
Islamedia.co - Orang beriman dan beramal shalih
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. (QS. Al Bayyinah: 7)
Orang kaya tapi taat kepada Allah Ta’ala
وَوَهَبْنَا لِدَاوُودَ سُلَيْمَانَ
نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, Dia adalah
sebaik- baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhannya). (QS. Shad: 30)
Orang Yang Ditimpa ujian (penyakit, miskin, musibah) tapi
Bersabar dan Taat
إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ
الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
Sesungguhnya Kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang
sabar. Dialah Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhan-nya).
(QS. Shad: 44)
Para sahabat nabi dan orang yang mengikuti jejak
mereka
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ
Kalian adalah umat yang terbaik dikeluarkan untuk manusia, memerintahkan
yang ma’ruf, mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali ‘Imran:
110)
Siapakah umat terbaik
dalam ayat ini? Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma mengatakan:
“Mereka adalah para sahabat nabi yang berhijrah bersama Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam dari Mekkah ke Madinah.” (Musnad Ahmad No. 2463.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: hasan. Al Hakim dalam Al
Mustadrak No. 6164, katanya: shahih. Disepakati Adz DZahabi)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan:
وَالصَّحِيحُ أَنَّ هَذِهِ الْآيَةَ
عامةٌ فِي جَمِيعِ الْأُمَّةِ، كُلُّ قَرْن بِحَسْبِهِ، وَخَيْرُ قُرُونِهِمُ
الَّذِينَ بُعثَ فِيهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ الَّذِينَ
يَلونهم، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Yang benar adalah ayat ini berlaku secara umum bagi semua umat ini (Islam),
setiap masing-masing zaman, dan sebaik-baik zaman mereka adalah manusia yang
ketika itu pada mereka diutus Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
kemudian yang mengikuti mereka, kemudian yang mengikuti mereka. (Tafsir
Al Quran Al ‘Azhim, 2/94)
Demikianlah generasi sahabat, dan kita pun bisa menjadi khairu ummah
sebagaimana mereka jika sudah memenuhi syarat-syarat seperti mereka. Imam Ibnu
Jarir, meriwayatkan dari Qatadah, bahwa
Umar Radhiallahu ‘Anhu berkhutbah ketika haji:
مَنْ سَرَّه أَنْ يَكُونَ مِنْ تِلْكَ
الْأُمَّةِ فَلْيؤدّ شَرْط اللَّهِ فِيهَا
Barang siapa yang suka dirinya menjadi seperti umat
tersebut maka penuhilah syarat yang Allah tentukan dalam ayat itu. (Tafsir Ath Thabari, 7/102)
Ayat
ini diperkuat oleh hadits berikut:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Sebaik-baiknya manusia adalah zamanku, kemudian setelahnya, kemudian
setelahnya. (HR. Bukhari No. 2652)
Tentunya maksud
manusia pada zaman nabi adalah manusia yang beriman kepadanya di zamannya,
yaitu para sahabatnya. Bukan kaum munafiq dan kaum kafir yang hidup di
zamannya.
Paling
konsisten terhadap kewajiban
«إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً»
Sesungguhnya yang
terbaik di antara kamu adalah yang paling bagus qadha-nya. (HR. Bukhari No.
2305, Muslim No. 1601, dari Abu Hurairah)
Maksud “qadha” adalah yang paling
konsisten menepati kebenaran yang wajibkan kepadanya. (Ta’liq Mushthafa Al
Bugha, 2/809)
Terbaik pada masa jahiliyah dan Islam
«فَخِيَارُكُمْ فِي الجَاهِلِيَّةِ
خِيَارُكُمْ فِي الإِسْلاَمِ إِذَا فَقُهُوا»
Sebaik-baiknya kalian pada masa jahiliyah adalah yang terbaik di antara
kalian pada masa Islam, jika mereka paham agama. (HR. Bukhari No. 3384, dari
Abu Hurairah)
Paling Bagus Akhlaknya
«إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ
أَخْلاَقًا»
Sesungguhnya yang terbaik di antara
kalian adalah yang terbaik akhlaknya. (HR. Bukhari No. 3559, dari Ibnu Umar,
Muslim No. 2321, dari Ibnu Amr. Ini lafaz Bukhari)
Mempelajari Al Quran dan Mengajarkannya
«خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ»
Sebaik-baiknya kalian adalah yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya. (HR.
Bukhari No. 5027, dari Utsman)
Manusia yang panjang umur dan amalnya semakin baik
" أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِكُمْ؟
"، قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: " خِيَارُكُمْ
أَطْوَلُكُمْ أَعْمَارًا، وَأَحْسَنُكُمْ أَعْمَالًا "
Maukah aku
tunjukkan manusia terbaik di antara kalian? Mereka menjawab: “Ya, wahai
Rasulullah.” Beliau bersabda: “Manusia terbaik di antara kamu adalah yang
paling panjang usianya dan semakin baik amalnya.” (HR. Ahmad No. 7212, dari
Abu Hurairah. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih lighairih. Al
Hakim, Al Mustadrak No. 1255, katanya: shahih sesuai syarat Syaikhan
(Bukhari-Muslim) )
Manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya
وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. (HR. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Awsath No.
5787. Al Qudha’i, Musnad Syihab No. 129. Dihasankan Syaikh Al Albani.
Lihat Shahihul Jami’ No. 6662)
Manusia yang paling tenang, khusyu,
dan tuma’ninah ketika shalat
«خِيَارُكُمْ أَلْيَنُكُمْ مَنَاكِبَ فِي
الصَّلَاة»
Sebaik-baiknya kamu adalah yang paling lentur bahunya ketika shalat. (HR. Abu Daud No. 672. Dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 672)
Maksud hadits ini
adalah mereka yang shalatnya tenang, tuma’ninah, khusyu, tidak menoleh, dan
tidak mengganggu bahu saudaranya. (Imam
Al Khathabi, Ma’alimus Sunan, 1/184. Lihat juga Imam Al Munawi, Faidhul
Qadir, 3/466, Imam Al ‘Aini, Syarh Sunan Abi Daud, 3/221)
Suami yang terbaik sikapnya terhadap istrinya
خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي
Sebaik-baik kamu
adalah yang terbaik terhadap istrinya, dan aku yang terbaik terhadap istriku. (HR.
At Tirmidzi No. 3895, dari ‘Aisyah. Imam At Tirmidzi berkata: hasan shahih.
Imam Ibnu Majah No. 1977, dari Ibnu Abbas, Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra
No. 15699, Ibnu Hibban No. 4177. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul
Jami’ No. 3314)
Manusia yang tidak suka mengusik dan menyakiti saudaranya
قَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الإِسْلاَمِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ
مِنْ لِسَانِهِ، وَيَدِهِ»
Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, Islam apakah yang paling utama? Beliau
bersabda: “Yaitu orang yang muslim lainnya aman dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari No. 11, Muslim No. 42, dari Abu Musa Al
Asy’ari)
Wallahu A’lam
Ustadz Farid Nu'man Hasan