Islam edia .co - Konfrontasi antara pasukan penjajah Zionis dengan warga Palestina terus terjadi di sejumlah wilayah, dan penangkapan ter...
Islamedia.co - Konfrontasi
antara pasukan penjajah Zionis dengan warga Palestina terus terjadi di sejumlah
wilayah, dan penangkapan terhadap sejumlah pemuda Palestina semakin gencar.
Selain itu, penistaan yang dilakukan Zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsha juga
terus meningkat, warga Palestina dilarang menunaikan sholat di dalam masjid mulia
tersebut. Bagaimana kondisi Palestina terkini ?, berikut petikan wawancara kru Islamedia bersama Ketua Pembina KSP Bandung (Kelompok Studi Palestina), Ustadz
Putra Sulung Baginda.
Melihat eskalasi serangan Israel yang
semakin meningkat, bagaimana kondisi terkini Palestina, khususnya Masjid
al Aqsha ?
Benar,
ada eskalasi serangan Israel terhadap Palestina, dan kondisi ini harus
digarisbawahi. Sebagaimana kita fahami, zionis merupakan entitas kolonialis
eksklusif agresif yang dibangun di atas berbagai keunggulan sumber daya dan
siasat. Eskalasi serangan yang mereka lakukan hari ini merupakan langkah
strategis yang lahir dari ketakutan dan kepanikan mereka atas berbagai kondisi
yang berkembang saat ini. Kondisi-kondisi tersebut antara lain adalah :
Pertama, kekalahan telak dalam
pertempuran terakhir antara IDF dengan rakyat Gaza. Evaluasi yang dilakukan Israel pasca pertempuran terakhir di Gaza
telah mengungkapkan fakta-fakta yang selama ini mereka takuti. Pihak
pemerintahan dan militer Israel menemukan titik-titik kelemahan dalam instrumen
agresi mereka yang sulit untuk ditangani. Kita cermati 2 diantara banyak
kelemahan ini. Pertama adalah lemahnya sistem pertahanan super mahal iron dome
yang digadang-gadang mampu menjadi solusi pertahanan Israel. Sistem pertahanan
modern ini ternyata masih memiliki banyak kelemahan diantaranya kurang
sensitinya sistem interceptor rudal, mahalnya biaya operasional dan utamanya adalah
mekanisme tempur iron dome yang mudah
dibaca. Hamas, jihad Islam dan faksi-faksi perjuangan Gaza lainnya menembakkan
roket-roket sederhana untuk menguras arsenal rudal interceptor iron dome dan
menguji celah-celah kelemahan dalam sistem pertahanan ini. Dalam tahapan selanjutnya,
para pejuang menembakkan roket yang lebih canggih dan berhasil menghujani
Israel dalam jangkauan yang luas dan frekuensi hit yang lebih tinggi. Keberhasilan serangan roket para pejuang
Gaza ini berimbas langsung pada eksodus para kolonialis Israel dan pada
gilirannya juga akan berimbas pada ekonomi Israel. Kedua, adalah turunnya
mental angkatan perang Israel sampai pada titik psikologis terendah. Penurunan
mental pasukan Israel tidak hanya terjadi di kalangan tentara regular dan wajib
militer, namun juga di komando-komando kesatuan elite mereka. Diantara yang
terbaru adalah kasus bunuh diri anggota-anggota pasukan khusus Givati.
Bila
dibiarkan, maka berbagai kelemahan yang ada dalam isntrumen agresi Israel ini
akan berubah menjadi karakteristik permanen yang diyakini oleh seluruh komponen
dalam entitas zionis. Hal ini mendorong Israel untuk menciptakan ilusi
“kemenangan” melalui eskalasi serangan utamanya ke wilayah Tepi Barat (West
Bank) dimana Hamas tidak sekuat di Gaza dan al Quds sebagai identitas utama
bangsa Palestina.
Kedua, muncul dan berkembangnya
kesadaran bangsa-bangsa di dunia akan wajah asli zionisme Israel. Dulu dominan
media barat dikenal sangat pro Israel dan kerap kali menyajikan informasi yang
bias dan tak berimbang. Saat ini masyarakat dunia mulai terbuka dan secara
sadar mencari sendiri inormasi yang objektif dan independen mengenai kondisi
Palestina. Pada gilirannya trend ini
mendorong mereka untuk menyuarakan secara lantang dukungan terhadap kemerdekaan
Palestina dan menghujat Israel sebagai penjahat perang. Sikap ini beberapa
dekade lalu mustahil muncul di dunia barat karena senantiasa diidentikkan
dengan anti semit, namun kini masyarakat barat sadar bahwa tragedi Palestina
adalah bencana kemanusiaan besar yang harus segera dihentikan. Inilah
penjajahan nyata yang ada di era modern di depan mata dunia, dan keberanian
mereka semakin nyata seiring ketegasan negara-negara yang telah lebih dahulu
lantang menentang penajajahan Israel seperti Turki dan Venezuela. Setelah
Swedia, diprediksi negara-negara barat lain akan ikut memberikan dukungan
terhadap Palestina sehingga kedepannya posisi Israel akan semakin terjepit dan
teralienasi. Dengan demikian, Israel berpandangan bahwa masalah Palestina harus
sesegera mungkin diatasi, selagi masih ada dukungan dari beberapa pemerintahan
barat.
Ketiga, adanya keyakinan dari para
analis bahwa Israel akan hilang dalam 10 tahun. Saat ini Amerika serikat tengah
mengkaji kebijakan apa yang akan diambil pada saat Israel hilang eksistensinya.
Sikap ini diambil berdasarkan dokumen-dokumen intelijen Amerika yang bersifat
super sensitif yang berisi informasi mengenai bubarnya entitas Israel di
Palestina dalam waktu 10 tahun ke depan. Dalam dokumen tersebut disampaikan
bahwa Israel akan kehilangan warganya akibat eksodus ke negara asal, dan
kehilangan kemampuan untuk berdiri sebagai sebuah negara. informasi ini
tampaknya senada dengan hasil analisis CIA mengenai Israel, yang mereka pandang
akan hilang eksistensinya dalam 20 tahun. Selain itu, henry Kissinger, mantan
menlu AS yang dikenal sangat pro Israel ternyata mengungkapkan pendapat yang sama
yang dikutip oleh New York Post. Ia menyatakan bahwa Israel hanya akan bertahan
sampai kisaran tahun 2022, artinya, menurut pendapatnya yang mengundang
kontroversi ini, entitas penjajah tersebut akan musnah 8 tahun dari sekarang.
Perkembangan
kondisi tersebut, beserta kondisi-kondisi lain yang tidak bisa dijelaskan
secara mendetil disini mendorong eskalasi serangan Israel terhadap palestina
dan mendorong Israel untuk memodifikasi pola penjajahannya untuk mencapai
tujuan besar mereka dalam waktu yang lebih cepat. Sejalan dengan eskalasi
tersebut Israel berupaya mati-matian menunjukkan pada dunia bahwa militernya
masih kuat. Diantara ilusi yang mereka tampilkan adalah adanya pengembangan sistem
pertahanan iron dome untuk diterapkan di lautan yang disebut c-dome.
Pertunjukan kekuatan militer Israel yang rancu ini justru semakin memperkuat
dugaan bahwa IDF mengalami krisis.
Apakah Intifadah ke-3 benar-benar akan
terjadi ?
Untuk
menelaah jawaban terhadap pertanyaan ini, mesti kita runut terlebih dahulu ke
belakang, yaitu bahwa Israel didirikan dalam konsep yang sebenarnya lebih
mengerikan dari apa yang diduga sebagain besar masyarakat dunia. Dalam konsep
yang dikemukakan Theodore herzl dalam kongres zionis pertama di Basel, Israel
bukanlah negara yang didirikan di Palestina saja, melalinkan mencakup semua
wilayah yang ada di antara dua sungai, Nil dan Eufrat. Inilah makna dua garis
biru dalam bendera Israel. Dua sungai yang membatasi negara Israel raya. Dengan
demikian rencana mereka sebenarnya adalah menjajah seluruh wilayah Palestina,
seluruh Libanon, syuriah, Irak yordania dan sebagian wilayah Arab Saudi dan
Mesir. Zionis hari ini tidak akan melupakan atau memodifikasi konsep tersebut
karena dalam keyakinan mereka penajajahan atas seluruh negara tadi adalah
perintah Tuhan, bahwa ini adalah perang suci bagi mereka, dan mereka menemukan
relevansinya dengan Talmud yang mereka anut. Dengan demikian, intifada 3
merupakan sebuah keniscayaan. Anda tidak bisa memadukan api dengan air. Salah
satunya akan musnah. Demikian pula dengan konflik penajajah Israel dengan pihak
terjajah Palestina. Terlebih bagi kita, wajib hukumnya membela tanah air dari
penjajah, dan tanah air Palestina tentu merupakan tanah yang diberkahi karena
kiblat pertama juga ada disana. Adakah dulu ketika Indonesia dijajah Belanda
atau Jepang kita katakan “baiklah tuan
penjajah, silahkan ambil 80% wilayah Indonesia, biar kami bangsa Indonesia
berdesak-desakan di 20% sisa wilayahnya”?. tidak! kita katakan merdeka ! Dan itu
artinya adalah setiap jengkal tanah air kita terbebaskan meski harus dibayar
nyawa. Hal yang sama dilakukan rakyat Palestina.
Bicara soal kepedulian sesama bangsa,
apakah sikap pemerintah Indonesia selama ini sudah cukup untuk menghentikan
aksi keji Israel ?
Pemerintah
Indonesia sejauh ini masih menunjukkan sikap menentang berbagai kekerasan yang
dilakukan Israel melalui kecaman. Kita juga tidak membuka hubungan diplomatik
dengan Israel. Hal ini patut diapresiasi. Namun demikian, ada titik dimana
kecaman tak lagi dianggap sebagai kecaman. Dan saya kira Israel sudah sampai
ada titik tersebut bahkan melampauinya. Kita bisa temukan berbagai makna keji
pada apa yang dilakukan Israel pada rakyat Palestina hari ini. Kita bisa
temukan semua pelanggaran terhadap seluruh ragam hak asasi manusia pada
tindakan Israel terhadap bangsa Palestina hari ini. Kecaman pada entitas yang
demikian kejam bukanlah jawaban yang benar. Israel perlu diseret ke pengadilan
internasional untuk mempertangungjawabkan kejahatan kemanusiaan yang ia lakukan
tidak hanya pada muslimin Palestina saja namun juga ada warga Palestina yang
beragama lain termasuk Kristen. Ini adalah mega bencana kemanusiaan terbesar
yang masih bisa anda lihat di TV hari ini.
Dan
harus kita cermati, bahwa eskalasi serangan Israel hari ini berbeda dengan yang
terdahulu. sebagaimana telah kita disampaikan sebelumnya, Israel tampaknya
mulai panik dan berupaya melakukan tindakan yang lebih masiv. Harus kita ingat
bahwa mereka memang panik, namun mereka tidak bodoh. Ada perubahan pola
kezaliman yang mereka lakukan. Bila dulu mereka berupaya sekuat tenaga
menghancurkan al Aqsha dengan membangun terowongan besar dibawahnya, kini
mereka memulai gerakan baru yang bertujuan menghilangkan status al Aqsho
sebagai tempat suci dan tempat ibadah umat Islam. Hal ini tercermin dari penyusunan
UU di majelis tingkat rendah Israel, yaitu Knesset, yang berisi aturan mengenai
denda sebesar 20 ribu dollar bagi siapapun yang menghalangi yahudi beribadah di
dalam al Aqsha. Bagi bangsa Palestina angka 20 ribu dollar tentu teramat besar.
Tercatat 6 kementrian dalam pemerintahan zionis Israel memfokuskan kinerja
dalam hal ini. Israel tampaknya mulai mewacanakan, bahwa al Aqsha bukan hanya
tempat suci milik muslimin namun juga milik yahudi, sehingga yahudipun berhak
beribadah didalamnya. Menyepakati pernyataan tersebut akan menghilangkan esensi
perjuangan kaum muslimin sedunia dalam membela kiblat pertama. Hal ini juga
pada akhirnya akan melegitimasi usaha apapun yang dilakukan Israel dalam
menghilangkan identitas Islam di al Aqsha. Dan ini tentu sangat berbahaya,
terlebih karena yahudi tidak mempunyai hak apapun atas al Aqsha sebagaimana mereka
tak mempunyai hak apapun atas tanah Palestina.
Lebih
jauh lagi, kita adalah bangsa yang besar yang dengan lantang mengatakan bahwa
“penajajahan di atas dunia harus dihapuskan” . Dengan demikian, sesuai dengan
UUD kita, dan sesuai dengan asas bebas aktif yang kita anut, kita harus
melibatkan diri dalam usaha membebaskan Palestina seluruhnya sebagai sebuah
negara merdeka, bebas dari penajajahan. Dalam konteks ini, mendukung solusi dua
negara Palestina dan Israel yang hidup berdampingan merupakan pelanggaran
langsung terhadap UUD 1945, karena mengakui dua negara berarti memberikan
legitimasi atas penjajah untuk mendirikan negara di sebagian tanah jajahannya.
Ini jelas bertentangan dengan makna “penjajahan harus dihapuskan”. Indonesia
harus bekerjasama dengan bangsa-bangsa di dunia yang masih memiliki nurani
untuk memulai pembebasan tanah Palestina dalam tahapan-tahapan yang jelas dan
terukur, tidak lagi bersifat insidental dan sporadis.
Swedia, Inggris dan beberapa Negara non
arab lainnya mulai memihak Palestina dan mengecam agresi Israel. Sedangkan di
saat yang sama, beberapa negara Arab justru cenderung berada di pihak Israel. Bagaimana
anda melihat ini ?
Kondisi
ini memang unik Subhanallah. negara negara barat berlomba menunjukkan dukungan
pada Palestina, seperti Swedia yang menepis berbagai hujatan dan kecaman dan
lantang menyuarakan dukungan pada Palestina. Tak hanya itu, sebagai wujud
dukungan, Swedia langsung mengirimkan dana yang besar untuk mulai
merekonstruksi Palestina. Di sisi lain, beberapa negara arab bahkan mengambil
posisi melindungi kepentingan israel dan ikut menekan saudaranya di Gaza.
Fenomena ini menjadi ibroh bagi kita
dan mesti menguatkan azzam kita untuk tetap berada dalam barisan orang-orang
yang benar bangsa yang berhati nurani, bangsa besar yang menentaang penjajahan
dan kejahatan kemanusiaan. Lihatlah siapa yang malah mengambil posisi yang
menguntungkan israel. Tokoh kudeta pengguling pemerintahan sah di Mesir yang
merupakan diktator yang membunuh rakyatnya sendiri dan mereka yang ketakutan
kehilangan kekuasaan yang telah mereka pegang dalam jangka waktu lama. Mereka
yang demikian berambisi untuk berkuasa di negaranya dan takut kehilangan
kekuasaan yang memihak kepentingan israel. Mereka inilah yang menjual izzah
diri dan nuraninya demi kekuasaan yang fana. Semoga Allah melindungi kita dari
sikap semacam ini.
Untuk pemuda Indonesia, apa yang bisa
dilakukan untuk membela Palestina ?
Kita
semua menjadi saksi kekejaman ini. Musibah ini terjadi di masa kita hidup.
Apakah kita tidak takut ditanya kelak oleh-Nya, apa yang telah kita lakukan untuk Palestina, padahal kezaliman
itu terjadi saat kita menghidup udara yang sama dengan mereka di sana? Maka beberapa hal yang bisa dilakukan para
pemuda gagah di negara yang besar ini adalah :
Pertama, Kajilah ilmu Islam disamping
ilmu ilmu lain agar kita tak kehilangan sandaran dalam fitnah besar di akhir
zaman. Inilah masa dimana fitnah berkeliaran sehingga yang benar tampak salah
dan yang salah tampak benar.
Kedua, Fahamilah masalah Palestina
dengan ilmu dan hati yang bersih karena inilah salah satu pangkal
permasalahan-permasalahan besar umat manusia hari ini hari dimana kita hidup.
Agar kita bisa menjaga ibu bapak kita, adik kakak kita, suami atau istri kita,
anak anak dan keluarga kita dari sikap yang salah dan fitnah. Ingatlah, memilih
untuk menjadi bodoh disaat ada kesempatan untuk belajar adalah sebuah sikap
yang teramat berbahaya.
Ketiga, Amalkan untuk berkontribusi bagi
Palestina. Bagi kita di Indonesia kontribusi yang tepat adalah memahamkan
saudara-saudara kita sebangsa, apapun latar belakangnya,apapun agamanya. Karena
ini adalah masalah kemanusiaan yang besar. Sempatkanlah untuk berkontribusi
bagi saudara-saudara kita disana melalu penyisihan sedikit rizki kita semoga
ALLAh memberikan balasa yang melimpah, dan kelak memberikan balasa berupa taman
termata indah yang mengalir di bawahnya sungai sungai.
Terakhir, paling utama, senantiasa doakan
mereka dalam sujud sujud penghambaan kita, inilah senjata kita yang utama.
Putra Sulung Baginda
Berprofesi sebagai dosen Bahasa Jerman di salah satu PTN di Bandung, dan saat ini tengah mengemban amanah sebagai Ketua Pembina Kelompok Studi Palestina.