Islamedia - Pagi kemarin dengan pagi hari ini tiada yang berbeda. Selepas membantu memandikan bapak mertua, perbincangan selalu saya mulai dengan suasana santai dan humor.
Namun ada sedikit yang saya ubah tentang kebiasaan canda pagi dengan beliau. Biasanya selesai mandi saya langsung memuji beliau,"wahhh..kalau sudah mandi makin ganteng ya?" yang dipuji tertawa lepas dan tak kuasa menahan geli, bisa ajah kamu? timpalnya.
Sebelum masuk ke kamar disaat saya memapah beliau perlahan-lahan dan tertatih. Ada pertanyaan serius yang saya ajukan dan mimik canda tak tampak dari raut wajah saya. Saya heran dengan bapak? Suara pembuka dengan pertanyaan serius, cukup membuat bapak mertua terpancing emosinya. Emang kenapa? tanya beliau dengan nada tinggi. Saya tersenyum-senyum tanpa sepengetahuan beliau.
Emang kenapa? rasa penasaran dari beliau senggaja saya tahan dengan tidak segera menjawab pertanyaannya. Hembus nafasnya semakin memburu, tanda ingin segera mendapatkan jawaban atas pertanyaan balik yang beliau ajukan.
Saya heran dengan bapak? Iya....kenapa? beliau balik tanya.
Iya saya heran kenapa bapak kalau habis mandi tambah ganteng? Huahahahahahaha.....huahahahaha.....hahahahahahaha Seisi rumah padat dengan tawa kami yang membuncah. Masih dengan kekehnya, beliau berkata,"huahahahaa saya gak punya recehan yoooo" dan dengan canda pula saya jawab,"huhahahaha betul pak, Joyo gak butuh recehan"
Terinspirasi dari sang murobbi sepanjang zaman yaitu Nabi Muahmmad SAW, saat melayani pertanyaan seorang nenek, tentang apakah di surga ada nenek-nenek? Dan jawaban Nabi membuat sang nenek bersedih hati dan di ujung penjelasan Nabi Muhammad SAW membuat tangis nenek menjadi tawa dan keceriaan.
Tak mengapa dan memang perlu sifat humoris kita tampilkan dalam episode melayani, agar karakter melayani bisa tersampaikan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Karena sang pemimpin adalah pelayan bagi ummat, maka hadirkan wajah keceriaan kita untuk orang-orang terkasih dirumah, sekolah, kantor, jalan, dimana pun dan kapan pun selalu ada Cinta, Kerja dan Harmoni.
Tawa pagi ini bersama bapak mertua saya abadikan dengan sebuah tag line," Apa pun yang Terjadi Kita tetap Melayani"
Trijoyo Adi
Namun ada sedikit yang saya ubah tentang kebiasaan canda pagi dengan beliau. Biasanya selesai mandi saya langsung memuji beliau,"wahhh..kalau sudah mandi makin ganteng ya?" yang dipuji tertawa lepas dan tak kuasa menahan geli, bisa ajah kamu? timpalnya.
Sebelum masuk ke kamar disaat saya memapah beliau perlahan-lahan dan tertatih. Ada pertanyaan serius yang saya ajukan dan mimik canda tak tampak dari raut wajah saya. Saya heran dengan bapak? Suara pembuka dengan pertanyaan serius, cukup membuat bapak mertua terpancing emosinya. Emang kenapa? tanya beliau dengan nada tinggi. Saya tersenyum-senyum tanpa sepengetahuan beliau.
Emang kenapa? rasa penasaran dari beliau senggaja saya tahan dengan tidak segera menjawab pertanyaannya. Hembus nafasnya semakin memburu, tanda ingin segera mendapatkan jawaban atas pertanyaan balik yang beliau ajukan.
Saya heran dengan bapak? Iya....kenapa? beliau balik tanya.
Iya saya heran kenapa bapak kalau habis mandi tambah ganteng? Huahahahahahaha.....huahahahaha.....hahahahahahaha Seisi rumah padat dengan tawa kami yang membuncah. Masih dengan kekehnya, beliau berkata,"huahahahaa saya gak punya recehan yoooo" dan dengan canda pula saya jawab,"huhahahaha betul pak, Joyo gak butuh recehan"
Terinspirasi dari sang murobbi sepanjang zaman yaitu Nabi Muahmmad SAW, saat melayani pertanyaan seorang nenek, tentang apakah di surga ada nenek-nenek? Dan jawaban Nabi membuat sang nenek bersedih hati dan di ujung penjelasan Nabi Muhammad SAW membuat tangis nenek menjadi tawa dan keceriaan.
Tak mengapa dan memang perlu sifat humoris kita tampilkan dalam episode melayani, agar karakter melayani bisa tersampaikan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Karena sang pemimpin adalah pelayan bagi ummat, maka hadirkan wajah keceriaan kita untuk orang-orang terkasih dirumah, sekolah, kantor, jalan, dimana pun dan kapan pun selalu ada Cinta, Kerja dan Harmoni.
Tawa pagi ini bersama bapak mertua saya abadikan dengan sebuah tag line," Apa pun yang Terjadi Kita tetap Melayani"
Trijoyo Adi