Islamedia - Derita Nepal belum usai.
Sepekan pasca gempa, masyarakat Nepal masih dilibas kehilangan, kekurangan akses air bersih,
pangan, dan terbesar adalah pemukiman. Lebih dari 7000 korban meninggal, ribuan
lainnya mengalami luka sedang hingga berat.
Pasca
ACTion Team for Nepal I beraksi memasuki hari ke delapan, ACT mengirim tim
kedua. Kali ini yang ditugaskan: dua relawan dokter dan satu paramedis,. dipimpin
Yusnirsyah Sirin dari ACT yang sudah berpengalaman memasuki kawasan krisis
kemanusian global, diantaranya Rohingnya, Suriah, dan Mesir.
Dokter
yang ACT hadirkan pun adalah orang-orang yang tidak hanya berpengalaman di
bidang kedokteran namun juga orang-orang yang berpengalaman di tanah bencana.
Dr. Fakhrur Razi, MS adalah seorang yang pernah turun pada bencana tsunami Aceh
di 2004 lalu, elain di Kamp Zatari Jordania bersama ACT. Yang kedua adalah
Faris El Haq, MD, dokter muda yang telah malang melintang di ranah bencana
bersama ACT sejak 2012, dan Krisdiyansyah relawan ACT yang berpengalaman di
bidang rescue dan pelayanan medis.
Rencana
lokasi pelayanan medis ACT antara lain di Jhingate, Desa Taple di Distrik
Gorkha. 150 km barat daya dari Kathmandu. Sebuah wilayah yang belum tersentuh
bantuan yang memang masih terkonsentrasi di wilayah Kathmandu. Desa ini hamper semuarumah
warga, hancur dihentak gempa terutama karena dibangun sangat sederhana berupa
batu yang dilapisi tanah liat. Meskipun terlihat beberapa rumah mengalami rusak
sedang dan masih dapat ditinggali, namun warga tidak berani kembali ke rumahnya
karena gempa susulan yang masih terus terjadi.
Dalam
Press Conference yang dilaksanakan pada Senin, 4 Mei 2015 bertempat di kantor
ACT, Ahyudin selaku President ACT mengajak rekan media untuk bersama-sama
mengedukasi masyarakat mengenai bencana gempa Nepal ini agar juga menumbuhkan
kepedulian Bangsa Indonesia kepada Bangsa lainnya.
ACT
sejak hadir di Kathmandu, Nepal, sadar masih banyak titik kritis yang belum tersentuh
pertolongan. “Di wilayah sepeti itulah, kami bekerja,” jelas Ahyudin.
“InsyaAllah,
tim kedua ACT akan bertolak ke Nepal pada Selasa, 5 Mei 2015 pukul 6.25 pagi.
Tim ini pula akan melaksanakan assessment
pendirian Integrated Community
Shelter (ICS) agar para pengungsi dapat hidup lebih layak serta dapat
menginspirasi beragam pihak yang ingin turut menyalurkan bantuan lebih tepat
dan teratur kepada komunitas penerima manfaat yang terintegrasi,” tutup
Ahyudin.[act/islamedia/YL]