Islamedia - Tokoh Arab Spring yang juga pemimpin gerakan Ennahda Tunisia, Rachid Ghannouchi mengatakan pada pekan lalu, bahwa jika para pihak yang terlibat dalam persoalan Mesir mempercayainya untuk membantu dalam proses rekonsiliasi, ia bakal benar-benar merasa senang untuk melakukannya. Demikian seperti dilansir MEMO pada Rabu (3/6).
Pernyataan Ghannouchi itu muncul sebagai tanggapan atas laporan media yang menyebut bahwa ia menjadi bagian dari inisiatif rekonsiliasi di Mesir.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan kantor berita Turki Anadolu Agency, Ghannouchi mengatakan ia berharap "Arab Saudi dapat memimpin upaya rekonsiliasi di Mesir karena kawasan secara keseluruhan--dan Mesir pada umumnya--memang sedang membutuhkan rekonsiliasi."
Pada Februari, Ghannouchi mendesak pemimpin Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz untuk memimpin upaya rekonsiliasi di Mesir dan untuk menjembatani perselisihan antara pihak militer Mesir dengan Ikhwanul Muslimin, tetapi tidak ada tanggapan balik dari Arab Saudi atas usulnya itu.
"Dunia Arab membutuhkan Mesir dan militer Mesir yang kuat, sebab tanpa Mesir, dunia Arab menjadi lumpuh, sebagaimana tampak jelas ketika Mesir menarik diri dari konflik Arab-Israel," kata Ghannouchi.
Ia juga menambahkan, "Agar Mesir dapat menjalankan perannya sebagai penjaga dan pembela dunia Arab, maka ia haruslah memiliki situasi dalam negeri yang stabil."
Menurut Ghannouchi, "Akan jadi hal mustahil jika meminta militer Mesir menarik diri dari perpolitikan sepenuhnya, di mana hal itu juga sama berlakunya terhadap unsur lapisan politik Mesir lainnya termasuk Ikhwanul Muslimin, Koptik, kalangan liberal, dan kelompok politik lainya."
Ia mengemukakan solusi apapun di Mesir mesti melibatkan kekuatan-kekuatan politik tersebut. Ia juga menyatakan, siapapun mereka yang menyangka bahwa perang terhadap Ikhwan seperti berlangsung selama ini dapat mengalienasi Ikhwan, hanyalah membuang-buang waktu.
Ghannouchi memperingatkan bahwa setiap langkah yang meminggirkan kelompok-kelompok tertentu, tidak bakal mencapai tujuan apapun.
Pemimpin Ennahda tersebut mengungkapkan bahwa ia telah memaparkan idenya tentang bagaimana menyelesaikan konflik politik Mesir kepada "beberapa tokoh yang dekat dengan rezim Mesir." (ismed/memo)
Pernyataan Ghannouchi itu muncul sebagai tanggapan atas laporan media yang menyebut bahwa ia menjadi bagian dari inisiatif rekonsiliasi di Mesir.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan kantor berita Turki Anadolu Agency, Ghannouchi mengatakan ia berharap "Arab Saudi dapat memimpin upaya rekonsiliasi di Mesir karena kawasan secara keseluruhan--dan Mesir pada umumnya--memang sedang membutuhkan rekonsiliasi."
Pada Februari, Ghannouchi mendesak pemimpin Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz untuk memimpin upaya rekonsiliasi di Mesir dan untuk menjembatani perselisihan antara pihak militer Mesir dengan Ikhwanul Muslimin, tetapi tidak ada tanggapan balik dari Arab Saudi atas usulnya itu.
"Dunia Arab membutuhkan Mesir dan militer Mesir yang kuat, sebab tanpa Mesir, dunia Arab menjadi lumpuh, sebagaimana tampak jelas ketika Mesir menarik diri dari konflik Arab-Israel," kata Ghannouchi.
Ia juga menambahkan, "Agar Mesir dapat menjalankan perannya sebagai penjaga dan pembela dunia Arab, maka ia haruslah memiliki situasi dalam negeri yang stabil."
Menurut Ghannouchi, "Akan jadi hal mustahil jika meminta militer Mesir menarik diri dari perpolitikan sepenuhnya, di mana hal itu juga sama berlakunya terhadap unsur lapisan politik Mesir lainnya termasuk Ikhwanul Muslimin, Koptik, kalangan liberal, dan kelompok politik lainya."
Ia mengemukakan solusi apapun di Mesir mesti melibatkan kekuatan-kekuatan politik tersebut. Ia juga menyatakan, siapapun mereka yang menyangka bahwa perang terhadap Ikhwan seperti berlangsung selama ini dapat mengalienasi Ikhwan, hanyalah membuang-buang waktu.
Ghannouchi memperingatkan bahwa setiap langkah yang meminggirkan kelompok-kelompok tertentu, tidak bakal mencapai tujuan apapun.
Pemimpin Ennahda tersebut mengungkapkan bahwa ia telah memaparkan idenya tentang bagaimana menyelesaikan konflik politik Mesir kepada "beberapa tokoh yang dekat dengan rezim Mesir." (ismed/memo)