Imaji ku Indonesia -->

Imaji ku Indonesia

Abu Rafah
Selasa, 01 April 2014
IslamediaPernah suatu ketika Rasulullah Saw. Mendengarkan untaian sajak tentang mekkah dari Ashil, dan tiba-tiba saja butir-butir air mata beliau bercucuran di celah pipinya. Kerinduan kepada Mekkah tampak jelas di permukaan wajahnya. Kemudian beliau saw berucap, “wahai Ashil biarkan hati ini tentram”.* 

Inilah salah satu gambaran kerinduan Rasulullah tentang tanah airnya.

Maka kita harus mencintai Indonesia. Seperti halnya rasa cinta Rasulullah terhadap tanah air beliau Mekkah, serta negara Madinah. Kita harus mencintai Indonesia. Seperti halnya Syahid Hasan Al Banna mencintai negeri mesir, negeri para anbiya’. Kita harus mencintai Indonesia. Layaknya Racep Tayyeb Edogan mencintai negara turki. Di tengah-tengah sekulerisme fananya dunia.

Ada saudara kita. Yang terjebak di ujung sisi Islam yang melupakan tanah airnya. Pun ada saudara kita yang terjebak dalam sisi nasionalisme yang berlebihan. Sehingga, mereka melupakan saudara muslim kita di seberang sana. Yang nestapa membutuhkan kita. Maka kita ada untuk menyetarakannya. Menjadikan cinta Indonesia sebagai wasilah untuk mencapai ridho-Nya. 

Kitalah muslim negarawan. Yang akan menaungi semua umat di negeri ini. Atau bahkan menaungi semua umat dunia, agar semua berjalan lebih baik. Menjadikan Indonesia imperiun negara yang tidak bisa diremehkan. Mewujudkan salah satu janji Allah. Yaitu menjadi rahmatan lil ‘alamin.

Muhammad yamin penah berkata dalam sumpah pemuda,

"Aku meng-imaji negara bernama Indonesia. Imperium ke tiga setelah Majapahit dan Sriwijaya"

Maka tak salah ketika aku meng-imaji, sebuah daulah yang menaungi dunia. Daulah yang jauh dari nestapa tapi perkasa nan penuh karisma. Daulah yang melampaui pendahulunya, semenjak dinasti umawi hingga utsmany. Menjadi imperium pewaris Islam dunia. Dan aku mengimaji daulah itu bernama Indonesia. InsyaAllah

Atas kecintaan kami kepada negeri ini ya Allah. Kabulkan doa ini ya Robb

Ya Allah.. Hadirkan Iman kepada negeri ini dan satukan ia dengannya seperti bersatunya seekor ular dengan liangnya.

Ya Allah.. Jadikan negeri ini selalu membersihkan diri dari semua “noda kotorannya” dan “penyakit-penyakitnya”, seperti penempaan besi membersihkan dari semua karatnya.

Ya Allah.. Ciptakan dalam hati kami, cinta kepada negeri ini, sebesar cinta kami kepada kota Makkah dan Madinah, bahkan lebih besar lagi.

Ya Allah.. Jadikan nergeri ini, jantungnya kebaikan dan perbaikan umat manusia dan alam semesta.

Ya Allah.. Berkahi negeri ini, seperti Engkau memberkahi Makkah dan Madinah.. Jadikan ia aman seperti Makkah dan Madinah dengan rahmat-Mu semata.





Sumber: Risalah pergerakan IM jilid 1 hal 39           
Oleh: Abdurahman Al Faruq [Siswa SMA IT Nur Hidayah Surakarta]