Islamedia.co - Indonesia adalah negara rangking lima dalam ketiadaan peran ayah di
keluarga. Ini tentu memprihatinkan mengingat mayoritas orang Indonesia beragama
Islam. Padahal di Alquran, ada sekitar 17 ayat yang menerangkan tentang
Parenting, dan 70% dari itu adalah bicara tentang Ayah. Hal ini diungkap oleh
Irwan Rinaldi pendiri Lembaga Ayah Untuk Semua pada Sekolah Ayah Batam
Minggu tanggal 15 Maret 2015. Acara yang dilaksanakan oleh Lembaga Ayah untuk Semua bekerjasama dengan Homeschooling
Alkindi Mahardika dan Sang Bintang School di Kantor SBS Purimas Batam dihadiri oleh para ayah
di kota Batam.
“Sekolah Ayah ini saya gagas karena belum ada yang fokus
memperhatikan hal ini di Indonesia ”, kata Irwan. Sebagai salah seorang dari
tim 40 buatan presiden SBY kala itu untuk mengurusi masalah anak Indonesia
Irwan menyatakan sangat prihatin dengan kondisi ini. Padahal absennya seorang
ayah dalam mendidik anak akan berpengaruh sangat besar dalam tumbuh kembang
kepribadian sang anak.
Menurut pria yang juga ditunjuk KPK RI sebagai tim untuk mendesain
kurikulum Pendidikan Anti Korupsi sejak dini ini, peran ayah sebagai pemegang
amanah pengasuhan semakin hilang. Maka tidak ada lagi jalan keluar kecuali
mengingatkan kepada para ayah agar menjadi ayah total atau memerankan peran
ayah secara total.
“Selain peran Ayah di rumah yang seakan hanya sebagai pencari
nafkah belaka, krisis ayah ini juga berwujud jarangnya ada guru laki-laki di
tingkat pendidikan usia dini,”tutur Irwan. Keadaan ini kemudian melahirkan
kerusakan psikologis yang dapat disebut Father Hunger.
Father Hunger ini melahirkan
hal-hal negatif pada diri anak diantaranya rendahnya harga diri anak, kesulitan
identitas seksual, lemah dalam pengambilan keputusan dan bagi anak perempuan kehilangan
sosok ayah dapat menyebabkannya kesulitan menentukan pria yang tepat untuk
menjadi pasangan hidupnya.
Dalam kegiatan ini dibahas sikap terbaik seorang ayah berdasarkan
tahap perkembangan awal seorang anak. Mulai dari umur 0 hingga 11 tahun apakah
seharusnya yang dilakukan seorang ayah dalam berkomunikasi dan bersikap.
Sehingga diharapkan dengan antisipasi ini, kebutuhan anak terhadap figur ayah
didapatkan secara sempurna.
Program yang mengkhususkan untuk pendampingan kepada ayah dalam
membina keluarga ini sudah tersebar di
penjuru Indonesia. Program Sekolah Ayah ini sudah ada di berbagai kota di
Indonesia. “Program ini bahkan sudah sampai ke ujung timur yang berbatasan langsung
dengan Papua Nugini”kata Irwan. Meski perdana di Kota Batam banyak diatara
peserta yang berharap agar kegiatan Sekolah Ayah ini tetap berlanjut. Semoga di
tiap kota kegiatan Sekolah Ayah ini bisa dilakukan agar krisis ayah di
Indonesia bisa dihentikan... (fajri/islamedia/js)