Inilah Lima Karya Terakhir Chaerul Umam dan Pesan di Dalamnya

Islam edia - Chaerul Umam sang sutradara yang telah mengukir karya sejak tahun 1975 menghembuskan nafas terakhir diusianya yang ke 70 p...

Islamedia - Chaerul Umam sang sutradara yang telah mengukir karya sejak tahun 1975 menghembuskan nafas terakhir diusianya yang ke 70 pada hari ini (3/10/2013) di Jakarta. Pria kelahiran Tegal Jawa Tengah (4/41943) ini, telah banyak membuat karya film dan telah mengharumkan nama bangsa dengan diterimanya penghargaan baik lokal maupun internasional. 

Pria yang akrab disapa mamang ini, pernah memenangkan penghargaan khusus pada Festival Film Asia di Muangthai Pada tahun 1977 dalam film dakwah Al-Kautsar, di Tahun yang sama ia bersama rekannya Imam Tantowi menyutradai film Fatahillah yang diperankan oleh Ustadz Igo Ilham yang sekarang duduk menjadi anggota Dewan dari PKS.

Sebelum terjun ke dunia perfilman, ia aktif jadi aktor di teater amatir (1964-1966), lalu ikut Bengkel Teater Rendra (1966-1970). Pindah ke Jakarta pada 1970 dan bergabung dengan Teater Kecil pimpinan Arifin C Noer (alm). Mulai terjun ke film dalam Bing Slamet Dukun Palsu (1973) sebagai astrada. Penyutradaraannya pertama ialah dalam Tiga Sekawan (1975). Pada tahun 1977 membuat film dakwah Al-Kautsar dan Fatahillah. 

Jika diawal karyanya ia menhadirkan film lebih banyak untuk hiburan semata, namun berbeda dengan karya yang baru-baru ini dirilis di negeri ini. Di sisa-sisa usianya, ia menghadirkan film dan sinetron dengan nuansa Islami dan menggugah jiwa serta kesadaran. Film-film karyanya yang telah ia hadirkan juga mengetuk iman dan mengusik nurani untuk mengambil hikmah dan pelajaran yang tersirat didalamnya.

Setidaknya ada 5 Karya terakhir yang ia persembahkan dan semua karya itu bernuansa Islami dan mengajak penyadaran diri. Lima karya itu adalah sebagai berikut:

1. Ketika Cinta Bertasbih (1 dan 2)

2. Dari Sujud ke Sujud

3. Dalam Mihrab Cinta

4. Cinta Suci Zahrana

5. Cinta Ilahi

Film-film ini men-siratkan pesan tentang cinta yang hakiki. Cinta yang disandarkan atas cinta-Nya. Sebuah pesan yang mungkin selama ini belum diketahui oleh masyarakat kebanyakan. Bahwa sebuah hubungan dua anak manusia baru sah manakala akad telah diucapkan. selama belum terjadi akad maka hubungan antara keduanya tidak dibenarkan dan tidak ada dalam syariat Islam. Pesan ini disampaikan dalam film Ketika Cinta Bertasbih dan Cinta Suci Zahrana (ketiga film lain penulis belum menyaksikannya)

Ini adalah sebuah penyadaran tentang indahnya Islam mengatur hubungan ummatnya. Sebagai pemirsa yang bijaksana, seharusnya bisa mengambil pesan positif yang disampaikan dalam film film karya Almarhum Chaerul Umam ini. 

Semoga tinta kebajikan yang beliau torehkan diujung usianya, membawanya pada kedamaian hidup di alam abadi sana. aamiin.

Taris Suprayitno