Islamedia - Menteri wakaf dan urusan agama Palestina di Jalur Gaza mengingatkan peristiwa yang menyakitkan bagi rakyat dan bangsa Palestina yang bertepatan pada tanggal 2 November nanti, yaitu perjanjian Janji Balfour. Dia menyebut janji ini merupakan kejahatan politik, sejarah, kemanusiaan dan peradaban terhadap rakyat dan bangsa Palestina.
Menteri wakaf Palestina menegaskan bahwa hak rakyat Palestina tidak bisa gugur dengan janji Balfour tersebut. Karena itu dia menyatakan bahwa Inggris bertanggung jawab terhadap kejahatan ini.
Hal tersebut disampaikan menteri wakaf saat Kementrian Wakaf dan Urusan Agama Palestina di Gaza, Rabu (30/10), memberikan pernghargaan kepada para anggota delegasi jamaah haji Palestina tahun ini.
Menteri Wakaf dan Urusan Agama Palestina di Jalur Gaza, Dr. Ismail Ridwan memuci upaya besar yang dilakukan anggota delegasi haji baik dari kalangan penyelenggaran, pemandu, para dokter dan wartawan, dalam melayani jamaah haji. Ridwan menyampaikan teritama kasih pemerintah Palestina atas upaya mereka yang turut andil secara nyata dalam menyukseskan musim haji di semua level.
Ridwan mengatakan, “Meski tantangan internal dan eksternal besar dihadapi delegasi selama musim haji, namun para anggota delegasi mengerahkan upaya dan terus melakukan melayanan siang malam dengan sebaik mungkin kepada para jamaah haji ke Baitullah.”
Menteri wakaf menyinggung serangan yang terus terjadi terhadap kota al Quds dan masjid al Aqsha berupa aksi yahudisasi sistematis di semua level yang dilakukan penjajah Zionis. Dia mengisyaratkan kepada keputusan terakhir penjajah Zionis untuk membangun 1500 unit permukiman Yahudi baru di timur al Quds dan tekadnya mendirikan festival musik besar di sekitar al Quds untuk melakukan yahudisasi kota al Quds dan menghapus peetunjuk-petunjuk Islam dan Arab yang ada.
Dia juga menyampaikan selamat datang kepada para tawanan yang dibebaskan dari penjara Zionis hari Selasa (29/10). [PIP/YL/Islamedia]
Menteri wakaf Palestina menegaskan bahwa hak rakyat Palestina tidak bisa gugur dengan janji Balfour tersebut. Karena itu dia menyatakan bahwa Inggris bertanggung jawab terhadap kejahatan ini.
Hal tersebut disampaikan menteri wakaf saat Kementrian Wakaf dan Urusan Agama Palestina di Gaza, Rabu (30/10), memberikan pernghargaan kepada para anggota delegasi jamaah haji Palestina tahun ini.
Menteri Wakaf dan Urusan Agama Palestina di Jalur Gaza, Dr. Ismail Ridwan memuci upaya besar yang dilakukan anggota delegasi haji baik dari kalangan penyelenggaran, pemandu, para dokter dan wartawan, dalam melayani jamaah haji. Ridwan menyampaikan teritama kasih pemerintah Palestina atas upaya mereka yang turut andil secara nyata dalam menyukseskan musim haji di semua level.
Ridwan mengatakan, “Meski tantangan internal dan eksternal besar dihadapi delegasi selama musim haji, namun para anggota delegasi mengerahkan upaya dan terus melakukan melayanan siang malam dengan sebaik mungkin kepada para jamaah haji ke Baitullah.”
Menteri wakaf menyinggung serangan yang terus terjadi terhadap kota al Quds dan masjid al Aqsha berupa aksi yahudisasi sistematis di semua level yang dilakukan penjajah Zionis. Dia mengisyaratkan kepada keputusan terakhir penjajah Zionis untuk membangun 1500 unit permukiman Yahudi baru di timur al Quds dan tekadnya mendirikan festival musik besar di sekitar al Quds untuk melakukan yahudisasi kota al Quds dan menghapus peetunjuk-petunjuk Islam dan Arab yang ada.
Dia juga menyampaikan selamat datang kepada para tawanan yang dibebaskan dari penjara Zionis hari Selasa (29/10). [PIP/YL/Islamedia]