Islamedia.co - “Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan,” (Q.S At-Tahrim: 6).
Ayah,
bunda… Mari kita bermuhasabah sejenak, tentang putera-puteri kebanggaan
kita, yang kelak akan meneruskan perjalanan kita, perjuangan kita. Lihatlah mereka… Pandanglah mereka… Dan tanyakanlah pada hati-hati ini, apa yang selama ini kta perbuat untuk mereka.
Allah berfirman :
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Q.S Ali-’Imran : 14)
Ayah, bunda… Mari kita buka mata, belajar peka pada tuntutan revolusi tekhnologi yang berjalan bahkan berlari setiap masa. Saat putera/i mu merengek meminta dibelikan handphone, saat putera/i mu merajuk meminta internet broadband hadir di PC nya, kemudian kita memenuhinya, dan memercayakan hasil tekhnologi digenggamannya.
Pernahkah kita memberikan peringatan kecil pada mereka untuk tanggung jawab pada apa yang kita percayakan? Seperti halnya Luqman menasehati anaknya.
“(Luqman
berkata) hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi,
niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui,” (Q.S Luqman: 16).
Adakah kegamangan dalam hati kita? Adakah kecemasan dalam naluri kita? Saat
adzan dzuhur d’abaikan, Saat kewajiban-kewajiban lainnya pun
ditinggalkan, saking asyiknya mereka bermesraan dengan Gamesnya, dengan
Chatnya, bahkan dengan aplikasi hape barunya
Dan sedihnya… Sebagai orangtua pun kita asyik dengan urusan kita sendiri. Arisan… Meeting… Perut… lagi-lagi semuanya hanya untuk perut. Hingga melupakan kewajiban kita sebagai orangtua yang tak sekedar memberikan makanan bagi jasad dan materi semata. Namun juga makanan bagi spiritual mereka.
Ayah,bunda… Mari tanyakan pada diri-diri kita, seberapa intenskah komunikasi yang terjalin antara dirimu dan anak-anak mu? Dalam 24 jam, berapa persenkah waktumu dan putra/imu berkomunikasi dari hati kehati? Sekedar menanyakan aktivitas mereka misalnya? Atau pekerjaan rumah mereka? Terlebih memberikan tarbiyah rutin sehabis shalat maghrib. Adakah waktu untuk itu, Ayah Bunda?
Tak pernah terfikirkan oleh kita bahwa aktifitas mereka dijajah ponsel beraplikasi. Dibelenggu
buah hasil tekhnologi. Jaringan internet yang mudah diakses. Tiap saat
dapat berubah menjadi iblis bercasing andai jiwa2 mereka tak dibekali
benteng keimanan
Mudah sekali… Rentan sekali… satu hal yang membuat moral mereka rusak dalam hitungan menit. Sebut saja, PORNOGRAFI Narkoba visual yang meracuni fikiran mereka. Diakui atau tidak, sepakat atau tidak, hal ini adalah tantangan bagi para orang tua.
Ayah, bunda… Mari kita menyadari bahwa Gadget adalah media yang memiliki 2 sisi mata uang. Manfaat dan mudharat. Mari kita tanamkan kecintaan dan rasa takut pada Allah pada putera/i Qta, Karena hanya inilah imun bagi rohani mereka.
“Hai
anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah),” (Q.S Luqman : 17).
Ayah, bunda… Mari jaga anak-anak kita. Jagalah keluarga kita. Jagalah semua keindahan itu. Karena ini amanah yang Allah titipkan bagi diri kita. Setelah ini masihkah kita tenang-tenang saja?
Jangan jadikan
kasih sayang kita pada putera/i kita melalaikan daripada porsi qta
sebagai orangtua yang senantiasa memantau perkembangan dan tingkah laku
mereka.
Dan Allah
perintahkan pula bagi kita untuk berhati-hati agar semua keindahan itu
tidaklah menjadikan kita lalai dalam mengingat-Nya, menjadikan kita
lalai dalam mencintai-Nya, mencintai rasul-Nya dan juga berjuang di
jalan-Nya serta menjadikan sebuah penyesalan bagi kita di akhirat nanti.
Allah berfirman :
“Katakanlah:
“Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari)
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik,” (Q.S At-Taubah: 24).
Azizha Budiarti - syahidah.web.id