Islamedia - Ali Abdullah Saleh, mantan presiden
Yaman, secara resmi menyatakan bersekutu dengan Syiah Houthi.
"Kalian harus terus membawa senjata, dan siap mengorbankan hidup untuk mempertahankan negara dari agresi," ujar Saleh seperti dikutip Al Jazeera.
"Agresi ini tindakan pengecut," lanjutnya.
Pernyataan dikemukakan Saleh beberapa jam setelah jet tempur Arab Saudi membom kediaman sang mantan presiden.
"Jika Anda cukup berani, datanglah! Hadapi kami di medan perang," Salen menantang Arab Saudi. "Roket, peluru meriam, dan bom, tidak akan mencapai tujuan Anda."
Pekan lalu, Saleh masih membantah tuduhan bersekutu dengan Houthi. Ia juga menyerukan dialog yang melibatkan semua pihak.
Saleh dipaksa meninggalkan kursi kepresidenan tahun 2012, setelah protes mematikan terhadap pemerintahan tiga dekade. Ia diyakini memprovokasi Houthi untuk memberontak.
Sebelumnya, milisi Houthi menyatakan menerima tawaran gencatan senjata lima hari yang disodorkan Arab Saudi. Gencatan senjata mulai berlaku, Selasa (12/5),
Houthi mengatakan ingin melihat bantuan kemanusiaan mencapai penduduk Yaman yang bertahan di pengungsian. [inilah/islamedia]
"Kalian harus terus membawa senjata, dan siap mengorbankan hidup untuk mempertahankan negara dari agresi," ujar Saleh seperti dikutip Al Jazeera.
"Agresi ini tindakan pengecut," lanjutnya.
Pernyataan dikemukakan Saleh beberapa jam setelah jet tempur Arab Saudi membom kediaman sang mantan presiden.
"Jika Anda cukup berani, datanglah! Hadapi kami di medan perang," Salen menantang Arab Saudi. "Roket, peluru meriam, dan bom, tidak akan mencapai tujuan Anda."
Pekan lalu, Saleh masih membantah tuduhan bersekutu dengan Houthi. Ia juga menyerukan dialog yang melibatkan semua pihak.
Saleh dipaksa meninggalkan kursi kepresidenan tahun 2012, setelah protes mematikan terhadap pemerintahan tiga dekade. Ia diyakini memprovokasi Houthi untuk memberontak.
Sebelumnya, milisi Houthi menyatakan menerima tawaran gencatan senjata lima hari yang disodorkan Arab Saudi. Gencatan senjata mulai berlaku, Selasa (12/5),
Houthi mengatakan ingin melihat bantuan kemanusiaan mencapai penduduk Yaman yang bertahan di pengungsian. [inilah/islamedia]