[#AYTKTM] Menguji Hidup -->

[#AYTKTM] Menguji Hidup

Admin
Senin, 30 Desember 2013
Islamedia - Aku berasal dari keluarga yang pas pasan. Sejak aliyah aku merantau ke Surabaya untuk sekolah, Bapakku hanya mengirimkan uang sekali dalam sebulan.

Rutinitas itu berlangsung terus sampai aku duduk dibangku kuliah.Kebutuhanku semnakin meningkat.Kehausan akan ilmu, pengalaman baru,berinteraksi sosial menuntutku lebih bisa mandiri dalam hal finansial.Tidak bisa hanya mengandalkan kiriman orang tua.Akhirnya,sejak semester dua aku mulai mengajar di Taman Pendidikan AL- Qur'an (TPA).

Pada tahun berikutnya, aku juga mengajar privat Al-Qur'an dan bahasa Arab. Alhamdulillah, berapapun honor yang diterima dapat menyambung asa yang terus berkembang. Walau sibuk, aku juga masih aktif di organisasi mahasiswa.

Ketika memasuki semester empat, organisasi kemahasiswaanku mendirikan Linguist Forum, yang kemudian berkembang menjadi lembaga penerjemah. Aku ikut menjadi pekerjanya. Alhamdulillah Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menurunkan rezeki-Nya melalui lembaga ini.

Bulan Ramadhan datang, Santriku di TPA An-Noor membludak. Mereka yang tadinya tidak aktif jadi bersemangat masuk. Entahlah, mungkin semarak bulan suci menarik mereka kembali aktif. Apalagi setelah aktivitas mengaji selesai ada buka bersama.

Hari itu uang sakuku benar – benar habis. Sudah kurapikan semua barang – barangku di kamar. Biasanya ada yang terselip. Memang benar, tapi hanya cukup untuk buka nanti sore, itupun dengan lauk yang paling sederhana. Tak apalah, syukur masih bisa berbuka.

Waktu menunjukkan pukul 3 pagi. Sudah terdengar gema sahur bersahutan. Aku terjaga, cepat cepat aku tuang air putih, bismillah, satu gelas, dua gelas, tiga gelas habis. Lalu berbaring kembali. Sebentar lagi teman – teman bangun untuk sahur. Kita biasa bergiliran beli makan sahur ke warung.

Ada seorang teman menggoyang goyang pundakku. Berniat membangunkan untuk sahur. Aku pura pura geliat. ”Aku sudah sahur, tadi minum air putih. Nggak nitip makan, malas. Mau tidur lagi, masih ngantuk,” ucapku. Padahal aku betul – betul sadar, hanya tidak ada uang untuk beli makan.

Ya Rabb, aku akan buktikan sejauh mana Engkau biarkan hamba-Mu lapar. Pagi hari aku beraktifitas seperti biasa, kuliah dan pergi ke perpustakaan. Siang hari badan sudah terasa loyo. Tidur siang, semoga bisa mendatangkan energi baru. Sore hari ke TPA. Ya Allah, masihkah ada kekuatan. Banyak manusia berhari - hari tidak makan tapi masih mampu berjalan jauh.

Dengan Tenaga yang masih tersisa aku berjalan ke TPA yang jaraknya sekitar emapat kilometer dari kontrakanku. Disana anak - aanak sudah menunggu. Masih ramai, meski Ramadhan sebentar lagi berlalu. Selesai kegiatan TPA, waktunya berbuka bersama. Snack dan minuman sore itu terasa begitu nikmat. Sebelum pulang, panitia membawakanku snack satu tas plastik. Wah bisa dibagi ke teman - teman dikontrakan dan masih ada buat sahur nanti malam. Alhamdulillah, meski nggak punya uang masih bisa makan.

Menjelang isya' ada tamu ke kontrakan. Ternyata direktur TPA bersama panitia Ramadhan. Mereka menyerahkan beberapa amplop. Ternyata honor mengajar TPA selama empat bulan dan zakat dari panitia. 

Subhanallah walhamdulillah. Cukup untuk bekal harian sampai pulang ke kampung nanti. Ya Rabb, Betapa Engkau tak pernah menyia – nyiakan hamba-Mu.


Vonda Aprilianto
Perumahan kontrak Krian indah regency Junwangi 
Ds Kemasan Kec Krian Kab Sidoarjo



[Lomba #AYTKTM]