Lepas Du'at Ke Thailand Selatan, Menag: "Jembatan Perdamaian Telah Terbentang" -->

Lepas Du'at Ke Thailand Selatan, Menag: "Jembatan Perdamaian Telah Terbentang"

Selasa, 23 Juli 2013
Islamedia - Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan, "jembatan perdamaian" di Thailand Selatan sudah terbentang dan biarkan "jembatan" tersebut dilalui, sehingga ke depan perdamaian abadi segera tercapai di kawasan tersebut.

Pernyataan Menteri Agama tersebut dikemukakan ketika melepas 10 dai yang akan bertugas di Thailand Selatan selama sepekan (24-30 Juli 2013) di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa.

Hadir pada saat itu Wamenag Nasaruddin Umar, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Irjen M. Jasin, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamal, mantan Dubes Indonesia untuk Thailand Moh. Hatta dan para pejabat eselon II di lingkungan kementerian tersebut.

"Jembatan perdamaian" yang dimaksud Menag adalah hubungan Indonesia sebagai "juru damai" antara pemerintah Kerajaan Thailand dengan warga Thailand Selatan yang menganut agama Islam kini semakin kokoh.

Hal itu ditandai dengan kunjungan tokoh masyarakat dan agama dari Thailand Selatan, belum lama ini, ke Indonesia guna melihat langsung kondisi Indonesia dengan segala kemajemukannya.

Di antara para tokoh masyarakat Thailand Selatan terlihat makin percaya akan upaya Indonesia untuk menciptakan kedamaian di negeri itu.

Terlebih lagi Kemenag telah memberi bea siswa kepada 50 orang warga di negeri itu untuk menyelesaikan pendidikan strata satu, dua dan tiga.

Bantu warga Thailand

Belum lama ini juga Indonesia membantu warga di Thailand Selatan untuk mendirikan pusat laboratorium Bahasa Indonesia. Ke depan program pertukaran ulama akan ditingkatkan lagi, katanya.

Thailand Selatan melalui Southern Border Province Administration Center (SBPAC) atau Pusat Pemerintahan Provinsi Perbatasan Thailand Selatan sebelumnya telah melakukan kunjungan kerja ke Indonesia. Bahkan para tokoh dan pemuka masyarakat dari wilayah tersebut menyempatkan diri untuk bertemu Sri Sultan Hamengkuwono X di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Suryadharma Ali, pemerintah Thailand sangat berharap Indonesia memainkan peran untuk menciptakan perdamaian di wilayah itu. Karena itu, kunjungan 10 dari ke Thailand Selatan merupakan kerja konkret dari upaya untuk menciptakan perdamaian. Sebelumnya ia sendiri telah melakukan kunjungan kerja ke Thailand Selatan untuk mendengar langsung keinginan warga di sana.

"Jembatan perdamaian" sudah terbentang, kata Menag mengulangi lagi. Tapi, lanjut dia, fukos menuju perdamaian harus segera terwujud. Para tokoh masyarakat di Thailand Selatan kini juga sudah menaruh kepercayaan kepada SBPAC.

Biasanya, jika ada badan pemerintah oleh warga Thailand Selatan dicurigai. Tetapi kini tidak, mereka sudah menaruh kepercayaan. Ini juga merupakan modal guna menuju pedamaian di sana meski masih sejumlah masalah masih banyak.

Masalahnya memang kompleks di sana. Baik dari aspek kesejarahan maupun sosial politik. Apalagi warga di wilayah itu masih terhimpit dengan kemiskinan. Tapi, jika masalah itu berhasil diinventarisasikan, maka ke depan bisa diselesaikan secara bertahap. "Membangun negeri itu perlu kesabaran," katanya.

Ia mengharapkan para dai yang akan melakukan misi perdamaian di wilayah itu bisa memberikan suasana keteduhan dan memberi inspirasi bahwa kesetabilan untuk membangun ekonomi lebih baik sangat diperlukan. Stabil dalam bidang keamanan, politik dan ekonomi akan bermuara pada kesejahteraan bagi warga Thailand Selatan.

Para dai yang akan melaksanakan tugas misi perdamaian di Thailand Selatan adalah: Dr. H. Munzir Suparta MA, Dr. Noor Ahmad MA, Prof. Dr. H. Utang Ranuwijaya MA, Prof. Dr. H. Maman Abdurahman, Dr. H. Yusnar Yusuf Rangkuti, Dr. Ahmad Ilyas Ismail MA, Mochammad Buckhori Muslim Lc, KH. ahmad Raodi Bahar, Drs. H. Yatonazun Banhaji Tamyiz MM, Helmi Saltian Salim SE.(ant)