Islamedia - Uskup Alexius di Gereja Yunani Gaza menegaskan
bahwa Gerakan Perlawanan Islam Hamas dan pemerintahannya sangat perhatian
pada keamanan gereja dan kaum kristiani di Jalur Gaza.
Dalam wawancara yang disiarkan stasiun televisi Arab “DW” memuji situasi keamanan yang dialami kaum kristiani di Jalur Gaza di bawah pemerintahan Palestina yang dipimpin oleh Ismail Haniyah.
Dia menyebutkan bahwa hubungan dengan pemerintah di Jalur Gaza normal-normal saja dalam semua periode, tidak mengalami perubahan selama pemerintahan Hamas, juga tidak ada perubahan kerjasama antara gereja dengan pemerintah.
Dia menjelaskan, “Saat ini suasana jauh lebih aman dibandingkan sebelumnya, terutama setelah meletusnya intifadhah Palestina kedua tahun 2000, sebelum pemerintahan Hamas di Jalur Gaza ada kekacauan keamanan dan chaos di masyarakat Palestina, namun sekarang ini kami tidak menghadapi masalah dengan mutlak.”
Dia menambahkan, “Memang benar ada beberapa masalah dan persoalan yang terjadi selama masa tersebut dan juga pada masa-masa sebelumnya. Namun itu dapat dikatakan hanya peristiwa individu.”
Sementara itu pemerintah Palestina di Gaza menegaskan bahwa pihaknya tidak memperlakukan kaum kristiani di Gaza atas dasar agama. Jurubicara Pemerintah Gaza, Thaher Nunu, kepada televisi “DW” mengatakan,
“Orang-orang Kristen di Gaza hidup dengan aman sama persis seperti kaum Muslimin. Tidak ada perbedaan antara mereka. Kami selalu duduk bersama dengan para pejabat untuk mendengarkan masalah dan tuntutan mereka apabila ada kekhawatiran, guna membantu mereka dan memberikan solusi yang tepat.
Gereja Ortodoks Yunani merupakan tiga gereja terbesar dan tertua yang tersisa di Jalur Gaza, yang dibangun di era Kaisar Konstantinopel Arkadiusz pada tahun 402 M. [pip/YL/Islamedia]
Dalam wawancara yang disiarkan stasiun televisi Arab “DW” memuji situasi keamanan yang dialami kaum kristiani di Jalur Gaza di bawah pemerintahan Palestina yang dipimpin oleh Ismail Haniyah.
Dia menyebutkan bahwa hubungan dengan pemerintah di Jalur Gaza normal-normal saja dalam semua periode, tidak mengalami perubahan selama pemerintahan Hamas, juga tidak ada perubahan kerjasama antara gereja dengan pemerintah.
Dia menjelaskan, “Saat ini suasana jauh lebih aman dibandingkan sebelumnya, terutama setelah meletusnya intifadhah Palestina kedua tahun 2000, sebelum pemerintahan Hamas di Jalur Gaza ada kekacauan keamanan dan chaos di masyarakat Palestina, namun sekarang ini kami tidak menghadapi masalah dengan mutlak.”
Dia menambahkan, “Memang benar ada beberapa masalah dan persoalan yang terjadi selama masa tersebut dan juga pada masa-masa sebelumnya. Namun itu dapat dikatakan hanya peristiwa individu.”
Sementara itu pemerintah Palestina di Gaza menegaskan bahwa pihaknya tidak memperlakukan kaum kristiani di Gaza atas dasar agama. Jurubicara Pemerintah Gaza, Thaher Nunu, kepada televisi “DW” mengatakan,
“Orang-orang Kristen di Gaza hidup dengan aman sama persis seperti kaum Muslimin. Tidak ada perbedaan antara mereka. Kami selalu duduk bersama dengan para pejabat untuk mendengarkan masalah dan tuntutan mereka apabila ada kekhawatiran, guna membantu mereka dan memberikan solusi yang tepat.
Gereja Ortodoks Yunani merupakan tiga gereja terbesar dan tertua yang tersisa di Jalur Gaza, yang dibangun di era Kaisar Konstantinopel Arkadiusz pada tahun 402 M. [pip/YL/Islamedia]