Titipan Do'a Untuk Saudaraku Yang Beri'tikaf -->

Titipan Do'a Untuk Saudaraku Yang Beri'tikaf

Selasa, 30 Juli 2013


Islamedia -
"Makar pun lingkari indahnya negeri.
Tambahkan kesengsaraan yang tak hilang.

Namun janji Allah datanglah pasti.
Kembalikan cahaya surya nan cemerlang." - Izzatul Islam.

Allah telah menganugerahkan kepada umat muslim sebuah bulan yang mulia dimana doa begitu kuat mustajabnya dan pahala dilipat gandakan. Di dalamnya ada satu malam yang keutamaannya setara dengan 1000 bulan, yang diburu oleh muslim yang ber-i'tikaf di 10 hari terakhir.

Saudaraku, apakah anda mengagendakan i'tikaf di bulan ini? Mungkin sudah ada yang memulai sejak malam ke-20 kemarin. Ada juga yang sengaja terbang ke Mekkah demi i'tikaf di Masjidil Haram. Taqobalallahu minkum, semoga Allah menerima amal kalian semua.

Bagi yang terhambat oleh suatu urusan sehingga menghalanginya i'tikaf secara full, semoga Allah mempermudah agar dapat i'tikaf seberapapun sempatnya.

Saudaraku, dalam ibadah i'tikaf anda yang penuh ketenangan dalam lingkungan masjid dan lindungan dari panas matahari di garis khatulistiwa, mohon jangan lupakan bahwa ada saudara-saudara muslim kita yang malam-malam Ramadhannya semarak oleh teror dan kejahatan musuh Allah. Jangan lupakan saudara-saudara kita di Palestina, khususnya Gaza yang terisolir. Jangan lupakan saudara-saudara kita di Suriah yang ditindas oleh Bashar 'Assad dan gerombolan syi'ahnya. Jangan lupakan saudara kita di Mesir yang berjuang meruntuhkan tirani. Jangan lupakan saudara kita muslim Rohingya yang terzhalimi. Dan suadara-saudara muslim kita yang lain di bumi jihad.

Saudaraku, masih terdengar kan jeritan mereka di sana? Apakah rintihan itu menyayat hatimu? Apakah tangis mereka mengguncang hatimu? Di atas karpet masjid tempat kau bersimpuh, ingat-ingatlah mereka saudaraku. Sisihkan air matamu membayangkan mereka.

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim)
Saudaraku, berdoalah untuk mereka. Senantiasa doakan mereka. Jangan sampai alpa. Saat engkau mengangkat tangan sehabis sholat fardhu, di sepertiga akhir malam, pada qunut nazilah, saat kening menyatu dengan lantai di sujud terakhirmu dalam sholat, saat berbuka puasa, kenang-kenanglah mereka, sebutlah mereka, doakan lah mereka!

Doa seorang Muslim untuk saudaranya dalam keadaan zahril gaib (tidak bersama saudara yang didoakan) mustajab, (dan) di atas kepalanya (orang yang mendoakan) ada Malaikat yang diutus, setiap kali orang itu berdoa untuk kebaikan saudaranya, maka Malaikat itu akan berkata “amin, dan bagimu seperti itu juga”. (HR. Muslim).
Atas nikmatnya kita bisa beribadah dengan tenang di Nusantara ini. Meski makar musuh Allah tetap mengintai kita, tapi bukan pada level darah tertumpah dan nyawa terenggut. Dalam kelapangan ini, ingat-ingatlah orang-orang yang harusnya kita cintai di belahan bumi sana!

“Tidak beriman seorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari).
Berdoalah saudaraku, agar Allah melapangkan kehidupan saudara kita di Gaza dan Palestina! Semoga tembok tebal yang mengisolasi mereka Allah runtuhkan, begitu juga penjajah Israel. Berdoalah saudaraku agar Allah menghancurkan pasukan Bashar Assad dan Allah menyatukan hati-hati para mujahidin yang berjuang di Suriah! Berdoalah agar Allah menggulingkan Sisi dan anteknya dan Allah menghinakan mereka, agar Allah mengembalikan hak Mursi, mengembalikan kebebasan muslim Mesir, dan mengokohkan mereka! Berdoalah agar muslim Rohingya terbebas dari kezaliman dan pembantaian. Dan berdoalah untuk muslim di Irak, di Afghanistan, di Kashmir, dan di bumi Allah.

Juga doakan untuk umat muslim di Indonesia, karena kita juga tidak luput dari makar musuh-musuh Islam yang tak ingin kemaksiatan terganggu, yang tak ingin umat Islam berjaya ekonominya, yang tak ingin umat Islam memimpin untuk di negerinya sendiri. Makar yang ditopang media bermodal besar, aparat yang berkhianat, dan gerombolan liberalis yang pandai memutar-balikkan fakta dan bersilat lidah.

Berdoalah untuk seluruh umat Islam di dunia, agar Allah melindungi kita semua.

Terakhir, untuk kita yang berada dalam ketenangan suasana masjid tempat beri'tikaf, renungkanlah surat seorang mujahid Abdullah bin Mubarak kepada Fudhail bin Iyadh yang kala itu tengah asyik beribadah di Haramain. Bayangkan ini adalah surat dari mereka di tanah jihad kepada kita.

“Wahai ahli ibadah di dua tanah Haram ... seandainya kau melihat kami, niscaya kau akan tahu bahwa engkau dan ibadahmu itu hanyalah main-main belaka ..
Orang yang membasahi pipinya dengan linangan air matanya ... sementara kami membasahi leher kami dengan darah-darah kami ..
Atau orang yang membuat lelah kuda perangnya dalam kesia-siaan ... sementara kuda-kuda kami lelah payah di medan pertempuran ..
Aroma bagimu adalah wewangian yang semerbak, sementara wewangian kami …. adalah pasir dan debu-debu yang mengepul …
Telah datang kepada kita sabda sang nabi …. Perkataan yang jujur lagi benar dan tidak dusta …
Bahwa tidaklah sama debu-debu kuda di jalan Allah yang menempel di hidung seseorang dan kobaran asap dan api yang menyala-nyala …
Inilah kitabullah yang berbicara di antara kita … orang mati syahid itu tidaklah mati, dan ini bukanlah kedustaan …”

Allahummanshur ikhwanana muslimina fi kulli makaan...

30 Juli 2013, Dalam derai tangis,
Abu Raudhah