Aspirasi #TolakMissWorld, Mendikbud Didesak untuk Bersikap -->

Aspirasi #TolakMissWorld, Mendikbud Didesak untuk Bersikap

Zak
Minggu, 08 September 2013
Islamedia - Aspirasi penolakan Miss World terus bermunculan. Sedikitnya 11 ormas Islam besar yang dipimpin Ketua PBNU KH Said Agil Siradj menolak tegas pelaksanaan kontes adu kecantikan itu. Dari 5 alasan yang dikemukakan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) itu, di antaranya ialah karena event Miss WOrld bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan etika serta budaya bangsa Indonesia. LPOI juga memandang bahwa kegiatan komersialisasi tubuh perempuan itu bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Senada dengan LPOI, elemen umat lain yang tergabung dalam Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) bersama para tokoh muslimah juga menyuarakan penolakan serupa. Di antara para tokoh muslimah itu ialah Eka Shanty (World Muslimah Foundation), Resya (PP Persistri), E Suprapti (DPP Al Hidayah), Sri Vira (Adara Relief), DR Azizah (BMOIWI), Navitri (Al Hakim Menteng), Atim (UMI), Syevi (Al Ishlah), Suci Susanti (CGS), dan Rita Soebagio (KMKI).

Pakar Pendidikan Islam, Doktor Adian Husaini, dalam kesempatan terbaru, menyatakan betapa bahayanya kalau Miss World sampai jadi digelar di Indonesia.

"Yang paling serius dari Miss World itu (karena dia) menghancurkan konsep pendidikan," tandas Adian.

Karenanya ia menyayangkan perihal Mendikbud M Nuh yang belum mengeluarkan sikap penolakannya.

"Yang ikut bertanggungjawab itu Mendikbud," ujar Adian.

Ia juga mengutip pendapat salah seorang mantan Menteri Pendidikan Daoed Joesoef, yang menurutnya "sangat sekuler" tetapi masih "rasional" dengan menolak tegas "kontes ratu-ratuan".

"Itu panitianya menipu. (Mereka) tidak bilang, padahal sebenarnya (ajang itu) untuk ambil keuntungan," kata Adian.

"Kalau dibilang ada manfaatnya, maka pelacuran judi khamr juga ada manfaatnya bagi orang (tertentu)," sindir Adian.

Elemen umat pada umumnya menolak dalih panitia untuk manfaat pariwisata. Alih-alih mengoptimalkan potensi pariwisata secara serius, malah menggelar event pamer aurat.

"Slogan 3B (Brain, Beauty, Behaviour), hanyalah sebentuk kamuflase panitia agar tak dinilai mengeksploitasi fisik perempuan," kata Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) dalam pernyataan penolakannya seperti dikutip Dakwatuna.

"Kontes Miss World erat kaitannya dengan kapitalisme, ujung-ujungnya adalah duit. Namun, dibungkus dengan alasan-alasan klise seperti memajukan pariwisata, kesenian, dan lain-lain.

"Padahal tujuan kontes ini secara tersirat adalah meraup keuntungan besar dari bisnis perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, perusahaan pendukung terselenggaranya Miss World di Indonesia (MNC Group), dan pihak-pihak terkait yang namanya dicitrakan melalui acara ini," urai pernyataan organisasi yang menaungi lembaga dakwah kampus se-Indonesia itu. [ismed/dakwatuna]