Islamedia - Saya ingat kejadian kemarin,
kejadian saat proses ta'aruf keluarga rekan saya.
Abu Tsabit
Entah kenapa setelah proses
ta'aruf antara rekan saya dengan seorang akhwat, sebutlah Zuna, berlangsung
dengan lancar, ternyata setelah saya dan rekan saya meminta izin kepada orang
tua Zuna, ternyata Zuna malah meminta waktu untuk kembali merenungkan keputusan
yang akan diambilnya, walaupun rekan saya mengatakan siap untuk menunggu waktu
kapan Zuna siap untuk mengambil keputusan itu, tapi dalam hati saya sebagai
teman yang saat itu mendampingi rekan saya meminta izin kepada ayah Zuna, merasa
ada sesuatu hal tidak lazim terjadi dalam sebuah tahap yang sudah masuk ta'aruf
keluarga. Dalam benak saya, ketika Zuna masih menginginkan waktu untuk merenung
sebelum mengambil keputusan, harusnya Zuna tidak dulu mempersilahkan rekan saya
bertemu ayah Zuna untuk meminta izin meminang Zuna. Tapi sudahlah. Karena hal
itu sudah terjadi, akhirnya saya coba mengambil peran untuk sedikit mendesak
Zuna untuk lebih cepat dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan proses
pernikahan atau berhenti sampai disini saja.
Singkat
cerita, akhirnya saya dengan rekan saya pulang kembali ke kosan. Dalam
perjalanan saya mengatakan, akhi, ini juga salah satu faktor yang harus disiapkan
oleh semua ikhwan yang ingin masuk ke jenjang penikahan, yaitu siap diterima dan siap ditolak.
Saya
jadi terbesit dengan kejadian yang sudah saya alami 7 bulan silam, dimana
proses yang sama pun saya lakukan, alhamdulillahnya Allah SWT memudahkan urusan
dan rencana yang sudah saya rancang, proses permintaan izin kepada orang tua
istri saya berlangsung dengan lancar. Sekarang saya baru sadar tentang nikmat
kelancaran tersebut. Saya mengungkapkan kepada rekan saya yang saat itu sedang
diuji oleh Allah SWT kesabarannya dalam menempuh gerbang pernikahan., Akhi, ana
sadar benar bagaimana perasaan antum saat ini, ana pun juga merasakan saat
pertama kali ana dipertemukan dengan calon istri ana, makan gak enak, tidur pun
asa gimana gitu, berkativitas pun jadi gimana juga, dan menurut ana itu manusiawi. Nah apalagi sekarang ketika antum sudah melangkah ke proses yang lebih
jauh, ternyata antum harus menunggu sekian waktu yang tidak tentu berapa lama, mudah-mudahan
antum tidak kembali kehilangan nafsu makan antum, dan semangat dalam beraktivitas.
Jika hal ini sudah terjadi, segera antum laporkan hal ini kepada murabbi antum.
Kira
– kira seperti itulah kalimat yang saya ucapkan kepada rekan saya, dan sedikit
saya berpesan untuk selalu menjaga amal yaumiyah jangan sampai turun.
Alhadulillah, setelah 1 minggu berlalu, rekan saya membawa kabar baru,
alhamdulillah Zuna sudah mengambil keputusan untuk melanjutkan proses
pernikahan dengan rekan saya.
Semoga
Allah SWT memberikan hikmah tersendiri dari kejadian yang mengiringi proses
pernikahan rekan saya. . . wallahu alam bishawab .