Diawal perkenalan, jantung berdegub kencang, malu-malu apalagi menjadi yang tertua. Tapi itu bukanlah jarak karena tak terasa hari ini telah terikat dalam bingkai ukhuwah.
Rasa ini, seperti telah lama kurasa tapi hilang ntah dimana hingga ku kecarian. Diawal ku masih meraba-raba, inikah rasa yang kudambakan. Inikah rasa yang kudambakan ketika semua penat hilang menjadi keberkahan ketika bersua dalam lingkaran kecil dengan semua pengorbanan jiwa dan raga.
Kata, itulah yang seringkali kami uraikan. Terangkai satu demi satu menjadi sebuah keutuhan, mengikat kami dalam kebersamaan. Kata ini tak mudah merangkainya, setiap tetesannya dengan sabar yang akhirnya membentuk lingkaran keutamaan walalupun asalnya adalah batu yang kerasa.
Begitupula Kata yang akhirnya memisahkan kami karena kata telah membentuk jalan kami masing-masing. Tapi, kata tetaplah yang akan selalu menyatukan hati-hati ketika berada pada lingkaran-lingkaran baru nantinya.
Pergantian lingkaran maka akan ada pergantian kata tapi tetap, tetap saja miliki makna yang sama.
Allah, inikah sepenggal firdausmu didunia? Ku yakin, karena ku bersyukur berada di dalamnya.[Faguza/islamedia]