Rangkap Jabatan Dalam Dunia Kerja dan Organisasi -->

Rangkap Jabatan Dalam Dunia Kerja dan Organisasi

Kamis, 30 April 2015
Islamedia - Suatu sore istri saya bercerita tentang kejadian yang dialaminya saat bekerja. Beliau bercerita bahwa pada hari itu, beliau seperti mendapat durian jatuh, bukannya enak karena dapat durian, tapi duriannya jatuh karena mengenai kepalanya, jadi pusing. Singkat cerita, atasannya memberikan arahan bahwa tidak boleh ada pejabat yang merangkap jabatan sebagai penanggung jawab program. Hal ini dilakukan karena atasan ini melihat ada upaya untuk mencari ‘sampingan’ dari program yang sedang berjalan di departemen dimana istri saya bekerja. ‘Sampingan’ proyek dimana saat program ini bergulir, maka banyak anggaran yang memang dialokasikan untuk program itu. Permasalahannya adalah alokasi dana untuk program harusnya diberikan kepada orang diluar pejabat yang ada di struktur departemen, sedangkan yang terjadi adalah ada beberapa pejabat yang masuk dalam kepanitiaan sehingga secara otomatis mendapat alokasi dana program. 
 
Kebijakan yang ada di perusahaan tempat istri saya bekerja menyebutkan salah satu tugas pejabat adalah melayani seluruh program yang sedang dilaksanakan tanpa mendapat tambahan insentif karena hal ini sudah menjadi tanggung jawab pejabat yang bersangkutan. Nah, disinilah letak permasalahan yang muncul. Sebagian besar pejabat dalam departemen yang memiliki program merasa berhak masuk kedalam kepanitiaan program yang salah satu imbasnya adalah akan mendapat alokasi dana program untuk kepanitiaan, padahal dalam kebijakan perusahaan jelas sekali bahwa pelaksanaan program adalah salah satu tugas dari pejabat yang bersangkutan. 

Memang permasalahan rangkap jabatan tidak bisa dipungkiri akan membawa dampak, itulah yang saya rasakan selama saya memegang amanah sebagai ketua beberapa organisasi. Rangkap jabatan akan menimbulkan conflict of interest. Untuk suatu organisasi yang non profit, rangkap jabatan mungkin tidak akan berdampak langsung terhadap kinerja organisasi, malah bisa disebut sangat membantu, karena kerja organisasi akan terbantu.

Terlepas dari apa maksud dibalik terlibatnya seseorang dalam setiap aktivitas, baik yang bersifat sosial ataupun material, pastinya ada niat yang harus diikrarkan seorang muslim dalam setiap kegiatannya. Innamal ‘amalu binniyah, bukankah setiap aktivitas itu tergantung niatnya.

Dalam sebuah organisasi dakwah, adanya amanah berlebih adalah kepercayaan yang Allah SWT berikan kepada seseorang untuk mendapatkan ladang amal lebih besar. Tapi disisi lain jika kemudian ada sampingan (materi) yang diperoleh harusnya tidak boleh merubah niat awal kita. Allah SWT sangat tidak suka kepada siapapun yang menjadikan tujuan amalnya bukan karena Allah SWT. 

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.
[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]  

Semoga Allah SWT kembali meluruskan niat kita dalam setiap aktivitas kita, baik yang bersiat sosial maupun material. Bekerja karena uang pun bukan suatu niat yang baik, karena sesungguhnya uang pun hanya efek samping yang Allah SWT berikan ketika ada makhluknya yang berusaha. Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk menjaga keluarga kita api neraka, salah satu sarana pencegahannya dengan memberikan penghidupan yang layak untuk keluarga kita. Oleh karena itu, sebaik-baik niat adalah niat yang langsung berhubungan dengan apa yang Allah SWT perintahkan kepada kita, sehingga insya Allah, seluruh aktivitas akan membawa keberkahan.



Abu Tsabit