Islamedia - Mantan pelapor khusus HAM PBB yang bertugas
di wilayah Palestina terjajah, John Dungard menegaskan, kejahatan
penjajah Israel jauh lebih busuk dan buruk dibanding apa yang dilakukan
oleh rezim rasisme Afrika Selatan.
Dalam wawancaranya di televisi Democrasi Now, Dungard menyatakan, strategi Israel dan Amerika sederhananya adalah menjadikan perundingan damai tanpa akhir tanpa schedul jelas sementara di sisi lain Israel terus mencaplok wilayah Palestina.
Dungard menilai, tujuan dari Pengadilan Kriminal Internasional didirikan adalah mengepung dan mengurung strategi yang ditempuh Israel dan Amerika.
Ia mengisyaratkan, “Setiap saat berkunjung ke Palestina saya merasa sudah melihat semua usaha ini sebelumnya. Maksud saya, Israel mirip Afrika Selatan di era apartheid rasis bahkan jauh lebih buruk. Apa yang terjadi di Tepi Barat adalah penciptaan proyek pemukiman yang mirip persis dengan situasi rasisme diskriminatif di Afrika Selatan.”
Ia menegaskan, warga pemukim Yahudi seperti warga kulit putih di Afrika selatan yang memiliki hak-hak istimewa di atas warga Palestina bahkan Yahudi melakukan tindakan represif terhadap Palestina.
Dungard menegaskan, lingkungan internasional seluruhnya berubah sejak berakhirnya rasisme diskriminatif di Afrika Selatan namun Israel hari ini dengan kejahatan-kejahatannya tidak membutuhkan pengadilan sebab kejahatan itu intinya sema persis dengan Afrika selatan. [infopalestina/islamedia]
Dalam wawancaranya di televisi Democrasi Now, Dungard menyatakan, strategi Israel dan Amerika sederhananya adalah menjadikan perundingan damai tanpa akhir tanpa schedul jelas sementara di sisi lain Israel terus mencaplok wilayah Palestina.
Dungard menilai, tujuan dari Pengadilan Kriminal Internasional didirikan adalah mengepung dan mengurung strategi yang ditempuh Israel dan Amerika.
Ia mengisyaratkan, “Setiap saat berkunjung ke Palestina saya merasa sudah melihat semua usaha ini sebelumnya. Maksud saya, Israel mirip Afrika Selatan di era apartheid rasis bahkan jauh lebih buruk. Apa yang terjadi di Tepi Barat adalah penciptaan proyek pemukiman yang mirip persis dengan situasi rasisme diskriminatif di Afrika Selatan.”
Ia menegaskan, warga pemukim Yahudi seperti warga kulit putih di Afrika selatan yang memiliki hak-hak istimewa di atas warga Palestina bahkan Yahudi melakukan tindakan represif terhadap Palestina.
Dungard menegaskan, lingkungan internasional seluruhnya berubah sejak berakhirnya rasisme diskriminatif di Afrika Selatan namun Israel hari ini dengan kejahatan-kejahatannya tidak membutuhkan pengadilan sebab kejahatan itu intinya sema persis dengan Afrika selatan. [infopalestina/islamedia]