Islamedia - Kunjungan Presiden rezim kudeta Mesir Abdel Fattah As-Sisi pekan lalu ke Hungaria sebagai bagian dari tur Eropanya, memunculkan berbagai pemberitaan negatif di negara tersebut. Demikian seperti dilaporkan MEMO pada Jumat (5/6).
Surat kabar Hungaria, Nepszabadsag, menurunkan pokok berita "Komandan datang, pakai setelan" seraya menambahkan keterangan: "Presiden berumur 60 tahun mengangkut pemerintahan militer berkedok-sipil."
Pemimpin Mesir tersebut berada di ibukota Hungaria, Budapest, pada hari Jumat, setelah tiba pada hari Kamis sebelumnya. Ia dijadwalkan untuk bertemu pejabat senior pemerintahan Hungaria. Sebelumnya As-Sisi juga telah mengunjungi Jerman.
"Hak Ikhwanul Muslimin untuk memangku pemerintahan demokratis bernilai lebih kuat dibanding presiden yang sekarang," tulis Nepszabadsag.
"As-Sisi memeroleh gelar tertinggi militernya dari Presiden Mesir terpilih demokratis pertama Mohamed Mursi, tapi malah menjalankan kudeta, melawan para anggota Ikhwan, memenjarakan mereka, dan memvonis mati mereka," lanjut pokok berita surat kabar tersebut.
Selain itu, laman berita Hungaria, Index, melansir pokok berita dengan gaya satir "Pemimpin pro-kudeta Mesir mengunjungi Hungaria dan kita beri dia gelar Doktor kehormatan"
"Komandan As-Sisi menggulingkan Mursi, menjegal konstitusi Mesir, membui rival-rival politiknya dan menjagal sekira 1000 jiwa dalam pembantaian di Alun-alun Rabaa pada Agustus 2013," tulis laman tersebut.
Selama kunjungannya, As-Sisi bertemu Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dan jurubicara parlemen Laszlo Kover.
Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis, Mohamed Mursi, dikudeta pada pertengahan 2013 oleh pihak militer, yang waktu itu dikepalai oleh As-Sisi. (ismed/memo)
Surat kabar Hungaria, Nepszabadsag, menurunkan pokok berita "Komandan datang, pakai setelan" seraya menambahkan keterangan: "Presiden berumur 60 tahun mengangkut pemerintahan militer berkedok-sipil."
Pemimpin Mesir tersebut berada di ibukota Hungaria, Budapest, pada hari Jumat, setelah tiba pada hari Kamis sebelumnya. Ia dijadwalkan untuk bertemu pejabat senior pemerintahan Hungaria. Sebelumnya As-Sisi juga telah mengunjungi Jerman.
"Hak Ikhwanul Muslimin untuk memangku pemerintahan demokratis bernilai lebih kuat dibanding presiden yang sekarang," tulis Nepszabadsag.
"As-Sisi memeroleh gelar tertinggi militernya dari Presiden Mesir terpilih demokratis pertama Mohamed Mursi, tapi malah menjalankan kudeta, melawan para anggota Ikhwan, memenjarakan mereka, dan memvonis mati mereka," lanjut pokok berita surat kabar tersebut.
Selain itu, laman berita Hungaria, Index, melansir pokok berita dengan gaya satir "Pemimpin pro-kudeta Mesir mengunjungi Hungaria dan kita beri dia gelar Doktor kehormatan"
"Komandan As-Sisi menggulingkan Mursi, menjegal konstitusi Mesir, membui rival-rival politiknya dan menjagal sekira 1000 jiwa dalam pembantaian di Alun-alun Rabaa pada Agustus 2013," tulis laman tersebut.
Selama kunjungannya, As-Sisi bertemu Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dan jurubicara parlemen Laszlo Kover.
Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis, Mohamed Mursi, dikudeta pada pertengahan 2013 oleh pihak militer, yang waktu itu dikepalai oleh As-Sisi. (ismed/memo)