Islamedia - Perhimpunan Mahasiswa Hamas dan
Fatah di Universitas Nasional an Najah di Nablus, Ahad (2/3), mencapai
kesepakatan membentuk kerangka terpadu untuk menghadapi segala bentuk
penangkapan politik.
Hal tersebut tercapai di sela-sela lokakarya yang diinisiatori oleh mahasiswa Islam (Hamas) bekerjasama dengan dewan persatuan mahasiswa, yang diikuti oleh perhimpunan mahasiswa Fatah dengan tema “Rekonsiliasi dan Cara Mencapainya.”
Koresponden Infopalestina mengatakan, “Perhimpunan Mahasiswa Islam (sayap mahasiswa gerakan Hamas) dan Gerakan Pemuda Mahasiswa (sayap mahasiswa gerakan Fatah) dalam pertemuan sepakat mengaktifkan kerja bersama untuk mencapai rekonsiliasi dimulai dari kampung menuju masyarakat. Keduanya juga sepakat untuk menghadapi segala bentuk penangkapan politik terhadap mahasiswa.”
Anggota dewan legislatif Palestina Abdul Rahman Zaidan, yang menjadi pembicara dalam pertemuan tersebut mengatakan, “Pemuda adalah predikat umat dan rekonsiliasi tidak terjadi kecuali ada tekanan dari basis seluruh rakyat, bukan hanya berdasarkan keputusan pimpinan.
Dia menyatakan bahwa situasi politik secara umum tidak ada isyarat masa depan yang jelas bagi masa depan rekonsiliasi saat ini.” Dia menyatakan bahwa apa yang terjadi di negara-negara Arab seperti orang yang baru melahirkan, hal ini mengakibatkan tidak adanya perjalanan rekonsiliasi Palestina menuaju tujuan yang diusahakan rakyat Palestina. [PIP/Islamedia/YL]
Hal tersebut tercapai di sela-sela lokakarya yang diinisiatori oleh mahasiswa Islam (Hamas) bekerjasama dengan dewan persatuan mahasiswa, yang diikuti oleh perhimpunan mahasiswa Fatah dengan tema “Rekonsiliasi dan Cara Mencapainya.”
Koresponden Infopalestina mengatakan, “Perhimpunan Mahasiswa Islam (sayap mahasiswa gerakan Hamas) dan Gerakan Pemuda Mahasiswa (sayap mahasiswa gerakan Fatah) dalam pertemuan sepakat mengaktifkan kerja bersama untuk mencapai rekonsiliasi dimulai dari kampung menuju masyarakat. Keduanya juga sepakat untuk menghadapi segala bentuk penangkapan politik terhadap mahasiswa.”
Anggota dewan legislatif Palestina Abdul Rahman Zaidan, yang menjadi pembicara dalam pertemuan tersebut mengatakan, “Pemuda adalah predikat umat dan rekonsiliasi tidak terjadi kecuali ada tekanan dari basis seluruh rakyat, bukan hanya berdasarkan keputusan pimpinan.
Dia menyatakan bahwa situasi politik secara umum tidak ada isyarat masa depan yang jelas bagi masa depan rekonsiliasi saat ini.” Dia menyatakan bahwa apa yang terjadi di negara-negara Arab seperti orang yang baru melahirkan, hal ini mengakibatkan tidak adanya perjalanan rekonsiliasi Palestina menuaju tujuan yang diusahakan rakyat Palestina. [PIP/Islamedia/YL]