Islamedia - Ribuan demonstran membanjiri jalan-jalan di seluruh penjuru Mesir, menyerukan untuk mengakhiri kekuasaan militer, serta pemulihan dari menggulingkan Presiden Mohamed Morsi.
Unjuk rasa tersebut digelar di berbagai kota di negara, termasuk Shubra, Matreh dan Almenia, Selasa (12/11).
Selama demonstrasi, pengunjuk rasa menyatakan dukungan untuk Presiden terguling dan menyerukannya kembali ke kekuasaan.
Mereka juga meneriakkan slogan-slogan menentang Menteri Pertahanan Mesir Abdul Fattah al-Sisi.
Jenderal Fattah al-Sisi, yang juga kepala angkatan bersenjata Mesir, menggulingkan Mohamed Morsi dalam kudeta militer pada tanggal 3 Juli lalu, membekukan konstitusi dan membubarkan parlemen.
Di hari berikutnya, ia menunjuk kepala Mahkamah Agung Konstitusi, Adly Mahmoud Mansour, sebagai presiden interim baru.
Para demonstran mengecam pemerintah sementara yang didukung militer atas represi kekerasan mereka terhadap Ikhwanul Muslimin dan penangkapan para pemimpin dan anggota kelompok itu.
Menurut koresponden Press TV, seorang pengunjuk rasa pro-Morsi ditembak mati di kota Canal Portsaid pada Selasa (12/11) dini hari.
Mossaad adalah seorang wartawan, yang mempresentasikan program TV keagamaan.
Protes Selasa muncul sehari setelah bentrokan sengit antara demonstran dan pasukan keamanan di kota Suez.
Pada tanggal 8 November lalu, setidaknya dua orang, termasuk seorang anak, tewas dan beberapa lainnya terluka dalam demonstrasi di Suez dan daerah yang berdekatan.
Mesir telah menjadi tempat demonstrasi mingguan yang dipentaskan oleh pendukung Morsi sejak kejatuhannya pada awal Juli.
Hampir 1.000 orang tewas pada bulan Agustus setelah pemerintah militer ditunjuk sebagai Presiden interim Adly memerintahkan tindakan kekerasan yang sengit pada pendukung Morsi. (RimaNews/brl/ds)