Islamedia.co - Puluhan orang pembina tunas bangsa bergerilya
diantara para pengunjung Bumi Perkemahan Pramuka. Mereka berusaha mendapatkan
nama dan alamat email para pengunjung yang sebagian besar sedang berolahraga
pagi. Para pembina yang rata-rata berusia 20-25 tahun sibuk mewawancarai responden
seperti yang diarahkan oleh instruktur. Ini gambaran acara-acara menarik selama
dua hari kegiatan Jambore Pembina Tunas Bangsa.
Dalam rilis yang diterima Islamedia, Selasa (9/9/2014), Lima puluh delapan (58) orang peserta Jambore tersebut mewakili 5 kecamatan
di Jakarta Timur yaitu Kramat Jati, Makasar, Pasar Rebo, Ciracas dan Cipayung.
Peserta terdiri atas 35 orang pembina putri dan 23 pembina putra yang dibagi ke
dalam 20 regu pada 6-7 September lalu. Regu-regu ini berusaha menjadi yang
terbaik guna mendapatkan ilmu yang disampaikan oleh para instruktur dan tentunya
door prize.
Dite Abimanyu dalam pengarahan di pembukaan
mengingatkan bahwa pemuda merupakan ujung tombak perubahan di Indonesia. Oleh
karena itu, pemuda harus selalu di depan dalam berbagai situasi. Para pemuda
dituntut untuk selalu melakukan regenerasi agar perubahan positif selalu
terjadi di Indonesia.
Ustadz Yan Herizal dalam sambutannya menjelaskan tujuan kegiatan
jambore di Buperta di Cibubur dalam rangka mendinamisasi para pembina untuk
selalu melakukan inovasi-inovasi baru agar selalu terjadi pengembangan dalam dakwah
tunas bangsa.
Ustadz Dodi Kurniawan ‘menggebrak’ acara
dengan pelatihan dakwah fardiyahnya. Beliau memompa motivasi peserta untuk
selalu terdepan dalam berbagai kesempatan.
“Kami Pembina Tunas Bangsa”
merupakan teriakan para pembina ketika menyambut yel-yel ustadz Dodi Kurniawan.
Ustadz Syakir Purnomo mengingatkan agar para pembina lebih berani dalam
melakukan rekruitmen sehingga jumlah tunas bangsa terbina bisa meningkat secara
signifikan.
Ustadz Farid Nu’man memberikan dukungan dengan
mengingatkan bahwa tugas pembina adalah sangat mulia. Oleh karena itu, para
pembina harus yakin bahwa Allah SWT akan memberikan balasan yang baik terhadap
jerih payah para pembina dalam menjalankan tugas-tugasnya. Para pembina harus
memperhatikan para peserta dengan sebaik-baiknya dan memberikan tauladan baik
dalam ibadah maupun kehidupan sehari-hari.
Jambore pembina tunas bangsa yang digelar oleh Yayasan Salam ini diakhiri
dengan pemberian slayer keikutsertaan dan foto bersama peserta dan panitia.
Adlan menjadi peserta terbaik dengan capaian 13 responden dan Anna mendapatkan
penghargaan karena bisa menyelesaian bacaan 2 juz Al-Qur’an
dari 1 juz yang ditarget oleh panitia.[Islamedia/YL]