Islamedia - Udara sore menjelang malam itu semakin sempurna dengan turunnya hujan yang memang sudah sedari siang menunjukkan tanda-tandanya. Dan hingga malam benar-benar menjelang, hujan tersebut tak jua kunjung reda.
Seperti biasa, setiap Rabu malam, Ketua DPD PKS Jakarta Selatan Drs. Khoruddin M.Si. memimpin rapat koordinasi dengan ketua-ketua bidang DPD. Di sela-sela kesibukkannya memimpin rapat, pria betawi jebolan S2 UI masih menyempatkan diri untuk berbagi carita tentang awal mula dirinya berkecimpung dalam dunia dakwah.
Berawal dari sebuah buku, Drs. Khoruddin M.Si bersentuhan dengan dunia dakwah. Buku pinjaman dari seorang teman tentang perjuangan Zainab Al-Ghazali, begitu memikat hatinya. Gerangan apakah yang membuat seorang wanita seperti Zainab begitu berani mempertaruhkan jiwanya demi sebuah prinsip hidup. Berlinanglah air mata laki-laki kelahiran 8 Juli 1966, dan hidayah pun bersambut.
Selepas membaca buku itu, dia mulai terlibat di beberapa organisasi di kampusnya waktu itu, IKIP Jakarta (sekarang UNJ). Yang dirasakan olehnya setelah bergabung dengan dunia dakwah adalah perasaan tenang dan damai. “ Saya baru menyadari bahwa hidup begitu indah,” ujarnya. Hidup baginya adalah hanya untuk mengejar kebaikan.
Tapi tidak semuanya indah. Kala ujian datang kepadanya Drs. Khoruddin M.Si hanya bisa berdoa pada si pemilik masalah, Allah SWT. Beliau pun mencoba untuk tabah dan bersabar. Karena bagi beliau jika ujian itu datang maka tandanya Allah ingin menguji kualitas diri seseorang. Selain itu beliau akan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi ujian yang datang.
Di masayarakat pun beliau pernah difitnah dengan dinyatakan sebagai pembawa aliran baru. Semua orang percaya, tapi dengan santun Drs. Khoruddin M.Si mendatangi rumah para tokoh satu persatu dan mengklarifikasi fitnah yang dihembuskan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Para tokoh itu pun akhirnya lebih percaya kepada Ustadz Drs. Khoruddin M.Si ketimbang di pembawa fitnah.
Seperti biasa, setiap Rabu malam, Ketua DPD PKS Jakarta Selatan Drs. Khoruddin M.Si. memimpin rapat koordinasi dengan ketua-ketua bidang DPD. Di sela-sela kesibukkannya memimpin rapat, pria betawi jebolan S2 UI masih menyempatkan diri untuk berbagi carita tentang awal mula dirinya berkecimpung dalam dunia dakwah.
Berawal dari sebuah buku, Drs. Khoruddin M.Si bersentuhan dengan dunia dakwah. Buku pinjaman dari seorang teman tentang perjuangan Zainab Al-Ghazali, begitu memikat hatinya. Gerangan apakah yang membuat seorang wanita seperti Zainab begitu berani mempertaruhkan jiwanya demi sebuah prinsip hidup. Berlinanglah air mata laki-laki kelahiran 8 Juli 1966, dan hidayah pun bersambut.
Selepas membaca buku itu, dia mulai terlibat di beberapa organisasi di kampusnya waktu itu, IKIP Jakarta (sekarang UNJ). Yang dirasakan olehnya setelah bergabung dengan dunia dakwah adalah perasaan tenang dan damai. “ Saya baru menyadari bahwa hidup begitu indah,” ujarnya. Hidup baginya adalah hanya untuk mengejar kebaikan.
Tapi tidak semuanya indah. Kala ujian datang kepadanya Drs. Khoruddin M.Si hanya bisa berdoa pada si pemilik masalah, Allah SWT. Beliau pun mencoba untuk tabah dan bersabar. Karena bagi beliau jika ujian itu datang maka tandanya Allah ingin menguji kualitas diri seseorang. Selain itu beliau akan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi ujian yang datang.
Di masayarakat pun beliau pernah difitnah dengan dinyatakan sebagai pembawa aliran baru. Semua orang percaya, tapi dengan santun Drs. Khoruddin M.Si mendatangi rumah para tokoh satu persatu dan mengklarifikasi fitnah yang dihembuskan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Para tokoh itu pun akhirnya lebih percaya kepada Ustadz Drs. Khoruddin M.Si ketimbang di pembawa fitnah.

Ustadz Khoerudin mempunyai semangat kepedulian yang tinggi, nampak dari aktifitasnya yang tak dapat terpisahkan dari dalam berbagai kegiatan sosial, salah satunya saat terjadi bencana banjir di Jakarta. Tanpa ada rasa keraguan beliau terjun langsung kelapangan menceburkan diri kelumpur dan melakukan evakuasi banjir.
Meski banyak rintangan menghadang, jalan dakwah tetap menjadi jalan yang dipilih Drs. Khoruddin M.Si, karena ia yakin akan jalan yang ditempuhnya dan ia yakin akan indah di akhirnya. (yass)