
Tatkala dia tak kunjung datang
Harus sampai kapan aku bersabar
Bersabar dalam penantian yang panjang
Keresahan
dan kegundahan tak dipungkiri akan selalu hadir bersama godaan syaitan
tatkala merenungi sebuah penantian. Tentunya keistiqamahan adalah sebuah
penantian panjang yang akan menemani perjalanan dan untuk meruntuhkan
ini syitan terbaiklah yang akan dikirimkan karena ini berkaitan dengan
kesempurnaan bukan penantian yang sia-sia.
Akan
banyak kisah perjuangan yang akan dilalui bersama ujian keistiqamahan
ini. Kisah perjuangan yang akan menjadi nostalgia-nostalgia indah ketika
berada di Jannah bersama senyuman indah yang membuat pipi merah
merekah.
Tapi
kemudian tak sedikit yang harus merelakan kisah-kisahnya harus berakhir
dengan mengubah skenario yang seharusnya mempunyai ending yang indah
dan membuat tersenyum Allah. Semoga Allah subhanahuwata’ala menjaga kita
semua dari godaan yang dapat merubah skenario indah.
Saya ingin bercerita tentang sebuah skenario indah para pejuang.
Seorang
akhwat pejuang yang kesehariannya di sibukkan dengan perjuangan.
Perjuangan untuk bekal nantinya di hari penagihan. Haripun terus
berganti, tak terasa pohonpun semakin terasa luas melindungi orang-orang
di sekitarnya tak jarang juga membuat risih karena dedaunan yang gugur
tidak pada tempatnya.
Tapi
kemudian hal ini tak membuatnya gentar. Senyum manis selalu terukir di
wajah sendunya, yang mungkin membuatnya lupa bahwa di sekelilingnya
adalah orang-orang yang bernasib sama dengan dirinya tapi pohonnya masih
sangatlah muda.
Hingga
ketika datanglah seseorang mungkin akan hadir dalam kehidupannya.
Ikhwan yang masih muda, kuat hafalannya, fasih lisan arabnya, dan
lulusan dari ma’had yang cukup ternama.
Tapi
kemudian, seperti ada tumboh kesombongan dalam sang calon yang belum
akan menjadi pendamping hidupnya. “Saya mencari yang juga mempunya
hafalan yang sama, bisa berbahasa arab yang sama, penduduk negri ini
sepertinya tak cocok untuk kebaikan pemahamannya”. Naudzubillah. Ya,
kita bersama bisa menilai bagaimana akhirnya.
Selang
beberapa bulan telah berlalu, ada sebuah berita baik dan buruk dari
sang ikhwan yang semakin hari semakin bangga dengan pemahamannya yang
tentunya bisa baca tulis arab sehingga terkadang sulit menerima kitab
terjemahan yang ada.
Berita
baiknya, si ikhwan akhirnya telah menemukan calon untuk dirinya.
Seorang akhwat yang juga fasih lisan arabnya, lebih muda dari
kelahirannya, dan lulusan dari ma’had yang sama tapi dari daerah yang
berbeda. Tentulah sebuah kekaguman yang nyata. Khayalan sebuah keluarga
yang bersinergi dalam amalan-amalan dengan pemahaman yang luar biasa.
Tapi
kemudian, telinga ini terdengar tak nikmat ketika bertanya tentang
proses si ikhwan untuk menggapai kesempurnaan diennya. Ya, inilah berita
buruknya. Mereka terlalu sibuk untuk ber-sms-an sebelum saatnya, tak
jarang terlihat bergonceng berdua, bahk berdampingan ketika menghadiri
sebuah acara. Naudzubillah. Kekaguman dan khayalan tadi-pun musnah
seketika.
Ternyata,
pemahaman tak selalu berbanding lurus dengan akhlak yang ada. Ibarat
pohon yang tinggi, yang memiliki daun yang rindang, tempat yang sejuk
ketika berteduh tapi justru tak ada yang mendekat karena pohon ternyata
berduri.
Inilah
hikmah yang bisa kita petik bersama, bahwa penantian itu sangatlah
indah, penolakan itu ujian istiqamah, dan ketika tak kunjung datang
adalah sabar yang berujung jannah. Bahwa ternyata yang terbaiklah yang
telah dipersiapkan untuk mengisi relung-relung kosong di hati yang
istiqamah. Pemahaman tidaklah selamanya melahirkan jannah, karena jannah
hanya di isi oleh orang-orang yang istiqamah. Istiqamah dalam beragama,
istiqamah dalam belajar, istiqamah dalam akhlak yang benar, dan
istiqamah dalam penantian dengan skenario indah.
Wallahualam…
Aku semakin yakin
Bahwa dia akan datang
Datang dengan kondisi yang sesuai dengan diriku
Aku semakin yakin
Ketika dia tak kunjung datang
Allah masih mempersiapkannya
Mempersiapkannya agar ku bisa meraih jannah
Meraih jannah nanti bersamanya
Oleh : Faguza Abdullah