Peneliti PIMPIN: "Paradigma Keilmuan Kita Sudah Terbaratkan" -->

Peneliti PIMPIN: "Paradigma Keilmuan Kita Sudah Terbaratkan"

Zak
Jumat, 13 September 2013
Islamedia - Seorang doktor filsafat Islam bertanya kepada pakar biologi, apakah zigot itu membelah, terbelah, atau dibelah? Yang ditanya buru-buru berkelit, dengan berdalih bahwa perihal itu di luar bidangnya.

Cuplikan tadi diceritakan cendekiawan muslim Adian Husaini dalam suatu diskusi di Jakarta, pekan lalu. Adian menyebutnya sebagai contoh nyata sekularisasi ilmu, yakni ketika Tuhan dilarang ikut campur dan wahyu disingkirkan, sehingga manusia melihat realita tanpa kesadaran beragama.

"Problem umat ini ialah problem of knowledge, problem pengetahuan," ujar Adian mengutip tesis yang dikemukakan Syed Muhammad Naquib Al-Attas, filosof muslim kontemporer yang dikenal dengan karyatama Prolegomena to the Metaphysics of Islam: An Exposition of the Fundamental Elements of the Worldview of Islam.
DR Wendi Zarman dalam seminar sains Islam di Unibraw

"Problem keilmuan masa kini karena telah banyak melenceng dari pandangan hidup Islam," kata Wendi Zarman, akademisi sekaligus Peneliti di Institut Pemikiran Islam dan Pembinaan Insan (PIMPIN) yang berkedudukan di Bandung.

"Karenanya, agenda Islamisasi Ilmu perlu dikedepankan untuk memperbaiki hal itu," lanjut Zarman.

Perjuangan Islamisasi Ilmu yang diusung Zarman dan kawan-kawan peneliti di PIMPIN, bukan tanpa halangan.

"Kendalanya terutama soal paradigma keilmuan yang sudah westernized, sudah terbaratkan. Sebab selama ini, dunia pendidikan kita dibentuk atas dasar pemikiran Barat yang dalam banyak hal tidak sejalan dengan pandangan hidup Islam," papar Zarman yang menuntaskan pendidikan sarjana dan pascasarjananya di Institut Teknologi Bandung.

Menurut Zarman, karena kondisi itulah, masih banyak yang salah paham dengan gagasan Islamisasi ini, sehingga tidak mudah meyakinkan masyarakat perihal pentingnya agenda Islamisasi ilmu tersebut.

Workshop
PIMPIN sendiri mengagendakan penyelenggaraan Workshop (Daurah) Islamisasi Ilmu pada Ahad (15/9) mendatang. Dengan mengusung tema "ISLAMISASI ILMU Sebagai Program Pendidikan dan Pembangunan", menghadirkan pemateri Prof. Madya Dr. Khalif Muammar dari Centre for Advanced Studies on Islam, Science and Civilisation (CASIS) - Universiti Teknologi Malaysia (UTM).

Acara yang direncanakan dimulai pukul 12.30 siang itu, akan dilangsungkan di GSS Masjid Salman ITB Bandung.

"Workshop ini cocok bagi mahasiswa, dosen, guru, dan kaum intelektual pada umumnya," kata Zarman.

"Sasaran utama kita adalah dunia pendidikan, karena penyebarluasan pemikiran yang paling utama ada di sini," lanjut Zarman yang dijuluki Doktor Islamisasi Sains setelah berhasil mempertahankan disertasi doktoralnya di Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

Ia mengatakan bahwa tindak lanjut ke depan ialah bagaimana gagasan ini bisa menjadi bagian dari dunia pendidikan, baik formal maupun non formal.

"Bentuknya adalah seperti dauroh ini, penulisan atau penerjemahan buku, termasuk buku-buku pelajaran berbasis konsep Islamisasi Ilmu, pelatihan guru, dan lainnya," pungkas Zarman.

Untuk informasi lebih lengkap, panitia workshop Islamisasi Ilmu menyediakan narahubung 08997769890 (Ikhwan), dan 087725750239 (Akhawat). [im/ubacid]