Islamedia - Tindakan keji aparat keamaanan Mesir membantai ribuan demonstran pro
Mursi yang melakukan aksi duduk di dua kamp protes di Kairo mendapat
kecaman dari berbagai penjuru dunia, termasuk Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan tindakan biadab rezim kudeta tersebut adalah tindakan yang "tidak dapat diterima".
Ia menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab untuk mengambil tindakan-tindakan segera untuk menghentikan apa yang disebut sebagai "pembantaian" di Mesir dan mengatakan bahwa diamnya dunia internasional telah membuka jalan bagi pemerintah kudeta Mesir meluncurkan serangan lebih biadab.
"Masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab, harus segera bertindak untuk menghentikan pembantaian ini," kata kantor Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah pernyataan.
Koordinator Rumah Sakit Al-Maidani di Rabiah al Adawiya, Dr. Yahya Makkiya sebagaimana dikutip Islammemo melaporkan bahwa 2.200 orang tewas sementara 10.000 lainya terluka pada Rabu (14/8/2013) ketika aparat keamanan Mesir bergerak ke kamp-kamp demonstran pendukung Mursi untuk mengakhiri protes yang berlangung sejak presiden mursi digulingkan militer awal Juli lalu.
Pasukan Keamanan Mesir meluncurkan sebuah tindakan keras terhadap para demonstran di dua kamp protes di Rabaa Al Adawiya dan Nahda Square di Kairo.
Operasi dimulai tak lama setelah fajar ketika pasukan mengepung kamp di Rabaa al-Adawiya di Kairo timur dan yang serupa dengan di Nahda Square, di pusat ibukota keamanan.[aje/islamedia]
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan tindakan biadab rezim kudeta tersebut adalah tindakan yang "tidak dapat diterima".
Ia menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab untuk mengambil tindakan-tindakan segera untuk menghentikan apa yang disebut sebagai "pembantaian" di Mesir dan mengatakan bahwa diamnya dunia internasional telah membuka jalan bagi pemerintah kudeta Mesir meluncurkan serangan lebih biadab.
"Masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab, harus segera bertindak untuk menghentikan pembantaian ini," kata kantor Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah pernyataan.
Koordinator Rumah Sakit Al-Maidani di Rabiah al Adawiya, Dr. Yahya Makkiya sebagaimana dikutip Islammemo melaporkan bahwa 2.200 orang tewas sementara 10.000 lainya terluka pada Rabu (14/8/2013) ketika aparat keamanan Mesir bergerak ke kamp-kamp demonstran pendukung Mursi untuk mengakhiri protes yang berlangung sejak presiden mursi digulingkan militer awal Juli lalu.
Pasukan Keamanan Mesir meluncurkan sebuah tindakan keras terhadap para demonstran di dua kamp protes di Rabaa Al Adawiya dan Nahda Square di Kairo.
Operasi dimulai tak lama setelah fajar ketika pasukan mengepung kamp di Rabaa al-Adawiya di Kairo timur dan yang serupa dengan di Nahda Square, di pusat ibukota keamanan.[aje/islamedia]