Ribuan warga Kenya sudah dan akan memperoleh layanan skrining kanker secara cuma-cuma. Layanan tersebut merupakan bagian dari proyek nasional pemerintah Kenya dalam memerangi penyakit mematikan itu. Demikian seperti diwartakan Anadolu Agency pada Ahad (19/7/2015) lalu.
“Kanker membunuh lebih dari delapan juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya, mendekati angka 13 persen dari total jumlah kematian di dunia. Sedangkan 70 persen dari kematian karena kanker itu, terjadi di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah, mayoritasnya ada di Afrika,” tutur ibu negara Kenya Lady Margaret Kenyatta.
“Di Kenya, penyakit kanker menempati peringkat ketiga sebagai penyebab kematian setelah infeksi dan penyakit kardiofaskular; atau mencapai 7 persen dari total angka kematian nasional setiap tahunnya,” lanjutnya.
Kenyatta menjelaskan bahwa proyek skrining kanker gratis itu merupakan langkah dari pemerintah untuk menurunkan kasus kanker, khususnya di kalangan dhuafa yang tidak dapat menjangkau biaya skrining maupun perawatan.
Pada tahun 2015, kementerian kesehatan Kenya memperkirakan bahwa ada lebih dari 30.000 kematian per tahun karena kanker, dengan 39.000 kasus baru yang terdiagnosis setiap tahunnya.
Di Kenya sendiri hanya terdapat empat pusat radiologi, semuanya terletak di ibukota Nairobi. Hal ini menyebabkan sulitnya akses bagi warga Kenya yang tinggal di luar ibukota untuk memperoleh perawatan.
Joab Kamwenja (44 th) mengatakan, bahwa ia mesti menempuh 220 kilometer dari kota Meru ke Nairobi, untuk bisa ikut skrining kanker secara cuma-cuma itu.
“Proses ini sangatlah mahal,” kata Kamwenja. “Saya sudah merasa sakit belakangan ini, tapi tidak punya biaya untuk pergi skrining kanker di rumah sakit.”
“Saya di sini memanfaatkan kesempatan ini. Saya juga lihat, dilakukan pula tes-tes lainnya yang sebagian besarnya biasanya makan biaya banyak. Saya sampaikan terima kasih kepada pemerintah untuk proyek ini,” tambahnya (aacomtr/ismed)
“Kanker membunuh lebih dari delapan juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya, mendekati angka 13 persen dari total jumlah kematian di dunia. Sedangkan 70 persen dari kematian karena kanker itu, terjadi di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah, mayoritasnya ada di Afrika,” tutur ibu negara Kenya Lady Margaret Kenyatta.
“Di Kenya, penyakit kanker menempati peringkat ketiga sebagai penyebab kematian setelah infeksi dan penyakit kardiofaskular; atau mencapai 7 persen dari total angka kematian nasional setiap tahunnya,” lanjutnya.
Kenyatta menjelaskan bahwa proyek skrining kanker gratis itu merupakan langkah dari pemerintah untuk menurunkan kasus kanker, khususnya di kalangan dhuafa yang tidak dapat menjangkau biaya skrining maupun perawatan.
Pada tahun 2015, kementerian kesehatan Kenya memperkirakan bahwa ada lebih dari 30.000 kematian per tahun karena kanker, dengan 39.000 kasus baru yang terdiagnosis setiap tahunnya.
Di Kenya sendiri hanya terdapat empat pusat radiologi, semuanya terletak di ibukota Nairobi. Hal ini menyebabkan sulitnya akses bagi warga Kenya yang tinggal di luar ibukota untuk memperoleh perawatan.
Joab Kamwenja (44 th) mengatakan, bahwa ia mesti menempuh 220 kilometer dari kota Meru ke Nairobi, untuk bisa ikut skrining kanker secara cuma-cuma itu.
“Proses ini sangatlah mahal,” kata Kamwenja. “Saya sudah merasa sakit belakangan ini, tapi tidak punya biaya untuk pergi skrining kanker di rumah sakit.”
“Saya di sini memanfaatkan kesempatan ini. Saya juga lihat, dilakukan pula tes-tes lainnya yang sebagian besarnya biasanya makan biaya banyak. Saya sampaikan terima kasih kepada pemerintah untuk proyek ini,” tambahnya (aacomtr/ismed)