[#AYTKTM] Ustadz Kami, Teladan Diantara Kekurangan -->

[#AYTKTM] Ustadz Kami, Teladan Diantara Kekurangan

Admin
Selasa, 26 November 2013
http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/seorang-guru-mengajari-anak-membaca-dan-menghafal-al-qur-an-di-_130913021720-730.jpg
Islamedia - Kalaulah saya diharuskan menuturkan kisah seseorang yang mencerminkan keteladanan dalam kebaikan. Sungguh, saya takut itu akan memberatkan orang yang saya ceritakan disini. Karna pada dasaranya tidak ada orang yang selalu bersandar pada keburukan dan tidak ada pula orang yang selalu murni dalam kebajikan dan pada dasarnya pula  sosok yang akan diceritakan jugalah manusia yang mungkin tak lebih baik dari para pembaca ini.

Maka dari itu maka ijinkan saya menceritakan sekelompok orang yang selama hampir enam tahun terakhir dalam hidup saya. Saya membersamai mereka, saya belajar banyak hal dari mereka, saya belajar mengeja kehidupan dari mereka saya juga belajar menjadi hamba Allah yang baik dari mereka dan saya juga belajar untuk menjadi ummat nabi muhammad yang tetap tertata  dalam sunnah-Nya.

Ijinkan-lah saya menyingkat mereka dengan sebutan “ustadz-ustadzah di pesantren”

Sungguh mereka bukanlah orang-orang yang lisan dan hujjah-nya selurus Abu Dzar Al-Ghiffari. kelembutan mereka juga tidak bisa disandingkan dengan Utsman Ibn Affan. Do’a mereka tak pula mustajab seperti sa’ad Ibn Abi Waqqash. Apatah lagi ke-kompakan mereka dalam mengajar takkan menandingi duo Mush’ab Ibn Umair & Abdullah Ibn Ummi Maktum .

Tapi itulah sisi kemanusian yang melekat semenjak kita menjadi ‘manusia’ makhluk yang terbatas. Saya meneladani mereka bahwa untuk menebar kebaikan dalam islam tak perlu menjadi ‘orang lain’ cukuplah kita membawa semua potensi yang kita punya dalam diri ini dan kita aplikasikan dalam tiap aspek kehidupan. Sebagaimana mereka tetap melayani kami dengan semua potensi yang mereka miliki, dengan kekurangan yang selalu menyadarkan kami bahwa yang sempurna hanya diri-Nya.

Saya sekarang selaku salahsatu santri yang sebentar lagi lulus (karna sekarang sudah kelas XII aliyah) bisa merasakan banyak kekuatan pengorbanan mereka dalam melayani. Pernah suatu hari saya melakukan salahsatu pelanggaran yang masuk kategori ‘pelanggaran berat’ namun dengan penuh pengertian dan pandangan penuh bijaksana salahsatu perwakilan Ustadz (sekaligus Kepsek Madrasah Aliyah) berkata kepada saya :

kami memberi kesempatan sekali lagi buat kamu fa, karna kami para asatidz menganggap semua santri sebagai anak kami, maka biarlah untuk saat ini kami selesai-kan sebagaimana seorang bapak menyelesaikan masalah anaknya

Sungguh ustadz-ustadz kami jauh dari Rasulullah SAW & Abu bakar tapi mereka meneladani sikap dua kekasih itu ketika mengahadapi kasus Khalid Ibn Walid.

Yang membuat saya terharu ketika mengetahui nominal gaji para ustadz-ustadz kami. Gaji mereka bahkan tak sampai jutaan hanya kisaran ratusan. Bahkan ada ustadzah yang mengajar bahasa arab hanya digaji 150rb. 

Semenjak itu saya mengerti bahwa se-galak dan se-menyebalkan bagaimanapun ustadzkami mereka pasti punya alasan yang sangat mulia. Percayalah kawan merekalah teladan diantara ke-kurangan sebagai manusia biasa.

foto : dikutip dari usum.co

Wafa Amrullah
Indramayu, Jawa Barat


[Lomba #AYTKTM]