Islamedia.co - Malam ini menemani anak-anak menonton film nabi-nabi hasil download-an di internet, terselip di situ bacaan Al Qur an seorang syaikh ahli qurro. Sungguh syahdu indah dan membuatku berdesir dan menuntunkan jemari ini menuliskan sedikit tentang tilawah.
Mengapa kita harus membaca Al Qur an? mengapa harus memperhatikan bacaan kita? Ya karena tiap hari kita harus membaca dalam sholat kita, dan itu adalah cerminan perhatian kita terhadap Al Qur an. Tilawah Al Qur an itu akan memberikan syafa'at ketika di yaumil akhir nanti, sebagaimana dalam hadits Imam Muslim "Bacalah Al Quran, karena Al Qur an pada hari kiamat akan datang memberi syafaat bagi yang rajin membacanya". Jika tak ada keutamaan yang lainpun ini cukup akan memotivasi kita insyaa Allah.
Mendengar kata tilawah pada sebagian muslim dan muslimah adalah hal yang biasa, namun tetap saja sebagian yg lain ada yang mengatakan sesuatu yang masih berat. Bagi kalangan yang sudah lancar bacaan Al Qur annya sekalipun tetap saja ada yang terasa berat di lidah. Namun sesungguhnya jika mau menyelami tilawah adalah hal yang menyenangkan, penghibur dikala duka dan lara, tadabur di kala senang dan bahagia.
Alunan yang lembut, tahsin dan tartil akan menambah syahdu bagi siapapun yang membaca ataupun dan mendengarnya. Bahkan mampu menggetarkan hati, hingga tanpa terasa mengalirkan anak sungai dipelupuk mata.
Ya benar mengapa masih banyak yang merasa berat untuk bisa menghatamkan Al Qur an dalam satu bulan atau menjadikan wirid hariannya adalah minimal satu juz? Adalah belum "Tahsin Tilawah"nya bacaan kita.
Mengapa kita harus membaca Al Qur an? mengapa harus memperhatikan bacaan kita? Ya karena tiap hari kita harus membaca dalam sholat kita, dan itu adalah cerminan perhatian kita terhadap Al Qur an. Tilawah Al Qur an itu akan memberikan syafa'at ketika di yaumil akhir nanti, sebagaimana dalam hadits Imam Muslim "Bacalah Al Quran, karena Al Qur an pada hari kiamat akan datang memberi syafaat bagi yang rajin membacanya". Jika tak ada keutamaan yang lainpun ini cukup akan memotivasi kita insyaa Allah.
Mendengar kata tilawah pada sebagian muslim dan muslimah adalah hal yang biasa, namun tetap saja sebagian yg lain ada yang mengatakan sesuatu yang masih berat. Bagi kalangan yang sudah lancar bacaan Al Qur annya sekalipun tetap saja ada yang terasa berat di lidah. Namun sesungguhnya jika mau menyelami tilawah adalah hal yang menyenangkan, penghibur dikala duka dan lara, tadabur di kala senang dan bahagia.
Alunan yang lembut, tahsin dan tartil akan menambah syahdu bagi siapapun yang membaca ataupun dan mendengarnya. Bahkan mampu menggetarkan hati, hingga tanpa terasa mengalirkan anak sungai dipelupuk mata.
Ya benar mengapa masih banyak yang merasa berat untuk bisa menghatamkan Al Qur an dalam satu bulan atau menjadikan wirid hariannya adalah minimal satu juz? Adalah belum "Tahsin Tilawah"nya bacaan kita.
Alhamdulillah, Masyaa Allah,.. suatu acungan jempol tersendiri bagi mereka yang menciptakan komunitas ODOJ(One Day One Juz). Setidaknya dengan bergabung dengan komunitas tersebut kita bisa menancapkan azam(kesungguhan) untuk komitmen menyelesaikan satu juz perharinya. (terlepas pro dan kontranya lho) akan tetapi pastikan untuk selalu meluruskan niat bahwa yang utama mengapa kita tilawatil qur'an adalah karena Allah..., karena Rasulullah mencontohkan ibadah tersebut.
Nah yang harus tetap kita perhatikan tidak hanya sekedar bisa satu juz satu harinya, namun lebih dari itu yaitu bagaimana bisa kita menikmati setiap bacaan kita. Untuk bisa menikmati tilawah tentu diperlukan beberapa rambu-rambu atau syarat tertentu. Diantaranya yang paling krusial adalah :
Nah yang harus tetap kita perhatikan tidak hanya sekedar bisa satu juz satu harinya, namun lebih dari itu yaitu bagaimana bisa kita menikmati setiap bacaan kita. Untuk bisa menikmati tilawah tentu diperlukan beberapa rambu-rambu atau syarat tertentu. Diantaranya yang paling krusial adalah :
1. Bacaan yang bagus (tahsin tilawah)
2. Mampu mengeluarkan dan mensifatkan huruf dengan benar.
3. Memperhatikan hukum-hukum yang lahir dari hubungan antar huruf seperti dengung/tidak, tebal/tipis dsb serta mersalisasikannya
4.Memperhatikan hukum-hukum panjang dan pendeknya bacaan.
5.Memperhatikan kapan menghentikan dan memulai bacaan.
6. Mengetahui bentuk tulisan mush-haf Utsmani.
2. Mampu mengeluarkan dan mensifatkan huruf dengan benar.
3. Memperhatikan hukum-hukum yang lahir dari hubungan antar huruf seperti dengung/tidak, tebal/tipis dsb serta mersalisasikannya
4.Memperhatikan hukum-hukum panjang dan pendeknya bacaan.
5.Memperhatikan kapan menghentikan dan memulai bacaan.
6. Mengetahui bentuk tulisan mush-haf Utsmani.
Perlu juga bagi kita untuk belajar berirama dalam tilawah karena ini akan menunjang kenyamanan untuk bisa berlama-lama berinteraksi dengan Al Qur an. Juga diperlukan nafas yang panjang agar lebih mudah mengeluarkan setiap huruf, mensifatkannya, berhenti atau meneruskan bacaan sesuai tanda waqof(berhenti) atau ibtida'(memulai)
Sekiranya tiap tahap sudah dikuasai, yang tak kalah penting adalah istiqomah dalam tiap tingkatan. Maksudnya jangan kadang kita tahsin kadang tidak, kadang pas harus ghunnah(dengung) kadang tidak, atau yang seharusnya di baca panjang 2 harokat tapi di baca sedapatnya(1,2, atau lebih dari 2 harokat), berhenti sembarang tempat, kadang berirama kadang tidak dsb.
Segala sesuatu yang terkait dengan ilmu itu bisa dipelajari pun demikian tentang ilmu membaca Al Qur an yang tahsin, panjangny nafas, irama tinggal kesungguhan dari masing-masing kita pribadi mau menggapainya ataupun tidak.
Segala sesuatu yang terkait dengan ilmu itu bisa dipelajari pun demikian tentang ilmu membaca Al Qur an yang tahsin, panjangny nafas, irama tinggal kesungguhan dari masing-masing kita pribadi mau menggapainya ataupun tidak.
Cukuplah saya kutipkan agar kita tak mudah putus asa ketika menutut suatu ilmu seperti dalam kitab ta'limul muta'allim tentang 6 syarat untuk mendapatkan ilmu yaitu kecerdasan, semangat, shabar, biaya, petunjuk(bimbingan) guru dan dalam tempo waktu yang lama.
Semoga kita semua dimudahkan untuk bisa mempelajari Al Qur an(membaca), menghafal,memahami, merenungi, dan mengamalkan serta mendakwahkan sesuai kemampuan kita, aamiin
wallahua'lam.
Anindya Sugiyarto
Rawasari Jakpus
*Maraji':
1. Ilmu tajwid plus oleh Moh Wahyudi
2. 600 jam menjadi hafidz Al qur an oleh Abdul Aziz Mudzakir
3. Kajian tafsir Al Qur an oleh ustadz Abdullah Zaen Lc, MA
4. Kajian Tahsin Al Quran oleh Ustadz Muhammad Na'im Lc
5. Kajian Metode A Ba Ta Tsa oleh Ustadz Bambang Abdullah