Islam edia .co - Siang hari beberapa jam sebelum aksi dimulai, langit begitu gelap dan hujan turun begitu deras. “Jangan-jangan aksi s...
Islamedia.co - Siang hari beberapa jam sebelum aksi dimulai, langit begitu gelap dan hujan turun begitu deras. “Jangan-jangan aksi sore ini batal”, pikirku dalam hati. Tapi alhamdulillaah, puji syukur pada Allah, setelah Ashar, hujan semakin mengecil dan akhirnya berhenti. Berharap itu sebagai pertanda bahwasanya Allah meridhai aksi kami untuk Palestina ini.
Aksi solidaritas yang dimulai dari Pusdai, Gedung Sate, BIP dan kemudian kembali lagi ke Pusdai ini menyisakan beberapa cerita yang mengharukan dan sekaligus menggembirakan.
Saat berkeliling mencari donasi di sekitaran Gedung Sate, seorang bapak berkacamata dengan umur sekitar 30an tahun datang menghampiri. Aku kira dia akan mengeluarkan lembaran uang seperti orang-orang lainnya. Tapi ternyata, dia mengeluarkan sekotak smartphone. Setelah dibuka smartphonenya masih baru, masih gres, belum ada tanda-tanda sudah pernah dipakai sebelumnya. Dan berdasarkan informasi dari internet, harganya adalah Rp 4.000.000. Masya Allah...
Ketika melewati sebuah rumah makan di Jalan Merdeka dan waktu itu kira-kira masih jam 5 sore, belum waktunya berbuka tentunya, aku melihat ada satu keluarga yang baru saja selesai makan. Dari wajahnya, aku bisa mengetahui sepertinya mereka bukan beragama Islam, sehingga wajar jika tidak berpuasa. Tetapi ketika dihampiri, sang ayah seketika mengambil dompetnya, mengeluarkan uang dan memasukkannya ke dalam kantong donasi. Sang anak juga tak mau kalah, dia ambil uangnya dan didonasikan pula untuk Palestina. Terima kasih ya, semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kalian...
Satu lagi, saat berkeliling di depan BIP. Seorang petugas keamanan membuntutiku dari belakang. Aku berprasangka buruk, jangan-jangan aku akan diusir karena “meminta-minta” di depan pintu BIP tersebut. Di luar dugaan, ketika semakin dekat, dia malah memasukkan uang ke dalam kantong donasi. Maafkan saya pak satpam karena telah berprasangka buruk kepada Anda.
Suasana aksi semakin menggelora dan berapi-api ketika bapak Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, Lc berorasi dan mengingatkan kita bahwasanya di kota Bandung, pernah diadakan pertemuan bersejarah negara-negara non blok yang salah satu tujuannya adalah untuk mengecam penjajahan dan kolonialisme dari imperium Barat, Konferensi Asia Afrika. “Jadi wajib hukumnya”, kata beliau dengan penuh semangat. “Warga Jawa Barat, warga kota Bandung untuk mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan bangsa Israel!” Peserta aksi pun bertakbir, mendukung pernyataan beliau.
Setelah bapak gubernur berorasi, Walikota Bandung, kang Emil ikut menyuarakan dukungannya untuk Palestina. Beliau sempat mengutip salah satu ayat dalam al-Qur’an, yaitu QS. al-Hujurat ayat 10, bahwasanya “orang-orang Mu’min itu bersaudara”. Kang Emil juga mengingatkan bahwa Palestina merupakan salah satu entitas yang pertama kali mendukung kemerdekaan negara kita dan bahwasanya permasalahan di Palestina bukan permasalahan agama saja, tetapi juga permasalahan kemanusiaan. Oleh karena itu wajib bagi kita semua untuk mendukung dan menolong saudara kita di Palestina.
Alhamdulillaah, warga Bandung dan warga Jawa Barat patut bersyukur memiliki pemimpin seperti mereka, jagalah dan doakan mereka agar senantiasa amanah dan tetap memiliki kepedulian.
Saat dilakukan “real count” terhadap hasil donasi yang didapatkan, beberapa panitia terkaget-kaget karena begitu melimpahnya lembaran uang kertas yang didapatkan. Ada juga jam tangan, Blackberry, cincin dan beberapa lembar uang asing. Seorang kawan berseloroh, ternyata saat menghitung uang lebih melelahkan daripada saat berkeliling, meminta dan mengumpulkan uang tersebut di jalan-jalan. Dan taukah kawan berapakah yang didonasikan warga Bandung yang mengikuti dan menyaksikan aksi tersebut?
Aksi solidaritas yang dimulai dari Pusdai, Gedung Sate, BIP dan kemudian kembali lagi ke Pusdai ini menyisakan beberapa cerita yang mengharukan dan sekaligus menggembirakan.
Saat berkeliling mencari donasi di sekitaran Gedung Sate, seorang bapak berkacamata dengan umur sekitar 30an tahun datang menghampiri. Aku kira dia akan mengeluarkan lembaran uang seperti orang-orang lainnya. Tapi ternyata, dia mengeluarkan sekotak smartphone. Setelah dibuka smartphonenya masih baru, masih gres, belum ada tanda-tanda sudah pernah dipakai sebelumnya. Dan berdasarkan informasi dari internet, harganya adalah Rp 4.000.000. Masya Allah...
Ketika melewati sebuah rumah makan di Jalan Merdeka dan waktu itu kira-kira masih jam 5 sore, belum waktunya berbuka tentunya, aku melihat ada satu keluarga yang baru saja selesai makan. Dari wajahnya, aku bisa mengetahui sepertinya mereka bukan beragama Islam, sehingga wajar jika tidak berpuasa. Tetapi ketika dihampiri, sang ayah seketika mengambil dompetnya, mengeluarkan uang dan memasukkannya ke dalam kantong donasi. Sang anak juga tak mau kalah, dia ambil uangnya dan didonasikan pula untuk Palestina. Terima kasih ya, semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kalian...
Satu lagi, saat berkeliling di depan BIP. Seorang petugas keamanan membuntutiku dari belakang. Aku berprasangka buruk, jangan-jangan aku akan diusir karena “meminta-minta” di depan pintu BIP tersebut. Di luar dugaan, ketika semakin dekat, dia malah memasukkan uang ke dalam kantong donasi. Maafkan saya pak satpam karena telah berprasangka buruk kepada Anda.
Suasana aksi semakin menggelora dan berapi-api ketika bapak Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, Lc berorasi dan mengingatkan kita bahwasanya di kota Bandung, pernah diadakan pertemuan bersejarah negara-negara non blok yang salah satu tujuannya adalah untuk mengecam penjajahan dan kolonialisme dari imperium Barat, Konferensi Asia Afrika. “Jadi wajib hukumnya”, kata beliau dengan penuh semangat. “Warga Jawa Barat, warga kota Bandung untuk mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan bangsa Israel!” Peserta aksi pun bertakbir, mendukung pernyataan beliau.
Setelah bapak gubernur berorasi, Walikota Bandung, kang Emil ikut menyuarakan dukungannya untuk Palestina. Beliau sempat mengutip salah satu ayat dalam al-Qur’an, yaitu QS. al-Hujurat ayat 10, bahwasanya “orang-orang Mu’min itu bersaudara”. Kang Emil juga mengingatkan bahwa Palestina merupakan salah satu entitas yang pertama kali mendukung kemerdekaan negara kita dan bahwasanya permasalahan di Palestina bukan permasalahan agama saja, tetapi juga permasalahan kemanusiaan. Oleh karena itu wajib bagi kita semua untuk mendukung dan menolong saudara kita di Palestina.
Alhamdulillaah, warga Bandung dan warga Jawa Barat patut bersyukur memiliki pemimpin seperti mereka, jagalah dan doakan mereka agar senantiasa amanah dan tetap memiliki kepedulian.
Saat dilakukan “real count” terhadap hasil donasi yang didapatkan, beberapa panitia terkaget-kaget karena begitu melimpahnya lembaran uang kertas yang didapatkan. Ada juga jam tangan, Blackberry, cincin dan beberapa lembar uang asing. Seorang kawan berseloroh, ternyata saat menghitung uang lebih melelahkan daripada saat berkeliling, meminta dan mengumpulkan uang tersebut di jalan-jalan. Dan taukah kawan berapakah yang didonasikan warga Bandung yang mengikuti dan menyaksikan aksi tersebut?
Hasil donasi, tanggal 13 Juli 2014:
Uang sejumlah Rp. 216.657.750
Perak murni 38.675 gr
Emas Murni 10 gr
915 real
100 USD
20 SD
176 RM
5 Handphone
1 tab
2 jam tangan
1 modem
4 cincin emas
1 anting
1 payung
Jumlah donasi ini meningkat hampir 100% jika dibandingkan dengan aksi dua hari sebelumnya. Mudah-mudahan hasil donasi tersebut bisa meringankan penderitaan yang dialami rakyat Palestina, bisa menguatkan mujahidin yang berjuang membebaskan Palestina dan bisa melemahkan kekuatan Israel sang penjahat durjana. Dan bagi para donatur, semoga Allah gantikan tiap donasi yang kalian sumbangkan dengan yang lebih baik. Aamiin...
____________________________________________
Jika Gubernur, Walikota, tukang parkir, pedagang kaki lima bahkan non-Muslim telah memberikan dukungannya untuk Palestina, bagaimana denganmu kawan...?