Islamedia - Ribuan buku turut diikutsertakan dalam pameran yang diadakan penerbit Saadat International Publication bekerjasama dengan Kementerian Informasi dan Kebudayaan Afghanistan. Pameran buku yang berlangsung di Kabul itu akan berlangsung selama 20 hari. Demikian dilansir kantor berita Afghanistan BakhtarNews Agency pada Rabu (22/4).
Dala kesempatan seremoni pembukaan, penasihat Kementerian, Jalal Noorani mengatakan bahwa pihak kementerian terus menerus mendukung inisiatif penerbit dalam mengakan acara seperti pameran tersebut.
Pameran buku itu diselenggarakan di tengah banyaknya keluhan seputar kurangnya budaya membaca buku dan penerapan pajak buku dari kementerian keuangan. Sementara itu, Noorani dalam pidatonya mengatakan bahwa pihaknya tengah menjalankan negosiasi bersama kementerian keuangan, agar tidak menerapkan pajak terhadap buku-buku yang diimpor ke Afghanistan.
Ghulam Sarwar Saadat, sosok yang bertanggung jawab dalam soal penerbitan internasional di Saadat, menyatakan bahwa dalam pameran buku itu, sejumlah lebih dari 3000 buku-buku sains, politik, kebudayaan, dan sastra disuguhkan bagi sidang pembaca, lengkap dengan diskon khususnya agar pembaca dapat memiliki buku favorit dengan lebih mudah.
Beberapa kali pameran buku yang diadakan selama ini, terus mendorong dan mengampanyikan pentingnya budaya membaca buku di negara Afghanistan itu. Namin pihak penerbit menyampaikan kenyataan sedih, bahwa mereka yang menggemari buku-buku itu tidak memiliki kemampuan keuangan yang memadai untuk membeli dan mendalami buku yang mereka ingini.
Fazullah Muhtaj, kepala Baihaqi Publications mengatakan bahwa pameran buku tersebut diadakan dalam rangka Hari Buku Internasional yang jatuh pada 23 April. (bna/islamedia)
Dala kesempatan seremoni pembukaan, penasihat Kementerian, Jalal Noorani mengatakan bahwa pihak kementerian terus menerus mendukung inisiatif penerbit dalam mengakan acara seperti pameran tersebut.
Pameran buku itu diselenggarakan di tengah banyaknya keluhan seputar kurangnya budaya membaca buku dan penerapan pajak buku dari kementerian keuangan. Sementara itu, Noorani dalam pidatonya mengatakan bahwa pihaknya tengah menjalankan negosiasi bersama kementerian keuangan, agar tidak menerapkan pajak terhadap buku-buku yang diimpor ke Afghanistan.
Ghulam Sarwar Saadat, sosok yang bertanggung jawab dalam soal penerbitan internasional di Saadat, menyatakan bahwa dalam pameran buku itu, sejumlah lebih dari 3000 buku-buku sains, politik, kebudayaan, dan sastra disuguhkan bagi sidang pembaca, lengkap dengan diskon khususnya agar pembaca dapat memiliki buku favorit dengan lebih mudah.
Beberapa kali pameran buku yang diadakan selama ini, terus mendorong dan mengampanyikan pentingnya budaya membaca buku di negara Afghanistan itu. Namin pihak penerbit menyampaikan kenyataan sedih, bahwa mereka yang menggemari buku-buku itu tidak memiliki kemampuan keuangan yang memadai untuk membeli dan mendalami buku yang mereka ingini.
Fazullah Muhtaj, kepala Baihaqi Publications mengatakan bahwa pameran buku tersebut diadakan dalam rangka Hari Buku Internasional yang jatuh pada 23 April. (bna/islamedia)