Irwan Rinaldi: Indonesia Krisis Ayah -->

Irwan Rinaldi: Indonesia Krisis Ayah

Senin, 16 Maret 2015
Islamedia.co - Indonesia adalah negara rangking lima dalam ketiadaan peran ayah di keluarga. Ini tentu memprihatinkan mengingat mayoritas orang Indonesia beragama Islam. Padahal di Alquran, ada sekitar 17 ayat yang menerangkan tentang Parenting, dan 70% dari itu adalah bicara tentang Ayah. Hal ini diungkap oleh Irwan Rinaldi pendiri Lembaga Ayah Untuk Semua pada Sekolah Ayah Batam Minggu tanggal 15 Maret 2015. Acara yang dilaksanakan oleh Lembaga Ayah untuk Semua bekerjasama dengan Homeschooling Alkindi Mahardika dan Sang Bintang School di Kantor SBS Purimas Batam dihadiri oleh para ayah di kota Batam.


“Sekolah Ayah ini saya gagas karena belum ada yang fokus memperhatikan hal ini di Indonesia ”, kata Irwan. Sebagai salah seorang dari tim 40 buatan presiden SBY kala itu untuk mengurusi masalah anak Indonesia Irwan menyatakan sangat prihatin dengan kondisi ini. Padahal absennya seorang ayah dalam mendidik anak akan berpengaruh sangat besar dalam tumbuh kembang kepribadian sang anak.

Menurut pria yang juga ditunjuk KPK RI sebagai tim untuk mendesain kurikulum Pendidikan Anti Korupsi sejak dini ini, peran ayah sebagai pemegang amanah pengasuhan semakin hilang. Maka tidak ada lagi jalan keluar kecuali mengingatkan kepada para ayah agar menjadi ayah total atau memerankan peran ayah secara total.

“Selain peran Ayah di rumah yang seakan hanya sebagai pencari nafkah belaka, krisis ayah ini juga berwujud jarangnya ada guru laki-laki di tingkat pendidikan usia dini,”tutur Irwan. Keadaan ini kemudian melahirkan kerusakan psikologis yang dapat disebut Father Hunger.

Father Hunger ini melahirkan hal-hal negatif pada diri anak diantaranya rendahnya harga diri anak, kesulitan identitas seksual, lemah dalam pengambilan keputusan dan bagi anak perempuan kehilangan sosok ayah dapat menyebabkannya kesulitan menentukan pria yang tepat untuk menjadi pasangan hidupnya.

Dalam kegiatan ini dibahas sikap terbaik seorang ayah berdasarkan tahap perkembangan awal seorang anak. Mulai dari umur 0 hingga 11 tahun apakah seharusnya yang dilakukan seorang ayah dalam berkomunikasi dan bersikap. Sehingga diharapkan dengan antisipasi ini, kebutuhan anak terhadap figur ayah didapatkan secara sempurna.

Program yang mengkhususkan untuk pendampingan kepada ayah dalam membina keluarga ini  sudah tersebar di penjuru Indonesia. Program Sekolah Ayah ini sudah ada di berbagai kota di Indonesia. “Program ini bahkan sudah  sampai ke ujung timur yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini”kata Irwan. Meski perdana di Kota Batam banyak diatara peserta yang berharap agar kegiatan Sekolah Ayah ini tetap berlanjut. Semoga di tiap kota kegiatan Sekolah Ayah ini bisa dilakukan agar krisis ayah di Indonesia bisa dihentikan... (fajri/islamedia/js)