Islamedia - Pembicaraan antara utusan PBB untuk Urusan Yaman dengan pemberontak Hutsi di kota Muscat, Oman, menunjukkan "tanda-tanda positif" menuju kesimpulan sebuah solusi politik atas konflik yang mencengkram Yaman selama hampir setahun, kata pemerintah Yaman di pengasingan seperti diberitakan Asharq Al-Awsat pada Kamis (27/8/2015) lalu.
Berbicara kepada Asharq Al-Awsat, Menteri HAM Yaman Ezz Al-Din Al-Asbahi mengatakan bahwa pemerintahannya telah melihat tanda-tanda positif dalam putaran perundingan terbaru yang diluncurkan Utusan PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed dengan pemberontak Syi'ah Hutsi di Muscat pada Senin (24/8/2015). Menteri HAM Yaman juga menyatakan pihaknya berkeinginan untuk memastikan kesuksesan upaya perdamaian yang ditengahi Utusan PBB tersebut.
"[Pemerintah Yaman] mendukung langkah-langkah [utusan PBB] untuk menemukan solusi praktis yang membawa menuju implementasi resolusi PBB 2216," kata Asbahi.
Pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional, telah menyerahkan proposal yang dipandangnya sebagai bagian tak terpisahkan dari solusi politik Yaman. Termasuk di antaranya, berisi implementasi resolusi PBB 2216 yang mengharuskan Hutsi untuk menarik diri dari area yang dikuasainya, serta meletakkan senjata.
Yaman terjerumus ke dalam gejolak sejak September tahun 2014 lalu, tatkala pemberontak Hutsi yang beraliansi dengan Iran, mencaplok ibukota Sana'a, hingga memaksa Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi yang diakui dunia internasional, untuk mengundurkan diri dan pergi ke Arab Saudi.
Ould Cheikh Ahmed juga sedang terus mencari cara untuk membujuk para pemberontak agar setuju dengan gencatan sejata kemanusiaan, demi masuknya bantuan bagi warga sipil terdampak konflik. (aawsat/ismed)
Berbicara kepada Asharq Al-Awsat, Menteri HAM Yaman Ezz Al-Din Al-Asbahi mengatakan bahwa pemerintahannya telah melihat tanda-tanda positif dalam putaran perundingan terbaru yang diluncurkan Utusan PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed dengan pemberontak Syi'ah Hutsi di Muscat pada Senin (24/8/2015). Menteri HAM Yaman juga menyatakan pihaknya berkeinginan untuk memastikan kesuksesan upaya perdamaian yang ditengahi Utusan PBB tersebut.
"[Pemerintah Yaman] mendukung langkah-langkah [utusan PBB] untuk menemukan solusi praktis yang membawa menuju implementasi resolusi PBB 2216," kata Asbahi.
Pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional, telah menyerahkan proposal yang dipandangnya sebagai bagian tak terpisahkan dari solusi politik Yaman. Termasuk di antaranya, berisi implementasi resolusi PBB 2216 yang mengharuskan Hutsi untuk menarik diri dari area yang dikuasainya, serta meletakkan senjata.
Yaman terjerumus ke dalam gejolak sejak September tahun 2014 lalu, tatkala pemberontak Hutsi yang beraliansi dengan Iran, mencaplok ibukota Sana'a, hingga memaksa Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi yang diakui dunia internasional, untuk mengundurkan diri dan pergi ke Arab Saudi.
Ould Cheikh Ahmed juga sedang terus mencari cara untuk membujuk para pemberontak agar setuju dengan gencatan sejata kemanusiaan, demi masuknya bantuan bagi warga sipil terdampak konflik. (aawsat/ismed)