Islamedia - Entah bercanda atau serius, Presiden Suriah Bashar Al Assad
melontarkan pernyataan bahwa dia layak mendapatkan Nobel Perdamaian.
Nobel Perdamaian 2013 diberikan kepada Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW), organisasi pemantau senjata kimia yang sedang sibuk memusnahkan senjata-senjata kimia di Suriah.
Sebuah koran Lebanon Al-Akbhar menulis bahwa lelucon itu
dilontarkan Al Assad saat dia menerima kunjungan sejumlah tamu di Istana
Presiden, beberapa waktu lalu. “Anugerah itu harusnya buat saya,” kata
Assad seperti dilansir The Telegraph baru-baru ini dan dikutip VIVAnews.
Pernyataan Presiden itu dinilai tak pantas mengingat perang sipil di
negaranya sudah menewaskan lebih dari 115.000 orang, seperti ditulis The Telegraph. Selain itu, sebuah serangan gas sarin melanda Damaskus, 21 Agustus lalu, menewaskan 1.400 orang.
Belum ada kepastian siapa otak di balik serangan gas sarin yang ikut
menyasar anak-anak itu. Amerika Serikat dan sekutunya menuding serangan
ini diotaki rezim Bashar Al Assad. Sementara Bashar Al Assad membantah
dan menuding, serangan gas sarin itu diotaki kelompok oposisi.
Sejak kasus senjata kimia itu, tim gabungan OPCW dan AS bekerja di
Damaskus untuk menghancurkan senjata kimia di negara itu. Tim ini
terdiri dari pakar dan staf pendukung.
Diberitakan sebelumnya oleh media massa, Komite Nobel Norwegia
menganugerahi OPCW Nobel Perdamaian, 11 Oktober lalu. Organisasi ini
dipandang berperan penting dalam mengawasi penghancuran senjata kimia
Suriah, yang selama ini diancam akan digempur Amerika Serikat.
Misi OPCW itu mendapat sorotan utama tahun ini terkait serangan gas sarin di kawasan pemukiman sebelah timur Ibukota Damaskus.
Setelah menduding Al Assad di balik serangan gas itu, AS sempat
mengancam segera menggempur negara itu sebagai hukuman. Di tengah
ancaman serangan militer AS, Assad akhirnya sepakat menghancurkan
persediaan senjata kimia Suriah dan mengizinkan para inspektur dari OPCW
untuk mengawasi penghancuran senjata kimia Suriah.
Dalam menjalankan misinya di Suriah, OPCW mendapat dukungan dari
Perserikatan Bangsa Bangsa. Organisasi itu punya sekitar 500 staf dan
memiliki anggaran tahunan di bawah US$100 juta.
OPCW, yang beranggotakan 189 negara, menyatakan bahwa Suriah mau
bekerjasama menghancurkan pasokan senjata kimia mereka. Negara itu
menargetkan bisa menghancurkan semua arsenalnya pada pertengahan 2014,
dengan syarat mendapat dukungan dari semua pihak termasuk kelompok
oposisi.
Kalangan pakar senjata kimia yakin bahwa Suriah punya sekitar 1.000
ton gas sarin, mustard, dan gas saraf VX. Beberapa masih disimpan di
gudang khusus dan yang lain sudah dimasukkan ke rudal.[vv/fmdn/im]