalam sambutannya di hadapan peserta rapat Komite Medis Haji di Madinah. Ia juga melakukan inspeksi ke beberapa rumah sakit di sana. Demikian dilansir laman IINA pada Selasa (25/8) kemarin.
Al-Falih mengatakan bahwa pihaknya telah menyebar segenap SDM dan sumber daya material demi menyajikan pelayanan kesehatan terbaik bagi para jamaah haji.
Pusat pemeriksaaan kesehatan di Bandara Internasional King Abdulaziz (KAIA) di kota Jeddah juga telah mulai menerima para jamaah yang mulai berdatangan ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji. Pada Senin lalu, Al-Falih mengunjungi fasilitas tersebut dan turut memberikan vaksinasi sejumlah jamaah haji yang baru tiba dari Pakistan.
Dinas Kesehatan Kota Jeddah menyatakan bahwa Pusat Kesehatan yang dikelolanya dilengkapi dengan peralatan modern serta tenaga medis yang terlatih dengan baik.
Abdul Ghani Al-Malki, selaku Kepala Pusat Kesehatan di Bandara KAIA tersebut, mengemukakan bahwa mereka berfokus kepada sejumlah tugas selama musim haji ini.
Ia mengatakan bahwa Pusat Kesehatan bertanggungjawab atas implementasi langkah-langkah pencegahan penyebaran penyakit menular, dengan cara memonitor kondisi kesehatan setiap jamaah haji yang baru tiba di bandara.
Al-Malki menyampaikan bahwa peraturan itu berlaku bagi semua jamaah haji. Tetapi perhatian lebih diberikan kepada jamaah yang berasal dari negara-negara waspada-penyakit yang termasuk dalam daftar terbitan WHO. Penderita demam kuning dan meningitis sebelumnya terdokumentasi mencapai jumlah tinggi di kalangan jamaah yang datang dari negara-negara tersebut. Kondisi itu mengharuskan para calon haji tersebut melakukan vaksinasi yang ditentukan 10 hari sebelum pemberangkatan mereka dari embarkasi masing-masing negara.
Armada udara yang mengangkut para jamaah itu juga harus terbukti telah difumigasi untuk membunuh serangga penyebar-penyakit seperti nyamuk.
Jamaah haji dari negara-negara lainnya di luar daftar WHO itu juga telah diinstruksikan untuk menerima vaksinasi seperti yang ditentukan pihak Kementerian Kesehatan.
Menurut Al-Malki, pusat pemeriksaan kesehatan di Bandara KAIA telah memberikan pelayanan bagi 800.000 jamaah pada musim haji tahun lalu. Selain melakukan pemberian vaksin, Pusat tersebut juga melayani perawatan kasus gawat darurat di dalam terminal, disertai tes dan pengobatan. Sejumlah kasus gawat darurat kritis kemudian dirujuk dan ditransfer ke berbagai rumah sakit milik pemerintah di kota Jeddah. Pusat juga membantu kampanye peningkatan kesadaran kesehatan di antara para jamaah dengan mendistribusikan buklet berilustrasi dan leaflet dalam berbagai bahasa. (iinanews/ismed)
Hal tersebut dikemukakan Menkes dalam sambutannya di hadapan peserta rapat Komite Medis Haji di Madinah. Ia juga melakukan inspeksi ke beberapa rumah sakit di sana. Demikian dilansir laman IINA pada Selasa (25/8) kemarin.
Al-Falih mengatakan bahwa pihaknya telah menyebar segenap SDM dan sumber daya material demi menyajikan pelayanan kesehatan terbaik bagi para jamaah haji.
Pusat pemeriksaaan kesehatan di Bandara Internasional King Abdulaziz (KAIA) di kota Jeddah juga telah mulai menerima para jamaah yang mulai berdatangan ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji. Pada Senin lalu, Al-Falih mengunjungi fasilitas tersebut dan turut memberikan vaksinasi sejumlah jamaah haji yang baru tiba dari Pakistan.
Dinas Kesehatan Kota Jeddah menyatakan bahwa Pusat Kesehatan yang dikelolanya dilengkapi dengan peralatan modern serta tenaga medis yang terlatih dengan baik.
Abdul Ghani Al-Malki, selaku Kepala Pusat Kesehatan di Bandara KAIA tersebut, mengemukakan bahwa mereka berfokus kepada sejumlah tugas selama musim haji ini.
Ia mengatakan bahwa Pusat Kesehatan bertanggungjawab atas implementasi langkah-langkah pencegahan penyebaran penyakit menular, dengan cara memonitor kondisi kesehatan setiap jamaah haji yang baru tiba di bandara.
Al-Malki menyampaikan bahwa peraturan itu berlaku bagi semua jamaah haji. Tetapi perhatian lebih diberikan kepada jamaah yang berasal dari negara-negara waspada-penyakit yang termasuk dalam daftar terbitan WHO. Penderita demam kuning dan meningitis sebelumnya terdokumentasi mencapai jumlah tinggi di kalangan jamaah yang datang dari negara-negara tersebut. Kondisi itu mengharuskan para calon haji tersebut melakukan vaksinasi yang ditentukan 10 hari sebelum pemberangkatan mereka dari embarkasi masing-masing negara.
Armada udara yang mengangkut para jamaah itu juga harus terbukti telah difumigasi untuk membunuh serangga penyebar-penyakit seperti nyamuk.
Jamaah haji dari negara-negara lainnya di luar daftar WHO itu juga telah diinstruksikan untuk menerima vaksinasi seperti yang ditentukan pihak Kementerian Kesehatan.
Menurut Al-Malki, pusat pemeriksaan kesehatan di Bandara KAIA telah memberikan pelayanan bagi 800.000 jamaah pada musim haji tahun lalu. Selain melakukan pemberian vaksin, Pusat tersebut juga melayani perawatan kasus gawat darurat di dalam terminal, disertai tes dan pengobatan. Sejumlah kasus gawat darurat kritis kemudian dirujuk dan ditransfer ke berbagai rumah sakit milik pemerintah di kota Jeddah. Pusat juga membantu kampanye peningkatan kesadaran kesehatan di antara para jamaah dengan mendistribusikan buklet berilustrasi dan leaflet dalam berbagai bahasa. (iinanews/ismed)